Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) telah mengumumkan kinerja keuangan hingga akhir Juni 2023.Â
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/9/2023), pendapatan MBMA meningkat 172,09 persen year on year (YoY) menjadi USDÂ 350,97Â juta pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, emiten ini meraup pendapatan USD 128,99 juta.Â
Baca Juga
MBMA mengalami lonjakan beban pokok pendapatan sebesar 210,41 persen dari USDÂ 107,13Â juta pada semester I 2022 menjadi USDÂ 332,55 juta pada semester I 2023.Â
Advertisement
Laba usaha Merdeka Battery Materials turun 95,25 persen dari USD 19,36 juta pada semester I 2022 menjadi USD 919,99 ribu pada semester I 2023.Â
Hingga akhir semester I 2023, MBMA mengantongi rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai USD 19,65Â juta. Sedangkan laba bersih MBMA pada semester I 2022 yakni USDÂ 33,42 juta.Â
MBMA memiliki total aset sebanyak USD 3,05 miliar pada akhir semester I 2023 naik dibandingkan total aset perseroan pada akhir 2022 yakni senilai USDÂ 2,42 miliar.Â
Hingga akhir semester I 2023, total liabilitas MBMA tercatat sebesar USDÂ 944,03 juta. Adapun total ekuitas emiten ini mencapai USDÂ 2,10 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 29 September 2023, saham MBMA melemah 5,85 persen ke posisi Rp 805 per saham. Saham MBMA dibuka naik 5 poin ke posisi Rp 860 per saham. Saham MBMA berada di level tertinggi Rp 860 dan terendah Rp 800 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.711 kali dengan volume 2.018.223 saham. Nilai transaksi Rp 165,6 miliar.
Merdeka Battery Materials Milik Boy Thohir Suntik Rp 3,06 Triliun untuk Proyek Smelter di Morowali
Sebelumnya, emiten milik Boy Thohir, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menyuntik dana sebesar USD 200 juta atau Rp 3,06 triliun (asumsi kurs Rp 15.324 per dolar AS) kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Transaksi afiliasi ini akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal MTI.Â
Berdasarkan perjanjian, Perseroan sebagai kreditur yang juga sebagai sebagai perusahaan pengendali MTI, sepakat untuk memberikan dana pembiayaan sampai dengan USD 200 juta kepada MTI dengan secured overnight funding rate (SOFR) dan margin 5,26 per tahun.
Sehingga, setelah efektifnya perjanjian, MTI dapat menggunakan dana pembiayaan yang diberikan oleh Merdeka Battery Materialsuntuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal MTI yang timbul dari pembangunan Proyek AIM I, yang dijadwalkan akan memulai produksi pada pertengahan kedua 2023.
Adapun Proyek AIM I yang dimaksud adalah Proyek Acid Iron Metal, yang merupakan proyek patungan antara grup Perseroan dan grup Tsingshan yang berlokasi di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), yang memproses bijih pirit kadar tinggi (besi sulfida) dari Tambang Tembaga Wetar menghasilkan logam, seperti pellet besi, tembaga, emas dan perak serta asam sulfat dan uap.
Sekretaris Perusahaan Merdeka Battery Materials Deny Greviartana Wijaya menuturkan, dengan terlaksananya transaksi, diharapkan anak perusahaan Perseroan yang dimaksud di atas dapat menjalankan kegiatan usaha bisnisnya secara lebih efisien.Â
"Sehingga, secara tidak langsung juga meningkatkan kinerja keuangan Perseroan, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan nilai tambah bagi Pemegang Saham Perseroan," Sekretaris Perusahaan Merdeka Battery Materials Deny Greviartana Wijaya, dikutip Senin (21/8/2023).
Selanjutnya, sebelum transaksi terlaksana, Perseroan telah melakukan penilaian menggunakan prosedur internal apabila transaksi serupa dilakukan dengan pihak tidak terafiliasi dengan menggunakan syarat dan ketentuan yang sama dengan transaksi, yang hasilnya adalah syarat dan ketentuan atas transaksi tersebut telah dilakukan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum.
Â
Â
Advertisement
Merdeka Battery Materials Bidik Produksi NPI 50 Ribu Ton per Tahun
Sebelumnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) optimistis kinerja akan bertumbuh positif pada 2023. Ini mengingat, pabrik smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ZHN akan beroperasi dengan kapasitas 50.000 ton Ni dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.
Peningkatan pendapatan diproyeksikan akan berasal dari beroperasinya pabrik smelter RKEF ZHN yang memiliki target kapasitas terpasang 50.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun, proyek AIM dan PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi high-grade nickel matte (HGNM), yang 60 persen saham baru saja diakuisisi oleh perseroan.
Presiden Direktur Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan mengatakan, smelter RKEF ZHN dan proyek AIM diharapkan akan berproduksi setelah proses pembangunannya rampung semester II 2023.Â
Adapun HNMI akan menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70 persen nikel dengan memproses low-grade nickel matte yang di produksi smelter RKEF.Â
"Nikel matte merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan Nikel Kelas 1. HNMI saat ini telah beroperasi komersial dan diharapkan akan mulai memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan MBMA di semester II 2023," kata Devin dalam keterangan resminya, Jumat (30/6/2023)
Pada 2022, sumber pendapatan utama MBMA berasal dari penjualan NPI ke pasar luar negeri serta domestik, masing-masing sebesar USD 270,33 juta dan USD 185,4 juta.
Â