Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan Rabu (27/3/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham tertekan.
Dikutip dari data RTI, IHSG melemah 0,75 persen ke posisi 7.310,09. Indeks LQ45 susut 0,74 persen ke posisi 990,37. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.375 dan terendah 7.292,79.
Baca Juga
Sebanyak 364 saham melemah sehingga menekan IHSG. 201 saham menguat dan 214 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.081.706 kali dan volume perdagangan 14,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Investor asing menjual saham Rp 862 miliar. Dengan demikian, investor asing beli saham Rp 26,66 triliun sepanjang 2024.
Advertisement
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) memerah kecuali sektor saham keuangan naik 0,07 persen. Sektor saham transportasi dan logistic tergelincir 2,48 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi turun 0,97 persen dan sektor saham kesehatan terpangkas 0,93 persen.
Selain itu, sektor saham energi melemah tipis 0,12 persen, sektor saham basic terperosok 0,70 persen, sektor saham industri turun terbatas 0,14 persen.
Kemudian sektor saham nonsiklikal melemah 0,26 persen, sektor saham siklikal terbenam 0,51 persen, sektor saham properti susut 0,70 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,58 persen.
Saham SBAT stagnan di posisi Rp 2 per saham. Total frekuensi perdagangan 307 kali dengan volume perdagangan 174.268 saham. Nilai transaksi Rp 34,9 juta.
Selain itu, saham MKNT berada di posisi Rp 2 per saham. Saham MKNT berada di level tertinggi dan terendah Rp 2 per saham. Total frekuensi perdagangan 143 kali dengan volume perdagangan 47.391 saham. Nilai transaksi Rp 9,4 juta.
Sentimen yang Pengaruhi IHSG
Mengutip Antara, dalam tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia bergerak variasi karena pelaku pasar bersikap wait and see menantikan pengumuman penting pada Jumat, 29 Maret 2024 yakni Core PCE Price Index, Personal Income dan Personal Spending yang akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap keputusan tingkat suku bunga the Federal Reserve (the Fed) selanjutnya.
Selain itu, Pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat (29/3) juga dinantikan oleh para pelaku pasar sebagai penentu arah kebijakan The Fed.
Dari Asia, saham-saham Jepang menguat karena Yen sempat melemah ke level terendahnya sejak tahun 1990. Sementara itu, saham-saham di China melemah akibat tidak adanya sentimen yang kuat selama sepekan ini. Di pasar komoditas, minyak mentah melemah karena stok minyak mentah melonjak di Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham FMII melonjak 35 persen
- Saham SONA melonjak 24,84 persen
- Saham GTRA melonjak 24,49 persen
- Saham REAL melonjak 20 persen
- Saham LAPD melonjak 20 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham TOPS merosot 25 persen
- Saham STAR merosot 20,55 persen
- Saham EPAC merosot 16,67 persen
- Saham IDPR merosot 15,18 persen
- Saham MTPS merosot 14,29 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham TLKM senilai Rp 1,8 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 459,6 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 397,1 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 333,6 miliar
- Saham ISAT senilai Rp 304,6 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham LMAX tercatat 145.684 kali
- Saham TLKM tercatat 67.057 kali
- Saham PTMP tercatat 42.017 kali
- Saham GTRA tercatat 25.801 kali
- Saham GOTO tercatat 20.617 kali
Bursa Saham Global
Bursa saham global menguat pada perdagangan Rabu, 27 Maret 2024 yang didorong reli bursa saham Jepang. Sementara itu, yen melemah ke level terendah sejak 1990, sedangkan dolar Amerika Serikat (AS) stabil di tengah perdagangan yang pendek pada pekan ini.
Adapun rilis inflasi Amerika Serikat menjadi kunci. Yen merosot lebih dari 7 persen terhadap dolar AS ke posisi 151,97. Hal itu mendorong tiga otoritas moneter utama Jepang menggelar pertemuan darurat pada Rabu pekan ini untuk membahas mata uang.Demikian mengutip dari Channel News Asia.
Pelaku pasar menilai ini sebagai sinyal pejabat siap melakukan intervensi di pasar untuk hentikan apa yang digambarkan sebagai pergerakan yen yang tidak teratur dan spekulatif.
Yen telah melemah meski Bank of Japan pertama kali menaikkan suku bunga dalam 17 tahun pada pekan lalu. Hal ini seiring pelaku pasar prediksi pengetatan yang sangat bertahap dan kemungkinan penundaan pelonggaran the Federal Reserve.
Indeks Nikkei ditutup menguat 0,9 persen meski bursa saham lain melemah. Indeks MSCI All-World melemah. Indeks STOXX 600 naik tipis 0,1 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq berjangka masing-masing naik 0,3 persen dan 0,4 persen.
“Ini adalah perdagangan yang bergejolak dan tidak memiliki arah, dan ada alasan bagus untuk itu. Kita telah mencapai masa di mana arus penyeimbangan kembali berdampak ke pasar,” ujar Analis IG Tony Sycamore.
Advertisement