Liputan6.com, Jakarta - Pelan tapi pasti, kesadaran generasi muda Indonesia akan pentingnya investasi semakin meningkat. Akan tetapi, perlu diingat banyak hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi.
Mengutip laman Instagram Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (16/9/2023), terdapat beberapa cara melakukan investasi dengan rutin setiap jangka waktu tertentu. Misalnya, melakukan dollar cost averaging atau biasa disingkat DCA. Kadang disebut 'dicicil aja'.
Baca Juga
Strategi DCA adalah sebuah metode sederhana di mana Anda menginvestasikan jumlah uang yang sama secara rutin di setiap jangka waktu tertentu. Strategi ini sangat cocok untuk memulai kebiasaan berinvestasi bagi pemula.
Advertisement
1. Buat Rencana Keuangan Rutin
Buat rencana keuangan secara rutin. Mulai dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran serta konsisten menyisihkan pendapatan untuk diinvestasikan.
2. Pilih Saham Prospektif
Pastikan Anda memilih saham dengan fundamental baik.
3. Rajin Bagi Dividen
Pilih saham yang membagikan dividen, supaya bisa mendapatkan keuntungan tanpa menjual sahamnya.
4. Pakai Aplikasi Trading Online
Gunakan aplikasi online trading untuk mengatur dana dan waktu transaksi secara otomatis.
5. Monitoring
Pantau perkembangan investasi Anda dengan melihat laporan keuangannya secara berkala dan aksi korporasi.
Tips Memilih Instrumen Investasi Syariah Biar Cuan Makin Berkah
Sebelumnya, investasi menjadi pilihan bagi masyarakat saat ini untuk mengais pundi-pundi cuan demi kemerdekaan finansial pada masa mendatang. Alih-alih hanya menabung uang dalam bentuk uang tunai, investasi saham di pasar modal kerap menjadi pilihan lantaran memiliki imbal hasil relatif lebih tinggi.
Di pasar modal, terdapat beberapa indeks yang mengklasifikasikan sejumlah saham pada kriteria tertentu untuk memudahkan investor menyusun strategi investasi. Salah satunya Indeks Saham Syariah Indonesia atau ISSI, yang merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia.
Kepala Unit Investasi Syariah Ashmore Asset Management Indonesia, Arnendra Vimardano menuturkan beberapa tips jitu bagi investor agar cuan makin berkah melalui investasi syariah. Pertama, investor perlu memperhatikan profil risiko masing-masing sebelum memutuskan instrumen investasi mana yang akan dipilih. Tak kalah penting, perlu juga untuk menentukan tujuan dari investasi.
"Jadi saat investasi juga harus memiliki tujuan, dananya untuk apa. Selain itu, profil risiko harus sejalan dengan pengalaman di investasi. Kalau awal masuk lebih banyak ke obligasi karena secara risiko lebih konservatif dibanding saham," kata Arnendra dalam Money Buzz - Raih Berkah Lewat Investasi Syariah, Selasa (22/8/2023).
Pasar modal syariah menawarkan berbagai jenis instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Beberapa jenis instrumen pasar modal syariah yang umum ditemui, antara lain; saham syariah, obligasi syariah atau sukuk, reksa dana syariah, reksa dana indeks syariah, kontrak berjangka syariah, dan waran syariah.
Selain itu, instrumen pasar modal syariah juga bisa mencakup obligasi konversi syariah, obligasi ritel syariah, dan produk-produk derivatif syariah, yang semuanya dirancang untuk mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam transaksi keuangan.
"Jadi nanti dengan berjalannya waktu akan biasa mengetahui karakteristik instrumen untuk disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.Tapi yang paling simpel ada reksa dan syariah," ujar Arnendra.
Advertisement
Sejumlah Indeks Saham Syariah
Khusus untuk instrumen saham, BEI memiliki beberapa indeks saham syariah yang dapat menjadi rujukan investor saat hendak membeli saham syariah. Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga sekumpulan saham syariah yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun penyeleksian saham syariah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES). Artinya BEI tidak melakukan seleksi saham syariah, melainkan menggunakan DES sebagai acuan untuk pemilihannya.
Saat ini, terdapat lima indeks saham syariah yang berlaku di BEI. Antara lain; Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Indeks (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index), IDX-MES BUMN 17, dan IDX Sharia Growth (IDXShagrow).