Liputan6.com, Jakarta - PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu, 7 Februari 2024. Ancara Logistics Indonesia menerbitkan sekitar 3,2 miliar saham kepada publik, mewakili 20,0% dari saham beredar perusahaan.
Direktur Utama Ancara Logistics Indonesia Faisal Mohamad Nur mengungkapkan, perseroan memproyeksikan pendapatan Rp 2 triliun pada 2024. Adapun dari sisi bottom line, ALII menargetkan laba bersih Rp 900 miliar.
Baca Juga
Faisal menuturkan, sepanjang 2024, ALII telah mengantongi dua kontrak utama dengan perusahaan tambang yang diharapkan menjadi pendorong kinerja.
Advertisement
"Kami mengangkut 7 juta ton batu bara pada 2024, naik dari tahun lalu yang sebanyak 2,7 juta ton,” kata Faisal dalam konferensi pers, di Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/2/2024).
Ancara Logistics Indonesia menawarkan harga saham perdana Rp 272 per saham, dan berhasil mengumpulkan Rp 860,9 miliar dari IPO.
"Sekitar 75% dana hasil IPO akan dialokasikan sebagai pinjaman untuk anak perusahaannya, yaitu PT Mahakam Coal Terminal (MCT) yang akan digunakan MCT untuk pembayaran sebagian utang,” jelas Faisal
Tak hanya itu, sekitar 21,44% dana akan dialokasikan untuk akuisisi 15 kapal tongkang sungai baru, dengan sisanya akan digunakan untuk modal kerja ALII.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 7 Februari 2024, saham ALII naik 25 persen ke posisi Rp 340 per saham. Saham ALII dibuka naik Rp 32 dari harga perdana Rp 304 per saham. Saham ALII berada di level tertinggi Rp 340 dan terendah Rp 268 per saham. Total frekuensi perdagangan 21.072 kali dengan volume perdagangan 4.243.056 saham. Nilai transaksi Rp 135,3 miliar.
Ancara Logistics Indonesia Raup Dana Segar Rp 860,9 Miliar dari IPO
Sebelumnya diberitakan, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII), penyedia layanan terdepan dari awal hingga akhir untuk logistik dan jasa pertambangan yang mencakup transportasi, transshipment, dan jasa lainnya mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
ALII menerbitkan sekitar 3,2 miliar saham kepada publik, mewakili 20% dari saham beredar perusahaan. ALII melakukan penawaran awal (book building) pada 17-24 Januari 2024 sebelum memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Januari 2024 dan dilanjutkan dengan penawaran umum pada 1–5 Februari 2024.
Direktur Utama Ancara Logistics Indonesia, Faisal Mohamad Nur mengatakan, dengan harga saham perdana Rp 272 per saham, ALII mampu mengumpulkan Rp 860,9 miliar dari IPO.
"Sekitar 75% dana hasil IPO akan dialokasikan sebagai pinjaman untuk anak perusahaannya, yaitu PT Mahakam Coal Terminal (MCT) yang akan digunakan MCT untuk pembayaran sebagian utang,” kata Faisal, dalam konferensi pers, Rabu (7/2/2024).
Tak hanya itu, sekitar 21,44% dana akan dialokasikan untuk akuisisi 15 kapal tongkang sungai baru, dengan sisanya akan digunakan untuk modal kerja ALII.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama Rabu, 7 Februari 2024, saham ALII melonjak 25 persen ke posisi Rp 340 per saham.
Advertisement
Ancara Logistics Indonesia Patok Harga IPO Rp 272 per Lembar
Sebelumnya diberitakan, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 3.165.160.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 20 per lembar.
Melansir laman e-ipo, Kamis (1/2/2024), Ancara Logistics Indonesia telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 272 per lembar.
Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 860,92 miliar dari IPO. Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 268-278 per lembar.
Rencananya, sebesar 75 persen dana IPO akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu MCT.
Dana tersebut akan digunakan oleh MCT untuk pembayaran sebagian atau pelunasan pokok utang MCT kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte. Limited dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte. Limited.
Dana IPO
Lalu sekitar 20,64 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) guna menunjang kegiatan usaha utama perseroan, yaitu untuk pembelian tongkang sungai.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja (operational expenditure/opex) dalam rangka menunjang kegiatan operasional perseroan antara lain termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat dan lainnya.
Informasi saja, pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) perseroan adalah Aburizal Bakrie dan Nalinkant Amratlal Rathod.
Lebih lanjut, saham perseroan saat ini dimiliki oleh Anindhita Anestya Bakrie, generasi ketiga Grup Bakrie, memiliki 3,03 persen saham ALII sebelum IPO.
Kemudian PT Graha Adika Niaga, yang merupakan pemegang saham mayoritas, dimiliki oleh Aburizal Bakrie. Sedangkan PT Solomed Capital Pte. Ltd., yang memiliki 39,48 persen saham, dimiliki oleh Nalinkant Amratlal Rathod, yang juga menjabat sebagai komisaris utama ALII dan memiliki 2,63 persen saham secara langsung.
Advertisement