Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)Â bakal siapkan belanja modal (capital expenditure) hingga Rp 2 triliun pada 2024.Â
Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys menuturkan, pihaknya menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun pada tahun depan. Dana tersebut bakal dialokasikan untuk pembangunan jaringan perusahaan.Â
Baca Juga
"Capex kami kira kira Rp 1,5 -2 triliun untuk membangun jaringan," kata Merza dalam paparan publik, Jumat (24/11/2023).Â
Advertisement
Dengan demikian, ia berharap dapat mengembangkan jaringan miliknya agar dapat melayani pelanggan dengan lebih baik.Â
"Perseroan juga lakukan pengembangan-pengembangan di jaringan, dan kami betul-betul fokus melayani masyarakat di area-area yang melayani Smartfren dengan kualitas baik," kata dia.Â
Maka sebab itu, jika melihat semester I tahun, Perseroan telah menambah jumlah BTS sekitar 500 BTS.Â
"Kami juga perkuat jaringan di Jawa dan Jabodetabek sekitar 2 ribu BTS. Kami juga mengebalkan Smartfren di Jawa dan luar Jawa, secara offline kami lakukan aktivitas di 105 kota, di kota-kota yang lebih kecil," imbuhnya.Â
Perseroan juga melihat banyak sekali area potensial di kota-kota tersebut. Sehingga, Smartfren berencana untuk fokus ke area sana. Selain itu, FREN juga mulai banyak melakukan kampanye ke kota tier 2 dan tier 3.Â
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 November 2023, saham FREN stagnan di posisi Rp 53 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 54 dan terendah Rp 53 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.093 kali dengan volume perdagangan 572.219 saham. Nilai transaksi Rp 3,1 miliar.
Smartfren Angkat Bicara Terkait Merger dengan XL
Sebelumnya diberitakan, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) angkat bicara terkait kabar penggabungan usaha atau merger dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Ini mengingat, Pemerintah mendorong konsolidasi perusahaan telekomunikasi.Â
Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys menuturkan, pihaknya terbuka untuk melakukan merger dengan pelaku industri telekomunikasi lainnya. Tujuannya untuk efisiensi operasional.Â
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, dari 5G menjadi 6G pastinya akan membutuhkan sumber daya yang lebih besar. Sehingga, konsolidasi dibutuhkan demi pengembangkan teknologi tersebut.Â
"Sebagai industri seluler, Pemerintah sebagai pengelola spektrum ini mengalami suatu kendala kalau harus membagi spektrum yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan ke depan. Oleh sebab itu, Pemerintah mendorong industri ini konsolidasi," kata Merza dalam paparan publik, Jumat (24/11/2023).
Dengan demikian, Merza menyambut dengan baik upaya pemerintah dalam mendorong merger antara pelaku industri telekomunikasi di Indonesia.Â
"Kami berharap dengan adanya merger industri ini lebih efisien untuk melayani masyarakat lebih baik," kata dia.Â
Hingga saat ini, Smartfren sedang dalam tahap proses untuk menuju merger. Ini mengingat banyak proses yang harus dilalui.Â
Jika memang berjodoh, maka Smartfren bakal segera menuntaskan prosesi merger yang telah ditunggu-tunggu ini. Sayangnya, Merza belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait target merger yang akan dilakukan ke depan.
Advertisement
Smartfren Bakal Tebar Dividen Usai Kantongi Laba 2022?
Sebelumnya diberitakan, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berhasil membukukan kinerja solid untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022.
Pada periode tersebut, Smartfren berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,06 triliun dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 435,32 miliar. Sehubungan dengan itu, Direktur Smartfren Telecom, Gisela Yenny Lesmana mengatakan manajemen masih mempeertimbangkan apakah akan ada pembagian dividen atau tidak.
Lantaran, selain harus menunggu keputusan pemegang saham, laba ini juga pencapaian pertama bagi perseroan. Sehingga memang diperlukan pertimbangan matang mengenai alokasi laba tersebut.
"Untuk pembagian dividen, kita harus tunggu dari hasil RUPS. Tapi tentu jasa manajemen akan selalu berusaha untuk memaksimalkan shareholder value, dan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada seluruh pemegang saham. Ini baru pencapaian pertama, jadi kita akan assessment dulu dan evaluasi kinerja, terutama dalam pikiran kami, kita harus terus bisa mempertahankan kinerja ini," kata Gisela kepada wartawan, dikutip Jumat (14/4/2023).
Â
Kinerja 2022
Hingga akhir tahun 2022, Smartfren mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,06 triliun dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 435,32 miliar. Raihan itu sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 7,17 persen menjadi sebesar Rp 11,20 triliun dari Rp 10,45 triliun pada 2021.
Gisela menambahkan, untuk tahun ini perseroan optimis dapat melanjutkan kinerja positif. Perseroan akan mempertahankan tren kinerja tersebut dengan target laba minimal pada angka yang sama untuk 2023.
"Target pendapatan, kita selalu berharap tumbuh lebih baik dari sebelumnya dan selalu ada progres karena kita harus bertanggung jawab pada seluruh stake holder. Kami upayakan minimal sama seperti tahun sebelumnya (2022), dan optimis itu bisa tercapai dengan strategi yang kita telah rencanakan," imbuh dia.
Advertisement