Sunindo Pratama Raup Laba Rp 100,9 Miliar pada 2023

Direktur Utama Sunindo Pratama, Willy Johan Chandra menyatakan kinerja SUNI pada 2023 juga naik 112,3 persen dari target perseroan pada tahun yang sama.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Apr 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 17:00 WIB
Sunindo Pratama Raup Laba Rp 100,9 Miliar pada 2023
PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) membukukan laba atau keuntungan cukup besar sepanjang 2023. (Foto: Liputan6.com/Arief R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) membukukan laba atau keuntungan sepanjang 2023. Perseroan berhasil mencatatkan untung Rp 100,9 miliar atau 102,1 persen dari tahun lalu.

Direktur Utama Sunindo Pratama, Willy Johan Chandra menyatakan kinerja SUNI pada 2023 juga naik 112,3 persen dari target perseroan pada tahun yang sama.

"Pada tahun 2023, SUNI telah menjalin hubungan yang baik dengan regulator secara aktif berpartisipasi dalam Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) bersama SKK Migas dan Ditjen Migas Kementerian ESDM," ucap Willy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/4/2024).

Perlu diketahui, pertumbuhan laba bersih ini ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha yang meningkat sebesar 72 persen secara tahunan sepanjang 2023 sehingga Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan usaha hingga akhir tahun 2023 sebesar Rp 762,4 miliar, atau tumbuh sebesar 41,1 persen yoy. Pertumbuhan pendapatan usaha ini ditopang oleh segmen penjualan yang meningkat tajam pada 2023 sebesar 84,5 persen yoy. 

Hingga akhir tahun 2023, Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha dari segmen penjualan sebesar Rp759,1 miliar atau meningkat 46,7 persen yoy. Pendapatan usaha meningkat secara signifikan sejalan dengan pertumbuhan volume penjual OCTG tubing dan casing yang tumbuh masing-masing sebesar 10,5 persen yoy dan 304,7 persen yoy.

Seiring dengan pertumbuhan laba bersih, Perseroan juga berhasil meningkatkan ekuitas sebesar 54,5 persen menjadi Rp 588,3 miliar dan menjaga rasio-rasio keuangan berdasarkan ketentuan kredit. Salah satunya, Perseroan menjaga rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) pada level 0,3 kali atau jauh berada di bawah ketentuan kredit yaitu maksimal 2,5 kali. 

Total liabilitas juga meningkat sebesar 32,9 persen yoy ditopang oleh peningkatan utang finansial menjadi Rp 73,4 miliar dibandingkan utang tahun lalu sebesar Rp 6,2 miliar untuk kredit investasi dan modal kerja Perseroan.

Peningkatan utang finansial ini masih dalam komposisi yang wajar karena SUNI masih menjaga current ratio pada level 3.9 kali dan memiliki kas yang jauh lebih besar dari pada utang finansial. 

Aset Meningkat 48,4 Persen

Konferensi pers PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), Senin (1/4/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief R)
Konferensi pers PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), Senin (1/4/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief R)

Willy menerangkan, kondisi neraca yang sangat kuat ini, SUNI masih memiliki kemampuan untuk melunasi kewajibannya dan mendanai investasi ke depan.

Seiring dengan peningkatan liabilitas yang sebagian besar digunakan untuk ekspansi, aset Perseroan juga meningkat sebesar 48,4 persen yoy terutama untuk aset bangunan, mesin serta persediaan Perseroan.

SUNI juga berhasil menjaga arus kas tetap positif sebesar Rp 84,5 miliar, atau meningkat sebesar 166,4 persen pada 2023. Arus kas dari aktivitas pendanaan meningkat signifikan sebesar 57,9 kali lipat hingga akhir tahun 2023 menjadi Rp 174,1 miliar, sebagian besar berasal dari IPO yang dilakukan Perseroan. 

Arus kas dari aktivitas investasi juga meningkat sebesar 26,7 kali lipat menjadi Rp 121,3 miliar ditopanh oleh akuisisi strategic asset PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) di Batam. Ini merupakan aset vital bagi SUNI dalam memproduksi seamless pipes/OCTG tubing secara in-house dan menjamin ketersediaan produk Perseroan. 

Selain meningkatkan kepemilikan di RTM, SUNI juga akan meningkatkan kapasitas produksi 2 kali lipat dengan pembangunan plant 2 RTM di Batam pada 2024.

"SUNI juga meningkatkan kepemilikan saham pada RTM, guna menjamin ketersediaan produksi in-house OCTG tubing serta menambah kapasitas produksi RTM dengan pembelian lahan dan mesin untuk plant 2 di Batam," jelas Willy.

