Chandra Asri Gandeng BRI Salurkan Pembiayaan untuk Rantai Industri Petrokimia

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan menilai cermat pelanggan korporat untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Agu 2023, 18:46 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2023, 18:43 WIB
Chandra Asri Gandeng BRI Salurkan Pembiayaan untuk Rantai Industri Petrokimia
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menandatangani MoU untuk sediakan fasilitas pembiayaan. (Foto:Chandra Asri)

Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bagi pelanggan polimer domestik Chandra Asri.

Penandatanganan beleid itu telah dilakukan pada Selasa, 29 Agustus 2023. Kolaborasi pemberian fasilitas pembiayaan ini menjadi skema pembiayaan pertama yang dirancang khusus oleh BRI untuk industri petrokimia. Pemberian fasilitas pembiayaan dilakukan untuk meningkatkan volume transaksi wholesale sekaligus mendukung fokus Indonesia dalam memperkuat hilirisasi industri dengan mengoptimalkan pengolahan bahan baku di dalam negeri.

Kerja sama ini juga diharapkan dapat menunjang daya saing rantai nilai industri, mendorong stabilitas rantai pasok, dan memberikan nilai tambah pada produk petrokimia nasional.

"Kolaborasi antara Chandra Asri dengan BRI juga merupakan apresiasi bagi pelanggan kami yang telah memilih kandungan produk dalam negeri untuk mendukung bisnis mereka. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Perseroan untuk menjadi mitra pertumbuhan dengan secara efektif menjawab tantangan permintaan domestik dan mendukung industri hilir Indonesia secara berkelanjutan," kata Polymer Sales Director Chandra Asri, Raymond Budhin dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/8/2023).

Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan, Chandra Asri akan menilai secara cermat pelanggan korporat. Selanjutnya, Perseroan akan merekomendasikan pelanggan yang memenuhi kriteria kepada BRI untuk mendapat akses fasilitas pembiayaan tersebut.

Pengembangan Bisnis

Fasilitas ini juga bisa didapatkan oleh konsumen yang membeli dari pelanggan langsung Chandra Asri. Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto mengatakan, kerja sama ini merupakan bentuk pengembangan bisnis yang kuat antara BRI dan Chandra Asri, serta komitmen BRI dalam memberikan financial solution terintegrasi dan inovatif bagi pelanggannya.

"Kerja sama ini mendorong BRI untuk memberikan layanan secara berkesinambungan dalam ekosistem bisnis Chandra Asri dari hulu ke hilir sehingga dapat menciptakan nilai tambah di segmen menengah, ritel, hingga mikro," kata dia.

Chandra Asri berkomitmen untuk menjadi mitra strategis bagi sektor hilir dengan terus mendukung ambisi Indonesia menjadi produsen petrokimia terbesar di Asia Tenggara. Signifikansi produk petrokimia, seperti polimer, terletak pada pemanfaatannya yang luas oleh industri hilir dalam produk kebutuhan sehari-hari, seperti pada kemasan, peralatan rumah tangga, komponen plastik otomotif, alat medis, dan sebagainya.

 

Chandra Asri Petrochemical Catat Pendapatan USD 1,07 Miliar

Jetty PT Chandra Asri Petrochemical
Jetty PT Chandra Asri Petrochemical (Sumber: www.chandra-asri.com)

Sebelumnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengumumkan kinerja keuangan periode enam bulan yang berakhir pada akhir Juni 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan maupun laba bersih.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (1/8/2023), pendapatan TPIA turun 19,54 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi USD 1,07 miliar pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, pendapatan TPIA berada di level USD 1,33 miliar.

Adapun pendapatan TPIA hingga semester I 2023 berasal dari segmen bisnis polyolefin yakni sebesar USD 728,94 juta. Bisnis olefin juga memiliki kontribusi besar bagi pendapatan TPIA senilai USD 419,33 juta.

Sementara itu, beban pokok pendapatan TPIA menurun 23,30 persen yoy dari USD 1,33 miliar pada semester I 2022 menjadi USD 1,02 miliar pada semester I 2023.

Beban penjualan TPIA juga ikut turun 14,72 persen yoy menjadi USD 31,74 juta pada semester I 2023, dibandingkan semester I 2022 sebesar USD 37,22 juta.

Di samping itu, TPIA mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar USD 6,31 juta pada semester I 2023, berbanding terbalik dengan semester I 2022 yang mana TPIA meraih laba kurs mata uang asing USD 844.000.

Hingga semester I 2023, TPIA masih mencatatkan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 586.000 atau menurun 99,09 persen yoy dibandingkan rugi bersih pada semester I 2022 sebesar USD 64,62 juta.

Kemudian, Chandra Asri memiliki jumlah aset senilai USD 5,01 miliar pada akhir semester I 2023. Angka tersebut tumbuh 16,78 persen dibandingkan akhir 2022 lalu sebesar USD 4,92 miliar. 

Liabilitas naik menjadi USD 2,16 miliar pada kuartal II 2023 dari tahun sebelumnya USD 2,12 miliar. Sementara ekuitas hingga Juni 2023 naik menjadi USD 2,84 miliar dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar USD 2,80 miliar.

 

Investasi Chandra Asri

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Pada Juni 2023, Chandra Asri melalui anak usahanya, yakni Krakatau Daya Listrik, telah menyetujui untuk berinvestasi hingga USD 200 juta.  Melalui KDL, Chandra Asri meningkatkan kepemilikannya dalam Krakatau Posco Energy (KPE), dari 10 persen menjadi 45 persen. 

Hal ini dilakukan agar bisa berinvestasi bersama dengan Krakatau Posco untuk membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt (MW) setelah final investment decision diambil. 

"Langkah ini mengukuhkan komitmen perseroan untuk memperdalam kemitraan strategis dan memperkuat posisinya sebagai investor kunci dalam sektor energi," ungkap Suryandi.

Dia menambahkan, Chandra Asri terus melakukan perkembangan dalam perjalanan Environmental, Social, dan Governance (ESG).

"Perseroan telah tergabung ke dalam Indeks IDX ESG Leaders seperti yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berada dalam 1 persen teratas dalam kelompok industri secara global, sesuai peringkat dari Sustainalytics, lembaga peringkat ESG internasional," tukas Suryandi.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya