Melihat Dampak Jika BEI Kembali Buka Kode Broker Saham

Head of Investment Connoisseur Moduit Digital Manuel Adhy Purwanto menilai kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif bagi trader harian.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Nov 2023, 17:09 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2023, 17:08 WIB
Melihat Dampak Jika BEI Kembali Buka Kode Broker Saham
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku sedang melakukan survei kepada Anggota Bursa (AB) terkait kode broker. (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku sedang melakukan survei kepada Anggota Bursa (AB) terkait kode broker. PT Moduit Digital pun angkat bicara soal wacana pembukaan kembali kode broker saham

Head of Investment Connoisseur Moduit Digital Manuel Adhy Purwanto menilai kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif bagi trader harian. Sebab, saat kode broker saham dibuka kembali bisa dilihat siapa saja yang melakukan jual beli saham pada saat ini 

"Pembukaan kembali kode broker saham berdampak positif untuk yang untuk yang suka trading," ujar dia dalam acara Market Update Peluang Investasi Menjelang  Pilpres 2024 di Jakarta, Rabu (22/11/2023)

Namun, pembukaan kembali kode broker saham tidak akan begitu mempengaruhi investor jangka panjang. Sebab, mereka melakukan investasinya secara jangka panjang dan fokus terhadap fundamental. 

Ia melanjutkan, dibukanya kembali kode broker saham juga akan  efektif untuk meramaikan transaksi di pasar modal. Megacu data dalam beberapa waktu lalu,  rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) masih di bawah Rp 10 triliun.

Artinya, sepanjang 2023 terjadi pelemahan rata-rata nilai transaksi harian jika dibandingkan dengan periode 2021 yang terbilang sedang hype. Alhasil, Manuel pun menyambut positif terkait dibukanya kembali kode broker saham dengan harapan meningkatkan nilai transaksi harian. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tanggapan OJK Terkait Kode Broker Saham

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menanggapi terkait kode broker saham. Ia mengatakan perlu pengkajian terlebih dahulu mengenai pembukaan kode broker. 

"Itu saya belum dapat update terus terang, tapi memang kalau pembukaan kode broker seperti yang sebelumnya tentunya itu perlu dikaji, saya rasa itu agak ada kontranya,” kata Inarno kepada wartawan di Balikpapan, usai usai acara Media Gathering di Balikpapan, Jumat, 17 November 2023.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup kode broker pada Desember 2021, pada saat Inarno menduduki kursi Direktur Utama BEI. Sedangkan kode domisili investor ditutup pada Juni 2022.

Inarno menjelaskan, kebijakan penutupan kode broker tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Itu dilakukan karena saat itu investor ritel cenderung masuk mengikuti kode broker tanpa mempertimbangkan fundamental.

Adapun, Inarno menambahkan hal yang pernah dihapuskan sebelumnya, akan mendapatkan pertentangan dari berbagai pihak kala akan dimunculkan kembali.

Selain itu, Inarno menuturkan, walaupun mayoritas anggota bursa (AB) sepakat memunculkan kode broker, pihaknya tetap akan mengambil keputusan sebagai regulator yang sah.

“Balik lagi jangan terlalu diombang-ambingkan dengan apa pun kita tahu mana yang baik itu yang kita lakukan, yang menentukan siapa? Ya kita lah regulator,” ujar dia.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy pernah menuturkan, kalau BEI sedang melakukan survei ke Anggota Bursa (AB) terkait kode broker. Hal ini bagian dari post implementation review penutupan kode broker dan kode domisili.

 


OJK Sebut Ada 65 Rencana IPO Senilai Rp 11,34 Triliun

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut masih ada 65 rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pipeline penghimpunan dana di pasar modal. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, hingga saat ini penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi, yaitu tercatat sebesar Rp 204,14 triliun dengan 68 emiten tercatat. Bahkan, penghimpunan dana per Oktober ini telah memenuhi capaian target pada 2023, yakni Rp 200 triliun. 

"Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 97 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 54,48 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan," kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (30/10/2023).

Terkait rinciannya, terdapat 65 perusahaan antre IPO di pasar modal dengan nilai sebesar Rp 11,34 triliun. Kemudian, PUT sebanyak 14 penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 23,93 triliun. 

Adapun penerbitan EBUS sebanyak 12 dengan nilai sebesar Rp 16,01 triliun dan sisanya penerbitan PUB EBUS sebanyak 6 perusahaan dengan nilai sebesar Rp 3,20 triliun. 

Sedangkan, untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 27 Oktober 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 467 Penerbit, 164.210 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,01 triliun.

 


OJK Sebut Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 204,14 Triliun, Lampaui Target 2023

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar menyentuh angka Rp 204,14 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 68 emiten hingga 27 Oktober 2023. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi. Bahkan, penghimpunan dana per Oktober ini telah memenuhi capaian target pada 2023, yakni Rp 200 triliun. 

"Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 97 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 54,48 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan," kata Inarno dalam dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (30/10/2023).

Terkait rinciannya, terdapat 65 perusahaan antre IPO di pasar modal dengan nilai sebesar Rp 11,34 triliun. Kemudian, PUT sebanyak 14 penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 23,93 triliun. 

Adapun penerbitan EBUS sebanyak 12 dengan nilai sebesar Rp 16,01 triliun dan sisanya penerbitan PUB EBUS sebanyak 6 perusahaan dengan nilai sebesar Rp 3,20 triliun. 

 Sedangkan, untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 27 Oktober 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 467 Penerbit, 164.210 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,01 triliun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya