Beda Arah, Cek Harga Saham TOTO dan GoTo pada Jumat 11 Agustus 2023

Saham TOTO saat ini berada pada posisi 230, sama dengan harga pembukaan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Agu 2023, 11:46 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2023, 11:46 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Saham PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau beda arah pada perdagangan hari ini, Jumat 11 Agustus 2023. Pada perdagangan sesi I, saham TOTO terpantau berada di zona hijau, sementara GOTO menyelam di zona merah.

Melansir data RTI, saham TOTO saat ini berada pada posisi 230, sama dengan harga pembukaan. Saham TOTO bergerak di zona hijau pada rentang 230-234. Frekuensi perdagangan saham TOTO tercatat sebanyak 78 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 334,20 ribu lembar senilai Rp 76,95 juta.

Kapitalisasi pasar TOTO saat ini tercatat sebesar Rp 2,37 triliun. Dalam sepekan, harga saham TOTO stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham TOTO turun 12,88 persen.

Sementara saham TOTO bergerak di zona hijau, saham GOTO turun 2,13 persen ke posisi 92. Saham GOTO sempat menguat ke posisi 96 sesaat setelah perdagangan dibuka, sebelum turun pada posisi 90. Frekuensi perdagangan saham GOTO tercatat sebanyak 17.146 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 1,75 miliar lembar senilai Rp 162,34 miliar.

Kapitalisasi pasar GOTO saat ini tercatat sebesar RP 108,96 triliun.Dalam sepekan, harga saham GOTO terkoreksi 14,81 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham GOTO susut 69,54 persen. Namun secara year to date, harga saham GOTO masuk mengalami kenaikan tipis 1,10 persen.

Profil Singkat TOTO

PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) bergerak dalam bidang usaha produksi dan penjualan saniter, fittings dan peralatan sistem dapur.

Perusahaan merupakan hasil patungan antara CV Surya dan TOTO Ltd Jepang pada Juli 1977. joint venture ini adalah bentuk usaha kerjasama pertama kali di luar Jepang yang dijalin oleh TOTO Ltd. sejak Perang Dunia Kedua.

Pabrik produk saniter pertama perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1978 dengan 65 orang tenaga kerja. Pada 1980, perseroan mulai mengekspor hasil produk saniternya ke mancanegara.

Lima tahun berselang, pada 1985 dibangun pabrik fitting (produk-produk saniter, seperti kran air, shower, dan lain sebagainya). Pabrik ini juga terus dikembangkan dengan berbagai fasilitas penyempurnaan, termasuk mesin pengecor kuningan dan mesin injeksi plastik.

IPOPerseroan melaksanakan penawaran umum saham ke masyarakat (Initial Public Offering/IPO) pada 1990 dan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Dengan memanfaatkan dana yang terhimpun dari penawaran umum tersebut, dibangunlah pabrik saniter baru di daerah Cikupa, Tangerang, yang mulai berproduksi pada 1992.

Pada 2006, Perseroan melakukan penggabungan usaha (merger) dengan anak Perseroan, PT Surya Pertiwi Paramita, yang sekaligus merupakan langkah strategis guna memperluas pasarnya ke segmen peralatan sistem dapur dan produk rumah tangga terkait lainnya.

 

Kinerja

Hingga paruh pertama 2023, TOTO membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/3/2023), pendapatan perseroan sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 2,08 triliun. Pendapatan ini naik 13,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,83 triliun.

Dari raihan tersebut, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 313,41 miliar. Laba ini naik 99,96 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 156,74 miliar. Sehingga laba per saham naik menjadi Rp 30,37 dari sebelumnya Rp 15,19.

Dari sisi aset TOTO sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 3,3 triliun dari Rp 3,24 triliun pada 2021. Liabilitas turun menjadi Rp 1 triliun dari RP 1,11 triliun pada 2021.

Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 2,3 triliun dari Rp 2,13 triliun pada Desember 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya