Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat usai libur Lebaran 2024. Sejumlah sentimen global akan bayangi IHSG.
Secara teknikal, Praktisi Pasar Modal William Hartanto mengatakan IHSG berpotensi menguat dengan posisi resistance pada 7.400.
Baca Juga
"Proyeksi IHSG menguat dalam range support 7.150 dan resistance 7.400. Sentimennya adalah technical rebound," kata William kepada Liputan6.com, Senin (15/4/2024).
Advertisement
Sebelumnya, IHSG ditutup pada posisi 7.286,882 pada Jumat, 5 April 2024, sebelum libur panjang dalam rangka Lebaran 2024. Posisi IHSG selama sepekan mengalami perubahan 0,03 persen dari 7.288,813 pada penutupan pekan sebelumnya.
Seiring dengan usainya libur Lebaran, situasi geopolitik di Timur Tengah semakin memanas menyusul serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024 malam. Mempertimbangkan kondisi tersebut, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat IHSG berpotensi mengalami tekanan dipicu kekhawatiran investor.
"Pasalnya, yang mulai bertikai adalah Iran, hal ini mengkonfirmasi bahwa eskalasi perang berpotensi bertambah besar dan tinggi. Iran juga salah satu negara yang memproduksi minyak. Oleh sebab itu, harga minyak pun langsung mengalami kenaikkan. Belum lagi Israel pun sedang berusaha untuk menahan diri agar tidak membuat eskalasi semakin besar," beber Nico saat dihubungi Liputan6.com secara terpisah.
Tidak hanya dari peningkatan geopolitik, data ketenagakerjaan di Amerika Serikat juga sangat baik, terutama ketika US Change in nonfarm Payrolls bahkan mengalami kenaikkan. Hal ini yang membuat inflasi tampaknya semakin sulit untuk ditekan, membuat The Fed akan menunda pemangkasan tingkat suku bunga.
Â
Â
Dampak Konflik Iran-Israel
Bersamaan dengan itu, inflasi di Amerika Serikat pun mengalami kenaikkan, semakin memberikan rasa pesimis apakah The Fed akan memangkas tingkat suku bunga pada Juni mendatang.
"Karena prediksi pemangkasan tersebut sudah mundur hingga bulan September. IHSG berpotensi mengalami pelemahan dengan rentang 7.220 - 7.300," ungkap Nico.
Senada, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan, Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan produksi sekitar 3,9 juta barel per hari, dengan ekspor minyak mencapai 1,29 juta barel per hari di tahun 2023.
Oleh sebab itu, perang tidak hanya akan mengganggu produksi, tetapi juga jalur distribusi. Situasi ini akan memicu lonjakan harga minyak. Saat ini, harga minyak mentah Brent telah mencapai sekitar USD 90 per barel.
Menurut Josua, kenaikan harga minyak mentah dunia juga dapat memberikan tekanan fiskal bagi Indonesia karena kebijakan fiskal akan bertindak sebagai peredam guncangan melalui subsidi energi dan kompensasi.
"Situasi ini dapat menyebabkan defisit fiskal yang melebar di tengah menurunnya penerimaan negara akibat normalisasi harga komoditas, sehingga meningkatkan pembiayaan anggaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan imbal hasil obligasi Indonesia," kata dia kepada Liputan6.com.
Â
Advertisement
Ketidakpastian Geopolitik
Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah mendorong pelaku pasar untuk memilih berinvestasi pada aset-aset safe haven, salah satunya Dolar AS, sehingga menyebabkan mata uang negara-negara lain, terutama yang negara berkembang seperti Indonesia, berpotensi melemah.
Indeks Dolar AS naik ke kisaran 106 menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Kondisi ini menjadi kabar buruk bagi nilai tukar Rupiah yang tahun ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan inflasi AS dan kebijakan moneter The Fed. Rupiah diprediksi akan terus terdepresiasi jika konflik ini terus memanas dan berlanjut.
"Konflik di Timur Tengah meningkatkan ketidakpastian global, menyebabkan investor menarik dana dari aset-aset berisiko tinggi, terutama dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia dikhawatirkan akan meningkat setelah konflik antara Iran dan Israel meningkat," imbuh Josua.
Penutupan IHSG pada 5 April 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (5/4/2024). IHSG menguat di tengah mayoritas sektor saham melemah jelang libur panjang Lebaran 2024.
Dikutip dari data RTI, IHSG ditutup naik 0,45 persen ke posisi 7.286,88. Indeks LQ45 melemah 0,42 persen ke posisi 963,72. Sebagian besar indeks saham acuan merosot. Jelang libur panjang Lebaran, IHSG berada di level tertinggi 7.298,85 dan terendah 7.239,27.
Sebanyak 301 saham merosot sehingga tahan penguatan IHSG. 261 saham menguat. 220 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 815.584 kali dengan volume perdagangan 16,5 miliar saham.
Nilai transaksi harian Rp 12,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.839. Investor asing jual saham Rp 3,76 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 16,63 triliun.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) memerah. Sektor saham transportasi dan logistik turun 0,71 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham nonsiklikal merosot 0,48 persen, sektor saham siklikal berada di zona merah. Sektor saham keuangan terpangkas 0,27 persen, sektor saham properti tergelincir 0,39 persen. Selain itu, sektor saham teknologi merosot 0,66 persen dan sektor saham transportasi turun 0,71 persen.
Jelang libur panjang Lebaran,harga saham PGAS naik 0,36 persen ke posisi Rp 1.375 per saham. Harga saham PGAS dibuka stagnan di posisi Rp 1.375 per saham. Harga saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.375 dan terendah Rp 1.365 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.512 kali dengan volume perdagangan 173.181 saham. Nilai transaksi Rp 23,8 miliar.
Â
Â
Advertisement