Selain itu, SUNI juga telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi, Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP), dan PT Kris Setiabudi Utama untuk menyediakan produk yang memenuhi TKDN dan berstandar internasional, serta melakukan proses IPO.

 

Siapkan Belanja Modal Rp 432 Miliar, Sunindo Pratama Bangun Pabrik Plant 2 di Batam

PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI IJ) ] resmi memulai pembangunan plant 2 PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) di Batam. (Foto: Sunindo Pratama)
PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI IJ) ] resmi memulai pembangunan plant 2 PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) di Batam. (Foto: Sunindo Pratama)

Sebelumnya diberitakan, PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI)  resmi memulai pembangunan plant 2 PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) di Batam. RTM merupakan strategic asset yang vital bagi Sunindo Pratama dalam memproduksi seamless pipes/OCTG tubing secara in-house dan menjamin ketersediaan produk Perseroan.

Melanjutkan serangkaian strategi peningkatan kapasitas produksi yang telah berjalan sebelumnya dengan transaksi peningkatan modal disetor kepada RTM sebesar Rp152,8 miliar, Perseroan juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp432 miliar.

Belanja modal itu akan digunakan untuk pembelian tanah sebesar Rp57 miliar,  pembangunan pabrik sebesar Rp250 miliar dan pembelian mesin-mesin produksi sebesar Rp125 miliar. Demikian dikutip dari keterangan resmi, ditulis Sabtu (15/3/2024).

Pembangunan pabrik baru seluas 50.793 m2 ini dapat menambah kapasitas produksi seamless pipes/OCTG tubing hingga dua kali lipat mencapai 60.000 ton/ tahun dari yang sebelumnya 30.000 ton/ tahun. Jika mencapai kapasitas maksimal, Perseroan dapat memasok atau melayani kebutuhan seamless OCTG tubing sampai dengan 70.000 ton/tahun.

Peningkatan kapasitas produksi ini mendukung Perseroan untuk mendiversifikasi produk Industrial pipe dan memperluas pangsa pasar di dalam maupun luar negeri (pasar ekspor). Perseroan menargetkan fasilitas ini akan beroperasi pada 2025 dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja operasional dan keuangan Perseroan ke depan.

Perseroan menyatakan, kehadiran pabrik baru SUNI juga untuk memperkuat industri pipa lokal dalam memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas ke depannya.

 

Peluang Perseroan

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan menyatakan, berkomitmen mendukung program pemerintah yang telah menetapkan target lifting minyak dan gas bumi sebesar masing-masing 1 juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 BSCFD (billion standard cubic feet per day) pada 2030.

Dengan target tersebut, Indonesia menjadi captive market untuk produk seamless pipes/OCTG tubing dan memberikan peluang bagi Perseroan untuk menjamin keberlangsungan usaha ke depannya.

SUNI merupakan perusahaan pionir dan satu-satunya di Indonesia dalam penyediaan produk seamless pipes/OCTG tubing. Sebagai produsen pipa lokal, SUNI memiliki potensi kuat untuk bertumbuh secara berkelanjutan.

Pertumbuhan Perseroan juga semakin kuat didukung dengan adanya regulasi pemerintah yang mengatur standar TKDN untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor ditambah dengan kebutuhan energi yang akan terus meningkat ke depannya.

Perseroan juga berkomitmen untuk meningkatkan implementasi ESG di lingkungan pabrik plant 2. RTM telah bekerja sama dengan PLN untuk merancang penggunaan panel surya pada rooftop factory seluas 11.000 m2 yang akan menghasilkan listrik 0.5-1 MW.

Tantangan Perseroan

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan juga memastikan rencana pembangunan yang mengalokasikan 12% area pabrik menjadi area hijau. Dari aspek sosial, kehadiran pabrik baru RTM dapat menyerap tenaga kerja lokal sampai dengan 250 pekerja di Batam.

Tantangan perseroan saat ini adalah memastikan delivery produk ke pelanggan dapat berjalan tepat waktu, dengan adanya pabrik baru Perseroan optimistis dapat memenuhi kebutuhan pelanggan baik secara volume maupun dari sisi waktu pengiriman.

Dengan adanya production line di pabrik baru, Perseroan dapat tetap mengoptimalkan aktivitas produksi di saat proses maintenance sedang dilakukan di production line yang telah ada. Selain untuk meningkatkan kinerja Perseroan, ini merupakan bagian dari peningkatan layanan Perseroan kepada pelanggan ke depan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya