Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Inflasi Amerika Serikat Masih Tinggi

Di tengah inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis, 14 September 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Sep 2023, 08:43 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2023, 08:42 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pagi (14/9/2023).(AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pagi (14/9/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah inflasi Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2023 lebih tinggi dari perkiraan 3,7 persen. Inflasi ini lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 3,6 persen.

Dikutip dari CNBC, indeks harga konsumen naik 0,6 persen pada Agustus 2023 sesuai dengan harapan. Pada Juli, consumer price index (CPI) naik 3,2 persen year on year (YoY) dan 0,2 persen month on month (MoM). Namun, tidak termasuk biaya pangan dan energi yang berfluktuasi, inflasi inti naik 4,3 persen sejalan dengan perkiraan. Akan tetapi, inflasi itu turun dari 4,7 persen pada Juli 2023.

Pejabat Federal Reserve (the Fed) lebih fokus pada sektor inti karena memberikan indikasi lebih baik mengenai arah inflasi dalam jangka panjang.

Di Australia, indeks ASX 200 naik jelang pengumuman tingkat pengangguran pada Agustus 2023. Indeks Nikkei 225 bertambah 0,5 persen. Sedangkan indeks Topix menguat 0,4 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,4 persen, dan indeks Kosdaq bertambah 0,84 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 18.042. Pembukaan indeks Hang Seng diprediksi menguat seiring penutupan perdagangan sebelumnya di 18.009,22.

Di wall street, tiga indeks saham acuan bervariasi. Indeks Dow Jones melemah 0,2 persen, dan catat koreksi dalam dua hari. Indeks S&P 500 naik 0,12 persen dan Nasdaq bertambah 0,29 persen.

Adapun inflasi inti tidak termasuk makanan dan energi naik 0,3 persen pada Agustus 2023. Inflasi inti pada Agustus ini lebih tinggi dari survei ekonom sebesar 0,2 persen. Inflasi naik 4,3 persen dibandingkan tahun lalu.

Adapun inflasi naik 0,6 persen dari bulan lalu dan sejalan dengan perkiraan Dow Jones. Harga naik 3,7 persen yoy, lebih tinggi dari prediksi ekonom sebesar 3,6 persen.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 13 September 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik merosot seiring investor menilai data ekonomi utama Jepang dan Korea Selatan. Tingkat pengangguran Korea Selatan pada Agustus mencapai 2 persen, level terendah sejak Juni 1999.

Sementara itu, kepercayaan perusahan di Jepang turun pada September baik di kalangan produsen dan non-produsen, berdasarkan jajak pendapatan Reuters Tankan.

Dikutip dari CNBC, keyakinan di antara produsen besar turun menjadi 4+ dari 12 pada Agustus. Indeks non-produsen turun 9 poin menjadi +23 pada September.

Di sisi lain, indeks Nikkei 225 Jepang merosot 0,21 persen usai naik tiga hari berturut-turut. Indeks Nikkei ditutup menjadi 32.706,52. Indeks Topix merosot 0,05 persen menjadi 2.378,64.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah terbatas 0,07 persen ke posisi 2.534,7. Indeks Kosdaq tergelincir 1,71 persen ke posisi 882,72. Indeks ASX 200 Australia terpangkas 0,74 persen ke posisi 7.153,9.

Indeks Hang Seng juga tergelincir 0,09 persen ke posisi 18.009,22. Bursa saham China merosot. Indeks CSI turun 0,64 persen ke posisi 3.36,65.


Penutupan Wall Street pada 13 September 2023

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada penutupan perdagangan Rabu, 13 September 2023. Indeks Dow Jones merosot pada Rabu pekan ini seiring pelaku pasar menyerap rilis data inflasi inti pada Agustus lebih tinggi dari perkiraan.

Dikutip dari CNBC, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 70,46 poin atau 0,20 persen menjadi 34.575,53. Indeks Dow Jones alami koreksi dua hari berturut-turut. Indeks S&P 500 naik 0,12 persen menjadi 4.467,44. Indeks Nasdaq bertambah 0,29 persen ke posisi 13.813,59.

Di sisi lain, saham 3M mencatat kinerja saham paling lamban atau bebani indeks Dow Jones. Saham 3M merosot 5,7 persen. Saham Caterpillar tergelincir 2 persen. Sedangkan saham Apple susut 1 persen.

Sementara itu, sektor saham teknologi yang menguat membantu angkat indeks S&P 500 dan Nasdaq. Saham Tesla bertambah 1,4 persen setelah miliarder sekaligus investor Ron Baron mempertahankan tesis bullishnya untuk Tesla.

Selain itu, saham Amazon mendaki lebih dari 2,5 persen. Bahkan saham Amazon sentuh level tertinggi sejak Agustus 2022.

Sementara itu, angka inflasi inti pada indeks harga konsumen Agustus  masing-masing naik 0,3 persen dan 4,3 persen dibandingkan prediksi 0,2 persen dan 4,3 persen.


Inflasi Inti Jadi Perhatian

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Pejabat the Federal Reserve (the Fed) lebih fokus pada inflasi inti karena memberikan indikasi lebih baik mengenai arah inflasi dalam jangka panjang.Sementara itu, inflasi naik 0,6 persen pada bulan lalu, dan naik 3,7 persen dari tahun lalu. Ekonom yang disurve Dow Jones prediksi kenaikan masing-masing 0,6 persen dan 3,6 persen.

“Laporan ini menganggu jalannya kabar baik dan mempersulit pembicaraan mengenai inflasi,” ujar Chief Economist Dreyfus dan Mellon, Vincent Reinhart.

Ia menambahkan, hasil pertemuan FOMC mendatang tidak menjadi masalah. “Mereka tidak akan bertindak. Mereka belum memberi isyarat tindakan. Pelaku pasar tidak mengharapkan adanya tindakan. Dan itu karena mereka telah mengurangi laju pengetatan,” ujar dia.

“Jika mereka bertindak, itu akan terjadi pada November,” ia menambahkan.

Adapun wall street sebagian besar sudah memperhitungkan jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan the Fed pekan depan. Fed funds futures menunjukkan kemungkinan 97 persen suku bunga tetap, menurut CME FedWatch Tool.

Di sisi lain, Google memangkas ratusan pekerjaan dalam perekrutan global. Hal ini sebagai bagian dari pengurangan rekrutmen selama beberapa kuartal ke depan. Saham induk Google, Alphabet naik 0,7 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya