BRI Danareksa Sekuritas Bakal Boyong 5 Perusahaan IPO pada 2024

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menuturkan, tahun ini merupakan tahun yang cukup berat bagi perusahaan. Sebab, terdapat beberapa IPO yang ditunda pada 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Okt 2023, 17:29 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 17:29 WIB
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT BRI Danareksa Sekuritas bakal memboyong minimal lima perusahaan untuk  melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2024. 

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menuturkan, tahun ini merupakan tahun yang cukup berat bagi perusahaan. Sebab, terdapat beberapa IPO yang ditunda pada 2023.

"Ada lima IPO yang kami tidak bisa meneruskan karena memang dari calon emitennya bersikap untuk menunda IPO. Jadi, harapannya di akhir tahun ini ada satu IPO lagi yang bisa kami lakukan," kata Laksono saat ditemui di BEI, Selasa (24/10/2023). 

Dengan demikian, ia menargetkan paling tidak lima IPO tersebut bisa dilaksanakan pada 2024. Terlebih, Indonesia memasuki pesta demokrasi, tahun pemilu, kondisi market sendiri masih sangat fluid ditambah dengan kondisi geopolitik dan suku bunga.

"Akan tetapi kami sudah punya lima pipeline, kalau market mendukung, bisa menjadi IPO yang baik," kata dia. 

Di sisi lain, ia berharap pada akhir tahun ini bisa membawa satu perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI. Perusahaan tersebut berasal dari sektor manufaktur (perusahaan tekstil) dengan aset di atas Rp 250 miliar. 

Tak hanya itu, BRI Danareksa Sekuritas mengaku belum ada rencana IPO BUMN dalam pipeline mereka pada tahun depan. Pasalnya, banyak faktor yang bakal memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan IPO.

"Enggak ada BUMN, (PHE) belum masuk di lima itu (pipeline). Mungkin kalau kita belajar dari tahun lalu, pasti nanti ada proyek besar yang pengambilan keputusan dilakukan oleh pemerintah. Mungkin ada delay (ditunda)," imbuhnya. 

Laksono pun berharap agar keputusan pemerintah tidak membuat IPO BUMN ini menjadi tertunda. Sebab, jika IPO terus berlangsung maka BRI Danareksa Sekuritas pun bisa mengambil pundi-pundi cuan dari hajatan tersebut. 

 

BRI Danareksa Sekuritas Bidik Pertumbuhan Nasabah 42 Persen pada 2023

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT BRI Danareksa Sekuritas, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membidik pertumbuhan nasabah sebesar 42 persen dan pertumbuhan jumlah transaksi sebesar 48 persen untuk bisnis ritel brokerage pada 2023.

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Laksono Widodo mengatakan, untuk bisnis institutional brokerage, perusahaan menargetkan kenaikan transaksi sebesar 18 persen.

"Ke depannya, untuk terus meningkatkan kinerja bisnis brokerage perusahaan, tahun ini kami akan menyediakan program dan penawaran menarik khusus untuk nasabah dan klien setia BRI Danareksa Sekuritas,” kata Laksono dalam keterangan resminya, Kamis (9/2/2023).

Sepanjang 2022, kinerja equity brokerage BRI Danareksa Sekuritas melesat 55 persen. Kinerja itu lebih tinggi dibandingkan kenaikan equity brokerage secara industri di pasar modal RI yang hanya sebesar 10 persen.

Ia menuturkan, kenaikan tersebut didukung oleh peningkatan kinerja bisnis institutional equity brokerage BRI Danareksa Sekuritas yang signifikan yakni sebesar 133 persen dibandingkan dengan kenaikan di pasar sebesar 38 persen. Perusahaan juga mampu mempertahankan pertumbuhan pada bisnis retail equity brokerage meskipun pasar mengalami penurunan.

"Kenaikan kinerja yang memuaskan tersebut, kami harapkan dapat memantapkan posisi BRI Danareksa Sekuritas sebagai salah satu penyedia bisnis brokerage terbaik di pasar modal Indonesia," ujar Laksono.

Laksono mengungkapkan, selain performa positif equity brokerage, dari sisi bisnis bond brokerage, Perseroan juga mencatatkan kenaikan kinerja signifikan sebesar 46 persen dibandingkan dengan pasar yang justru turun sebesar 7 persen. 

Hal tersebut didukung oleh nilai transaksi obligasi pemerintah (surat berharga negara) yang ditangani perusahaan yang naik sebesar 29 persen, dan nilai transaksi obligasi korporasi (corporate bond) yang naik signifikan 143 persen.

 

Pangsa Pasar BRI Danareksa Sekuritas

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data Bloomberg, di antara perusahaan sekuritas anggota bursa (AB) di Bursa Efek Indonesia (BEI), pangsa pasar (market share) bond brokerage BRI Danareksa pada 2022 naik 2,03 persen dan mempertahankan peringkat pertama untuk obligasi pemerintah.

Selain itu, market share BRI Danareksa Sekuritas untuk obligasi korporasi juga naik 7,30 persen yang membuat peringkat BRI Danareksa naik menjadi peringkat 2 dari yang sebelumnya peringkat 5 di tahun 2021.

Laksono mengaku, terdapat salah satu program yang memiliki dampak baik terhadap kinerja perusahaan, khususnya kepada peningkatan transaksi retail brokerage adalah program Undian Emas Logam Mulia yang terselenggara pada November dan Desember 2022, dengan total peserta sebanyak 15.000 peserta. 

"Program tersebut berdampak kepada naiknya jumlah transaksi sebesar 91 persen dan jumlah nasabah sebesar 102 persen pada akhir periode program, dibandingkan dengan Oktober 2022," kata Laksono.

 

BEI Sebut Tahun Politik Tak Pengaruhi Transaksi Harian hingga IPO

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini tahun politik tidak memberikan pengaruh terhadap industri pasar modal, terutama jumlah transaksi dan perusahaan tercatat.

Direktur Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan cerdas mana yang bersifat ekonomi dan politik. 

BEI melihat secara historikal atau tiga kali penyelenggaraan pemilu, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah transaksi maupun perusahaan tercatat di pasar modal Tanah Air.

"Kita sudah punya 11 perusahaan tercatat, ada 10 di e-ipo, ada 38 perusahaan di pipeline, window masih ada 11 bulan," kata Nyoman saat ditemui di Pacific Place, dikutip Minggu (5/2/2023).

Hingga saat ini, BEI mencatat ada 38 perusahaan yang masuk dalam proses pencatatan saham di antaranya bergerak di bidang teknologi hingga transportasi dan logistik.

"Hingga Januari ini, ada 11 perusahaan tercatat. Jadi, di pipeline ada 38 perusahaan," kata dia.

Dalam pipeline tersebut IPO, terdapat anak usaha BUMN, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

"Kebetulan sudah masuk e-ipo, kemarin ada pubex Pertamina Geothermal Energy, sudah resmi sudah dapat kita expose," ujar dia.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya