Wall Street Melejit, Indeks S&P 500 Kembali Cetak Rekor saat Saham Tesla Anjlok

Wall street melesat pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024 waktu setempat. Indeks S&P 500 kembali catat rekor. Sementara itu, saham Tesla anjlok di tengah penguatan wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jan 2024, 07:57 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2024, 07:10 WIB
Wall Street Melejit, Indeks S&P Kembali Cetak Rekor saat Saham Tesla Anjlok
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024.(AP Photo/Seth Wenig)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024. Indeks S&P 500 menguat dalam enam hari berturut-turut. Pergerakan indeks saham acuan itu di tengah saham Tesla yang tertekan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (26/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,53 persen ke posisi 4.894,16, dan meraih rekor penutupan tertinggi sepanjang masa.

Indeks Dow Jones bertambah 242,74 poin atau 0,64 persen ke posisi 38.049,13. Indeks Nasdaq naik tipis 0,18 persen ke posisi 15.510, terbebani anjloknya saham Tesla usai rilis laporan keuangan.

Kenaikan meski tidak terlalu besar pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Nasdaq telah unggul pekan ini. Indeks Nasdaq bertambah 1,3 persen. Indeks S&P 500 menguat 1,1 persen, sedangkan indeks Dow Jones mendaki 0,5 persen.

Baik indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat selama enam hari perdagangan terakhir. Indeks S&P 500 ditutup ke rekor tertinggi selama lima sesi berturut-turut, rekor terpanjang sejak November 2021.

Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) menunjukkan ekonomi Amerika Serikat tumbuh 3,3 persen pada kuartal IV. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan prediksi ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 2 persen. Hal ini yang menekankan berlanjutnya ketahanan ekonomi meski ada kenaikan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed).

Pada laporan Kamis pekan ini juga mencakup data yang menggembirakan mengenai inflasi. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi mencatat kenaikan kuartalan sebesar 2 persen ketika tidak termasuk makanan dan energi yang merupakan ukuran inti yang disukai the Fed ketika menilai inflasi. Inflasi umum hanya naik 1,7 persen.

 

 

Aksi Jual Saham Tesla Bebani Pasar

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

“Itu adalah gabungan data yang sangat sehat. Ini mendekati target the Fed dalam mencari pertumbunan non-inflasi,” tutur Senior Investment Strategist Charles Schwab, Kevin Gordon.

Namun, aksi jual di saham Tesla yang menjadi favorit investor ritel, membebani pasar. Saham Tesla anjlok lebih dari 12 persen setelah produsen kendaraan listrik itu membukukan hasil kuartal IV yang mengecewakan dan memperingatkan pertumbuhan volume kendaraan lebih rendah pada 2024.

Sementara itu, saham IBM melompat lebih dari 9 persen setelah perusahaan teknologi itu membukukan laba yang disesuaikan dan pendapatan yang mengalahkan prediksi analis.

Di sisi lain, lebih dari seperlima perusahaan di indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan pada musim laporan keuangan ini, menurut FactSet. Hampir 74 persen di antaranya telah melampaui harapan wall street, menurut data perusahaan.

 

Penutupan Wall Street pada 24 Januari 2024

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham, Rabu, 24 Januari 2024. Indeks S&P 500 menguat yang didorong saham Netflix.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,08 persen ke posisi 4.868,55, dan mencatat rekor penutupan baru sepanjang masa.

Indeks Nasdaq bertambah 0,36 persen ke posisi 15.481,92, yang dibantu oleh reli saham teknologi. Indeks yang menguat menandai kemenangan hari kelima berturut-turut.

Indeks Dow Jones tergelincir 99,06 poin atau 0,26 persen ke posisi 37.806,39. Koreksi indeks Dow Jones terjadi seiring saham Verizon dan 3M merosot lebih dari 2 persen. Pergerakan saham itu setelah laporan laba.

Saham Netflix melonjak lebih dari 10 persen setelah layanan streaming itu mengatakan, jumlah total pelanggannya mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 260,8 juta. Pendapatan juga melampaui perkiraan analis, begitu pula panduan laba tersebut.

“Laporan laba adalah penarik yang cukup baik,” ujar Senior Strategist Allianz Investment Management, Charlie Ripley.

Ia menuturkan, orang-orang berpikir kalau segala sesuatunya cukup seimbang atau bahkan mungkin menghadapi risiko-risiko negatif yang lebih besar karena pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi yang menurun. “Namun, apa yang kami lihat adalah keadaan menjadi lebih tangguh,” ujar dia.

Di sisi lain, saham Microsoft naik hampir 1 persen membuat valuasi pasarnya lebih tinggi dari USD 3 triliun untuk pertama kalinya. Saham Meta naik 1,4 persen menjadikan kapitalisasi pasar induk Facebook di atas USD 1 triliun.

Dua saham yang menguat tersebut menambah kinerja kuat perusahaan teknologi kapitalisasi besar pada 2024 yang telah mendorong indeks S&P 500 ke rekor tertinggi dan mengonfirmasi pasar bullish baru.

Saham jasa komunikasi dan informasi teknologi masing-masing menguat 1,2 persen dan 0,8 persen sehingga mendorong kenaikan indeks acuan.

 

 

Laporan Keuangan Perusahaan Jadi Fokus Pasar

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Selain teknologi, saham AT&T turun sekitar 3 persen seiring laba lebih rendah dari perkiraan. Saham DuPont De Nemours anjlok 14 persen setelah mengumumkan hasil laporan keuangan kuartal IV yang lemah dan mengeluarkan panduan kuartal I yang mengecewakan.

Laporan laba perusahaan akan tetap menjadi fokus pelaku pasar. Sejumlah laporan keuangan yang dicermati antara lain Tesla, Las Vegas Sands, dan IBM.

Lebih dari 16 persen perusahaan di indeks S&P 500 melaporkan kinerja keuangan. Lebih dari 71 persen telah melampaui harapan wall street, menurut FactSet.

“Pasar sangat bullish. Hal utama saat ini adalah reaksi terhadap laba,” ujar dia.

Di sisi lain, Barclays menyebutkan aktivitas kesepakatan akan berlanjut pada 2024 seiring pelaku pasar mengantisipasi dimulainya penurunan suku bunga pada 2024.

“Kami melihat pemulihan dalam M&A dan aktivitas pasar modal sebagai tema penting untuk 2024,” ujar Emmanuel Cau dari Barclays.

Dalam laporan berjudul M&A/capital market activity on the way up, Cau menyebutkan, kondisi keuangan mulai membaik dengan suku bunga lebih rendah, pasar kredit yang penuh, fundamental perusahaan solid dan dolar Amerika Serikat yang menguat dapat mendorong lebih banyak transaksi lintas kawasan.

Cau merekomendasikan perusahaan-perusahaan kapitalisasi kecil dan menengah serta bank menjelang pemulihan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya