Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terus berkomitmen mendorong peningkatan inklusi keuangan syariah, khususnya di pasar modal syariah. BSI berkolaborasi dengan sejumlah manajer investasi di Indonesia meluncurkan 6 produk reksa dana syariah untuk meningkatkan minat masyarakat berinvestasi di pasar modal syariah.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, BSI berkolaborasi dengan Mandiri Manajemen Investasi, Bahana TCW Investment Management, BNP Paribas Asset Management, Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Manulife Aset Manajemen Indonesia, Sucorinvest Asset Management, dan Trimegah Asset Management untuk bersama-sama memperluas inklusi keuangan syariah di pasar modal.
Baca Juga
Keenam produk reksa dana syariah tersebut yakni Trimegah Kas Syariah, TRIM Syariah Berimbang, TRIM Syariah Saham, Sucorinvest Sharia Money Market Fund, Sucorinvest Sharia Sukuk Fund, dan Batavia Dana Saham Syariah.
Advertisement
"Keenam produk tersebut termasuk dalam kelas aset reksa dana syariah pasar uang, reksa dana syariah pendapatan tetap, reksa dana syariah campuran dan reksa dana syariah saham. Produk terbaru tersebut menambah produk – produk reksa dana syariah di BSI,” kata Anton dalam keterangan resminya, ditulis Kamis (26/10/2023).
Dia bilang, peluncuran produk terbaru reksa dana syariah ini adalah bentuk komitmen BSI untuk hadir sebagai sahabat finansial, spiritual, dan sosial bagi nasabah. Dia meyakini penambahan produk terbaru reksa dana syariah ini juga dapat melengkapi kebutuhan dan memberikan lebih banyak pilihan kepada nasabah yang akan berinvestasi syariah khususnya dalam instrumen reksa dana.
Pengembangan Sistem
Sebelumnya, BSI juga sudah memiliki dan memasarkan beberapa produk reksa dana syariah. Dengan peluncuran produk terbaru reksa dana syariah ini, BSI total memasarkan lebih dari 20 produk reksa dana syariah dengan berbagai kelas aset sesuai profil risiko dan kebutuhan nasabah.
"Reksa dana syariah ditargetkan untuk segala profil nasabah. Hal ini karena reksa sana syariah di BSI terdiri dari berbagai kelas aset yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan, goal, dan profil risiko nasabah melalui produk – produk tersebut. Dengan itu nasabah dapat meraih berkah melalui investasi reksa dana syariah,” kata dia.
Adapun beberapa keunggulan reksa dana syariah di BSI yakni dikelola oleh manajemen investasi yang profesional, likuiditas tinggi karena dapat dicairkan kapan saja, transparansi perkembangan investasi, dan dijamin sesuai syariat oleh DSN – MUI. Untuk nasabah yang tertarik membeli reksa dana di BSI dapat dilakukan melalui cabang terdekat dengan investasi mulai dari Rp100 ribu.
Saat ini, BSI melakukan pengembangan sistem untuk dapat melakukan transaksi reksa dana secara digital, sehingga kedepannya nasabah dapat bertransaksi secara digital.
Anton menyebut reksa dana syariah, khususnya reksa dana pasar uang, masih menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu pada 2024. Oleh karena itu, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia senantiasa memberikan layanan dan produk terbaik bagi setiap nasabah.
Advertisement
BSI Prioritas
Adapun, BSI Prioritas dilengkapi fasilitas yang dapat dinikmati oleh nasabah yaitu konsultasi ZISWAF dan waris, konsultasi overseas education, konsultasi pajak, wealth advisory oleh wealth specialist, dan layanan ekslusif lainnya.
Komisaris Utama BSI Muliaman D Hadad memaparkan proyeksi ekonomi dan dunia investasi Indonesia hingga akhir 2023, khususnya di tengah situasi politik pemilihan umum.
Dia menuturkan, kinerja sektor perbankan syariah yang masih menjadi salah satu sektor yang akan resisten di tengah gejolak ekonomi domestik dan dunia yang tidak menentu. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja industri perbankan syariah yang tetap tumbuh positif selama 2023, bahkan melebihi pertumbuhan nasional.
Muliaman mengatakan, pertumbuhan aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) menjadi salah satu faktor penopang pertumbuhan positif industri perbankan syariah pada 2023 ini. Pertumbuhan aset perbankan syariah tumbuh 2,53 persen secara year to date (YtD), di saat perbankan nasional malah mengalami penurunan sebesar 0,5 persen YtD.
"Hal yang sama juga terjadi pada pembiayaan dan penerimaan DPK. Pembiayaan di sektor perbankan syariah tumbuh 6,95 persen YtD melebihi perbankan nasional yang tumbuh 3,66 persen YtD. Sementara penerimaan DPK perbankan syariah naik 0,98 persen YtD, di saat perbankan nasional turun 1,29 persen YtD,” kata Muliaman.
Bank Syariah Indonesia Optimistis Laba Tumbuh 2 Digit pada 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) optimistis laba bakal tumbuh dua digit hingga akhir 2023. Lantas, bagaimana strategi BSI dalam mengerek laba tersebut?
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mencapai pertumbuhan laba hingga akhir tahun ini. Salah satunya, BSI memilih segmen prospektif agar mampu menopang pertumbuhan kinerja.
"Untuk mencapai target laba akhir tahun. Seperti yang diketahui, strategi perseroan adalah tentunya kita sudah memilih segmen yang kita ingin tumbuh, proyeksi laba akan tumbuh double digit," kata Hery dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).
Adapun fokus pertama Bank Syariah Indonesia, yakni akan melakukan ekspansi pembiayaan pada segmen yang bisa tumbuh sehat dan berkelanjutan dengan berkisar 15-16 persen. Kemudian, melakukan perbaikan kualitas pembiayaan, BSI juga telah membuktikan dalam beberapa kuartal non performing financing (NPF) lebih baik alias NPF mengalami penurunan.
"BSI juga saat ini sedang terus fokus meningkatkan transaction banking retail maupun wholesale, tujuannya bagaimana kita dapatkan dana murah kalau nasabah transaksi lewat kanal baik cabang m-banking, atm, saldo nasabah akan bertambah besar,” kata dia.
Selain itu, dari sisi inisiatif BSI ada QRIS, smart agent atau agent banking ini akan jadi engine untuk pengumpulan dana murah. BSI juga berharap tabungan bisnis dengan target market adalah pedagang dan pengusaha dan tabungan wadiah bisa mendorong pertumbuhan laba.
BSI juga mulai mengaktifkan lagi weekend banking di wilayah yang memiliki pusat dagang. Tujuannya untuk memberikan keleluasaan bagi nasabah untuk transaksi termasuk menyetor uang.
"Kami juga tingkatkan rasio tingkatan dana murah kita. Di sisi lain mendorong pendapatan melalui transaksi melalui mobile banking untuk meningkatkan fee based income,” ujarnya.
Advertisement