2 Anak Usaha Grup Lippo Masuk Daftar 100 Perusahaan Terbesar di Indonesia versi Fortune

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengapresiasi PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Multipolar Tbk yang masuk Fortune Indonesia 100.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Agu 2023, 15:44 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 15:40 WIB
2 Anak Usaha Grup Lippo Masuk Daftar 100 Perusahaan Terbesar di Indonesia  versi Fortune
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Multipolar Tbk (MLPL), dua anak usaha konglomerasi Lippo Group berhasil menembus Fortune Indonesia 100.(Dok LPKR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Multipolar Tbk (MLPL), dua anak usaha konglomerasi Lippo Group berhasil menembus Fortune Indonesia 100. Predikat itu disandang menyusul keberhasilan kelompok usaha itu mengelola bisnisnya, mulai dari properti, kesehatan, dan pendidikan bagi kemajuan ekonomi nasional.

"Terima kasih. Ini adalah bentuk pengakuan membanggakan atas kinerja Lippo Karawaci dan Multipolar,” kata Direktur Eksekutif grup Lippo John Riady dalam keterangan resminya, Senin (21/8/2023).

Fortune Indonesia 100 adalah daftar 100 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan perolehan pendapatan. Saat ini, Fortune Indonesia telah dirilis untuk ketiga kali. 

Daftar 100 perusahaan terbesar Indonesia didominasi perusahaan energi dan batu bara. Dua sektor ini menyumbang perusahaan-perusahaan berpendapatan terbesar paling banyak pada daftar Fortune Indonesia 100. Menyusul, sektor teknologi, perbankan, dan asuransi menyumbang.

Fortune Indonesia 100 hanya mencatat perusahaan-perusahaan berpendapatan minimal Rp10,51 triliun berdasarkan kinerja keuangan tahun 2022, acuan itu meningkat dari Rp8,4 triliun pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, meski bergerak di sektor properti Lippo Karawaci dan sektor jasa teknologi Multipolar masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100. 

LPKR menempati peringkat ke-70, dengan catatan pendapatan tembus Rp14,8 triliun. Sedangkan MLPL duduk pada peringkat ke-98 dengan torehan pendapatan Rp10,8 triliun.

John menilai masuknya LPKR dan Multipolar semakin menegaskan bahwa konglomerasi ini ikut berkontribusi terhadap perekonomian nasional secara signifikan. 

"Tidak saja dengan catatan pendapatan, melainkan juga ini pastinya berkontribusi terhadap pajak atau penerimaan negara, serta lebih jauh terhadap pelayanan bagi masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Dia bilang, penilaian Fortune Indonesia 100, terbilang ketat karena itu daftar perusahaan tersebut cukup bergengsi. Apalagi pada daftar kali ini, Fortune menaikkan batas pendapatan seiring pemulihan ekonomi nasional. Metodologi Fortune Indonesia pun tetap mengacu pada standar Fortune Global 500, yang bertahan hamper 70 tahun.

Kontribusi Perseroan

Lippo Karawaci meluncurkan apartemen dengan ruang 2 lantai (mezanin) bertajuk URBN X di kawasan strategis di Lippo Village, Tangerang. (Dok LPKR)
Lippo Karawaci meluncurkan apartemen dengan ruang 2 lantai (mezanin) bertajuk URBN X di kawasan strategis di Lippo Village, Tangerang. (Dok LPKR)

Menurut ia, tampilnya dua emiten Lippo Group merupakan kepercayaan penuh bagi konglomerasi. Saat ini, Lippo Group melayani tidak kurang 65 juta orang Indonesia melalui berbagai tentakel bisnisnya.

"Dengan catatan kinerja yang baik dari LPKR dan MLPL, ini mencerminkan Lippo Group semakin dipercaya oleh para mitra, kami optimistis bisa melayani lebih banyak lagi masyarakat Indonesia,” kata John.

Di sisi lain, peringkat bergengsi Fortune Indonesia 100 juga memacu Lippo Group untuk memperkuat bisnis dari lini lainnya. Hal itu, kata John, akan ditempuh dengan berbagai strategi agar setiap unit bisnis dan keberadaan Lippo Group terus relevan bagi perubahan zaman.

"Saat perekonomian kini didorong berbagai kemajuan digital, kami telah lama ikut berkontribusi dari sisi pendanaan dan pengembangan startup. Dari sisi layanan, kami bisa dikatakan pionir dalam penerapan konsep omnichannel,” kata dia.

Dia menuturkan, perubahan era dan perkembangan ekonomi terjadi setiap waktu. Selain itu, berkaca dari peringkat Fortune Indonesia 100, sedekade silam mungkin peringkat akan didominasi perusahaan-perusahaan dari sektor komoditas.

“Saat ini, sektor teknologi, jasa, dan industri mulai mengimbangi,” kata John.

John menilai jauh ke depan tidak menutup kemungkinan sektor seperti properti bisa terus melesat seiring kebutuhan perumahan, hingga perubahan pola hidup.

"Dalam bisnis, semuanya menjadi mungkin. Karena itu, Lippo Group senantiasa mempersiapkan diri untuk terus melakukan inovasi dan perubahan,” ujar dia.

 

 

Lippo Karawaci Kantongi Laba Rp 1,15 Triliun pada Semester I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melaporkan kinerja keuangan perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan Rp 8,01 triliun. Pendapatan itu naik 18,50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,76 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 4,6 triliun dari Rp 3,9 triliun pada semester I 2022. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 3,4 triliun, masih naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,78 triliun.

Pada periode ini, beban usaha tercatat sebesar Rp 2,09 triliun, penghasilan lainnya tercatat sebesar Rp 1,37 triliun, dan beban lainnya sebesar Rp 153,12 miliar. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 2,52 triliun, naik signifikan dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 87,21 miliar.

 

 

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (28/7/2023), pada paruh pertama tahun ini perseroan membukukan beban keuangan sebesar Rp 894,19 miliar dan bagian laba dari entitas asosiasi sebesar Rp 47,67 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, Lippo Karawaci berhasil mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,15 triliun.

Berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan rugi Rp 1,21 triliun. Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 49,89 triliun dari Rp 49,87 triliun pada Desember 2022.

Liabilitas susut menjadi RP 29,5 triliun dari sebelumnya Rp 30,73 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 20,38 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 19,14 triliun.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya