Liputan6.com, Jakarta - Revolusi industri 4.0 membawa konsekuensi, salah satunya berupa perkembangan luar biasa di bidang teknologi internet. Hal ini secara nyata tercermin saat terjadi pandemi COIVD-19, di mana permintaan internet melonjak untuk memfasilitasi pertemuan nirsentuh.
Di tengah hingar bingar disrupsi teknologi, sayangnya pasar modal Indonesia saat itu belum memiliki emiten dari sektor tersebut. Hingga pada 2021 PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi pionir pencatatan saham oleh perusahaan sektor internet.
Baca Juga
"Jadi booming paling besar ketika pandemi Covid-19. Tidak dapat dipungkiri terjadi akselerasi penggunaan internet ketika pandemi. Banyak investor tertarik. Namun saat itu belum ada emiten yang listing di Bursa. Jadi pionirnya Bukalapak di 2021. Dan sejak saat itu, banyak investor yang masuk ke sektor tersebut," kata Research Analyst CGS, CIMB Sekuritas Indonesia, Ryan Winipta dalam Money Buzz bertajuk Sektor Internet: Kian Melaju Jelang Pemilu, Selasa (8/8/2023).
Advertisement
Saat ini, Ryan menyebut setidaknya ada tiga emiten sektor internat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).
Ryan mengakui, prospek sektor internet tidak bisa diukur hanya pada momentum singkat. Lebih lanjut, prospek sektor ini untuk jangka panjang lebih dipengaruhi dari sisi fundamental. Melihat perkembangan sektor internet dewasa ini, Ryan cukup optimis sektor tersebut akan mampu mencatatkan kinerja positif secara berkelanjutan di masa mendatang.
"Sekarang tantangannya bagaimana emiten dapat capai profitabilitas yang sustain ke depannya. Mudah-mudahan seperti GOTO dan BUKA yang ingin capai profitabilitas di tahun ini, mudah-mudahan tercapai. Kalau tercapai, saya rasa ke depannya akan bagus untuk outlook sektor internet," imbuh Ryan.
Sentimen Pemilu
Untuk jangka pendek, Ryan menyebutkan salah satu pengungkit kinerja sektor internet adalah adanya gelaran pemilu tahun depan. Secara historis, Ryan menjelaskan bahwa sektor konsumsi akan naik jelang pemilu yang pada akhirnya meningkatkan permintaan pada platform milik emiten sektor internet.
Mengingat pemilu akan berlangsung pada Februari 2024, Ryan memperkirakan kenaikan konsumsi bakal terjadi pada paruh kedua atau sepanjang kuartal III dan kuartal IV tahun ini.
"Jadi secara top line, saya rasa di semester II akan ada dampak positif untuk GMV maupun TPV dari emiten sektor internet di Indonesia, termasuk GOTO dan Bukalapak. Saya dari CIMB Sekuritas Indonesia, kita masih suka BUKA dan GOTO karena keduanya masih on track untuk mencapai profitabilitas secara adjusted EBITDA pada kuartal IV 2023," ujar Ryan.
Advertisement
Menakar Prospek Sektor Internet Jelang Pemilu
Sebelumnya, sektor internet disebut menjadi salah sektor yang bakal terimbas positif dari gelaran pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) 2024.
Research Analyst CGS, CIMB Sekuritas Indonesia, Ryan Winipta menuturkan, sektor internet akan mendulang cuan dari kenaikan pola konsumsi masyarakat jelang pemilu.
"Secara dampaknya pemilu tidak secara langsung berdampak ke sektor internet. Kalau secara historis, pemilu dapat menaikkan konsumsi masyarakat beberapa bulan atau beberapa kuartal sebelum pemilu. Dan itu secara tidak langsung berdampak positif pada topline emiten yang ada di ecommerce atau on demand services, dan mitra Bukalapak misalnya," kata Ryan dalam Money Buzz bertajuk Sektor Internet: Kian Melaju Jelang Pemilu, Selasa (8/8/2023).
Sebagai gambaran, Ryan menyebut setidaknya ada tiga emiten sektor internet yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).
Mengingat pemilu akan berlangsung pada Februari 2024, Ryan memperkirakan kenaikan konsumsi bakal terjadi pada paruh kedua atau sepanjang kuartal II dan kuartal IV 2023.
Namun, perlu dicatat, Ryan memperingatkan adanya tren normalisasi konsumsi setelah momentum besar seperti pemilu. Di mana konsumsi masyarakat akan cenderung turun. Kondisi ini serupa dengan momentum Lebaran, di mana terjadi ledakan konsumsi saat momen berlangsung tetapi cenderung anyep setelahnya.
"Jadi secara top line, saya rasa di semester II akan ada dampak positif untuk GMV maupun TPV dari emiten sektor internet di Indonesia, termasuk GOTO dan Bukalapak. Saya dari CIMB Sekuritas Indonesia, kita masih suka BUKA dan GOTO karena keduanya masih on track untuk mencapai profitabilitas secara adjusted EBITDA pada kuartal IV 2023," ujar Ryan.
Bagaimana Prospek Sektor Internet Jangka Panjang?
Ryan mengakui, prospek internet tidak bisa diukur hanya pada momentum singkat seperti pemilu. Lebih lanjut, prospek sektor ini untuk jangka panjang lebih dipengaruhi dari sisi fundamental.
Melihat perkembangan sektor internet dewasa ini, Ryan cukup optimistis sektor tersebut akan mampu mencatatkan kinerja positif secara berkelanjutan di masa mendatang.
"Sekarang tantangannya bagaimana emiten dapat capai profitabilitas yang sustain ke depannya. Mudah-mudahan seperti GOTO dan BUKA yang ingin capai profitabilitas di tahun ini, mudah-mudahan tercapai. Kalau tercapai, saya rasa ke depannya akan bagus untuk outlook sektor internet," imbuh Ryan.
Advertisement