Meneropong Kondisi Pasar Modal Syariah di Tengah Momen Pemilu

Terdapat perbedaan antara kapitalisasi pasar saham syariah dan investor syariah.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Nov 2023, 13:24 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2023, 13:24 WIB
20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintas di depan salah satu banner saat Festival Pasar Modal Syariah 2016 di Bursa Efek Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) mencermati terdapat relasi antara pasar modal dan pemilu. Namun, untuk pasar modal syariah sendiri pengaruhnya relatif minim.

Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh menuturkan, pasar modal syariah tidak akan begitu terpengaruh oleh momentum pemilu. Ini mengingat, ukuran pasarnya masih kecil.

"Per September 2023 market size kita belum sampai Rp 10 triliun. Karena sizenya kecil maka impactnya enggak besar," ujar dia kepada awak media, ditulis Sabtu (4/11/2023).

Akan tetapi, dampak pemilu terhadap saham-saham syariah terbilang besar. Sebab, kapitalisasi pasar saham syariah cukup besar, lebih dari 50 persen. Artinya, ketika pasar terpengaruh maka otomatis kapitalisasi pasar saham-saham syariah akan terpengaruh.

Jadi, terdapat perbedaan antara kapitalisasi pasar saham syariah dan investor syariah. Ia menjelaskan, jumlah investor saham syariah baru sekitar 130 ribuan, kalau saham syariah sebagai produk jumlahnya terbilang banyak.

Di samping itu, Irwan juga melihat dampak situasi global saat ini tidak terlalu berdampak terhadap pasar modal syariah, meskipun ada tapi tidak secara langsung. Karena, pasar modal syariah yang dikembangkan di Indonesia berbasis lokal.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya