Liputan6.com, Jakarta - Harga saham emiten pendatang baru PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) melonjak pada perdagangan saham Kamis, (30/11/2023).
Mengutip data RTI, harga saham AYAM dibuka naik 35 poin ke posisi Rp 135 per saham. Harga saham AYAM berada di level tertinggi dan terendah Rp 135. Total frekuensi perdagangan 9.824 kali dengan volume perdagangan 1.401.486 saham. Nilai transaksi Rp 18,9 miliar.
Baca Juga
PT Janu Putera Sejahtera Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pekan ini.
Advertisement
PT Janu Putra Sejahtera Tbk memakai kode saham AYAM sebagai perusahaan tercatat saham ke-78 di BEI pada 2023. Perseroan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Janu Putra Sejahtera dengan lepas saham sebesar 800 juta saham dengan nilai nominal Rp 25. Jumlah saham yang dilepas itu 20 persen kepemilikan publik. Kapitalisasi pasar saham yang tercatat Rp 400 miliar. Perseroan menetapkan harga perdana Rp 100 sehingga total dana yang diperoleh sebesar Rp 80 miliar.
Mengutip keterangan tertulis perseroan, dana IPO antara lain akan digunakan untuk berbagai keperluan strategis perusahaan. Hal ini termasuk pembelian tanah, pengembangan kandang PT Janu Putra Sejahtera, fasilitas penetasan telur, pelunasan utang usaha kepada PT Janu Putra Abadi dan pembelian parent stock PT Janu Putra Sejahtera berusia satu hari. Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pencatatan saham Janu Putra Sejahtera menandai perjalanan perusahan yangnaik kelas.
"Selamat kepada perseroan resmi menajdi perusahaan tercatat yang ke 78 urutannya pada 2023. Sehingga genapkan total perusahaan tercatat 902 untuk itu kita berikan applause untuk perseroa,” ujar Nyoman seperti dikutip dari laman Youtube Indonesia Stock Exchange.
Pesan BEI
Nyoman menekankan beberapa hal kepada perusahaan tercatat pendatang baru antara lain performance excellent, perlindungan investor dan pelaksanaan ESG.
“Mulai hari ini publik akan melihat performance perusahaan, kerja lebih keras, bangn lebih pagi, tidur lebih malam, lari kencang. Investor protection. Sudah apresiasi trust diberikan investor turut berpartisipasi IPO kemarin, investor dan stakeholder sebagai teman journey selama di capital market, hargai dan hormati. ESG, dunia bergulat perubahan iklim, perseoran wajib ambil peran, kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial,” ujar dia.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Janu Putra Sejahtera Tbk, Singgih Januratmoko menuturkan, proses pencatatan saham perdana di BEI agak lama mengingat berawal dari perusahaan keluarga. Singgih mengakui perseroan berbenah secara administrasi dan manajemen untuk mencatatkan saham di pasar modal.
"Perusahaan keluarga dari awal pencatatan ambaradul, kita mau melaksanakan masuk bursa efek, IPO, jadi kita berbenah secara administrasi dan manajemen. Kita banyak intropeksi diri dan perbaiki diri, kita mau ipo,” kata dia.
Singgih bersyukur PT Janu Putra Sejahtera Tbk dapat mencatatkan saham perdana di BEI. Ia menyatakan, perseroan akan terus berusaha bertransformasi dalam industri perunggasan, menerapkan inovasi teknologi dan mengembangkan peternakan.
Advertisement
Jadi Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya diberitakan, PT Janu Putera Sejahtera Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (30/11/2023).
PT Janu Putra Sejahtera Tbk memakai kode saham AYAM sebagai perusahaan tercatat saham ke-78 di BEI pada 2023. Perseroan mencatatkan saham 4 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri antara lain Haji Singgih Januratmoko sebesar 3,13 miliar saham, Hajjah Sova Marwati sebesar 32 juta saham, dan Fadhl Muhammad Firdaus sebesar 32 juta saham. Sedangkan saham penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar 800 juta saham dengan nilai nominal Rp 25. Jumlah saham yang dilepas itu 20 persen kepemilikan publik. Kapitalisasi pasar saham yang tercatat Rp 400 miliar. Perseroan menetapkan harga perdana Rp 100 sehingga total dana yang diperoleh sebesar Rp 80 miliar.
Mengutip keterangan tertulis perseroan, dana IPO antara lain akan digunakan untuk berbagai keperluan strategis perusahaan. Hal ini termasuk pembelian tanah, pengembangan kandang PT Janu Putra Sejahtera, fasilitas penetasan telur, pelunasan utang usaha kepada PT Janu Putra Abadi dan pembelian parent stock PT Janu Putra Sejahtera berusia satu hari.
Hingga Mei 2023, perseroan mencatat penjualan sebesar Rp115,66 miliar, dengan laba bersih mencapai Rp4,25 miliar. Meskipun terjadi penurunan penjualan, strategi efisiensi operasional berhasil menghasilkan pertumbuhan positif yang signifikan.
Salah satu faktor kunci dalam pertumbuhan PT Janu Putra Sejahtera adalah meningkatnya konsumsi daging, yang didorong oleh kenaikan pendapatan dan pemahaman gizi masyarakat. Hal ini memberikan fondasi yang solid bagi perkembangan PT Janu Putra Sejahtera.
Dalam menghadapi persaingan tinggi di industri, PT Janu Putra Sejahtera optimis dapat mempertahankan pangsa pasar dan tumbuh di tengah dinamika yang berubah. Risiko seperti wabah flu burung menjadi fokus perusahaan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan memitigasi dampaknya.
Lepas 20 Persen Saham ke Publik
Sebelumnya diberitakan, PT Janu Putra Sejahtera Tbk, perusahaan bergerak di usaha peternakan dan rumah potong ayam di Daerah Istimewa Yogyakarta menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).
PT Janu Putra Sejahtera Tbk melepas 800 juta saham ke publik atau maksimal 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Perseroan menawarkan harga saham perdana Rp 100-Rp 110 per saham dalam rangka IPO. Dengan demikian, dana hasil IPO maksimal yang akan diperoleh sekitar Rp 88 miliar.
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar Rp 40,63 miliar untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar Rp 15,52 miliar akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Tuksono, Kulonprogra Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya sekitar Rp 11,53 miliar untuk melunasi utang dan sisanya untuk modal kerja perseroan.
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi PT UOB Kay Hian Sekuritas, dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Adapun setelah IPO, pemegang saham perseroan antara lain Haji Singgih Januratmoko sebesar 78,40 persen, Hj Sova Marwati sebesar 0,80 persen, Fadhl Muhammad Firdaus sebesar 0,80 persen dan masyarakat sebesar 20 persen.
Hingga Mei 2023, perseroan meraih laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 4,25 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,66 miliar. Penjualan turun menjadi Rp 115,66 miliar hingga Mei 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 148,97 miliar.
Advertisement