Wall Street Melesat Tersengat Sentimen Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Wall street kompak menguat pada penutupan perdagangan Selasa, 19 Desember 2023. Indeks Dow Jones catat kenaikan terbesar dan indeks S&P 500 dekati rekor.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Des 2023, 07:15 WIB
Diterbitkan 20 Des 2023, 07:15 WIB
Wall Street Melesat Tersengat Sentimen Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melesat pada perdagangan saham Selasa, 19 Desember 2023. (Foto: Tomas Eidsvold/Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melesat pada perdagangan saham Selasa, 19 Desember 2023.

Indeks S&P 500 menguat pada perdagangan Selasa pekan ini, dan mendekati rekor tertingginya hal ini seiring perubahan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) yang dovish baru-baru ini mengangkat saham.

Mengutip CNBC, Rabu (20/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,59 persen ke posisi 4.768,37. Dengan kenaikan pada perdagangan saham Selasa pekan ini, indeks S&P 500 berjarak sekitar 0,6 persen dari rekor penutupannya dan 1 persen dari rekor intraday. Keduanya dicapai pada Januari 2022.

Indeks Dow Jones melonjak 251,90 poin atau 0,68 persen menjadi 37.557,92. Indeks Nasdaq naik 0,66 persen menjadi 15.003,22. Ini pertama kalinya indeks Nasdaq ditutup di atas level 15.000 sejak Januari 2022.

Indeks Nasdaq bertambah 0,49 persen menjadi 16.811,85, dan mencapai level intraday sepanjang masa dan penutupan tertinggi.

Saham Walgreen Boots Alliance mencatat kinerja terbaik. Saham Walgreens menguat 4,2 persen. Sedangkan saham Enphase Energy dan First Solar termasuk di antara saham-saham yang catat penguatan terbesar di indeks S&P 500. Saham tersebut masing-masing naik 9 persen dan 4 persen.

Saham energi membukukan kinerja lebih baik dengan indeks S&P 500 mendaki 1,2 persen seiring kenaikan harga minyak. Saham Occidental Petroleum mendaki 2,3 persen, sementara itum saham Halliburton dan Exxon Mobil naik lebih dari 1 persen.

Wall street juga mencatat reli seiring pekan lalu ada indikasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) sebanyak tiga kali pada 2024 dan memberikan katalis bagi pasar.

Tanda-tanda menurunnya inflasi dan imbal hasil obligasi juga membantu aset berisiko selama musim yang kuat bagi saham.

“Bias membeli saham ini mulai terjadi. Dan kecuali berita mengubahnya, kita mungkin akan naik lebih tinggi setiap hari karenanya,” ujar Pendiri Bokeh Capital Partners, Kim Forest.

 

Kinerja Indeks Acuan

Ilustrasi Bursa Efek New York, di New York, Amerika Serikat (AS) ((Foto: Unsplash/Aditya Vyas))
Ilustrasi Bursa Efek New York, di New York, Amerika Serikat (AS) ((Foto: Unsplash/Aditya Vyas))

Rata-rata tiga indeks saham acuan bersiap mencatat kenaikan pada Desember 2023. Pada Desember 2023, indeks S&P 500 menguat 4,4 persen, dan keluarga dari kenaikan mingguan terpanjang sejak 2017. Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 4,5 persen dan 5,5 persen.

Setelah catat rekor tertinggi pada pekan lalu, indeks Dow Jones bersiap untuk menguat dalam sembila sesi berturut-turut. Ini akan menandai kenaikan terpanjang indeks sejak Juli 2023, dan hanya 10 kali kenaikan beruntun dari 9 sesi atau lebih sejak 1990.

Selama rekor kenaikan saat ini, indeks Dow Jones melambung lebih dari 1.400 poin atau sekitar 4 persen. Enam dari 30 saham indeks telah naik lebih dari 10 persen secara berturut-turut, sementara hanya empat saham yang turun.

Saham Goldman Sachs dan Caterpillar masing-masing naik 11,5 persen dan 13,6 persen telah memimpin Dow Jones. Dua saham tersebut menyumbang lebih dari sepertiga kenaikan indeks saham.

Di sisi lain, saham UnitedHealth merosot 4,5 persen, berkontribusi terhadap penurunan terbesar indeks.

Penutupan Wall Street pada Selasa 19 Desember 2023

Bursa Efek New York, Amerika Serikat (Foto: Unsplash/Jimmy Woo)
Bursa Efek New York, Amerika Serikat (Foto: Unsplash/Jimmy Woo)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham atau wallstreet menguat melanjutkan kenaikan di November, dipicu rilis data inflasi AS yang baru meningkatkan harapan Federal Reserve tak lagi melanjutkan kenaikan suku bunganya.

Melansir laman CNBC, indeks rata-rata Industri Dow Jones melonjak 489,83 poin, atau 1.43%, berakhir ke posisi 34.827,70.

Sedangkan indeks S&P 500 menguat 1,91%, diperdagangkan sebentar di atas level penting 4,500, dan menetap di 4.495,70. Itu adalah hari terbaik sejak bulan April untuk indeks pasar luas. Komposit Nasdaq melonjak 2,37% menjadi ditutup pada 14.094,38.

Kenaikan hari Selasa menambah kinerja saham yang sudah luar biasa bulan ini. S&P 500 dan Dow masing-masing naik 7,2% dan 5,4% di bulan November. Nasdaq naik 9,7%, menuju kenaikan bulanan terbesar sejak Januari.

CPI tercatat mendatar pada bulan lalu, sementara ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan kenaikan 0,1% bulan ke bulan.

CPI inti, yang tidak mencakup harga pangan dan energi, juga lebih rendah dari perkiraan dan naik pada tingkat paling lambat dalam dua tahun.

Hal ini menanamkan optimisme ke dalam pasar bahwa Federal Reserve pada akhirnya akan mengakhiri kenaikan suku bunga untuk selamanya.

 

Imbal Hasil Obligasi AS

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

“Ada optimisme bahwa inflasi akan mereda ke tingkat di mana Federal Reserve dapat mengambil tindakan sendiri,” kata Keith Buchanan, Manajer Portofolio di Globalt Investments.

Menyusul laporan tersebut, data penetapan harga dana berjangka The Fed menunjukkan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap stabil pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya, menurut CME FedWatch Tool.

Imbal hasil Treasury 10-tahun mengejutkan investor dengan melonjak lebih dari 5% pada bulan Oktober. Namun kemudian turun kembali di bawah 4,5% menyusul laporan inflasi yang lemah.

Saham Home Depot, yang naik 5% karena pendapatan kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan, memimpin kenaikan Dow.

Enfase Energi, Properti Boston dan Teknologi SolarEdge — masing-masing naik lebih dari 10% — memimpin S&P lebih tinggi.​

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya