Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat (26/4/2024). IHSG akan menguji rentang area 7.240-7.290.
IHSG melemah 0,27 persen ke posisi 7.155 disertai dengan munculnya volume penjualan pada perdagangan Kamis, 25 April 2024.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG akan cenderung koreksi dalam jangka pendek menguji 7.089-7.128 terlebih dahulu. Akan tetapi, selama IHSG masih mampu berada di atas 7.026 sebagai level support terdekat, IHSG sedang berada pada awal wave B dari wave (2).
Advertisement
“Hal tersebut berarti IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji rentang area 7.240-7.290,” ujar Herditya.
Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.026,6.958 dan level resistance 7.191,7.238 pada perdagangan Jumat pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas pada perdagangan Jumat pekan ini. IHSG akan berada di level support dan resistance di kisaran 7.130-7.230.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Sementara itu, Herditya memilih saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Jago Tbk (ARTO) - Buy on Weakness
Saham ARTO terkoreksi 1,38% ke 2.140 dan disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan.
Herditya menuturkan, saat ini, diperkirakan posisi ARTO berada di akhir wave iii dari wave (c), sehingga koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang menguat untuk membentuk wave iv.
Buy on Weakness: 2.030-2.080
Target Price: 2.340, 2.440
Stoploss: below 1.990
2.PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) - Buy on Weakness
Saham DOID menguat 0,85% ke 474 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Saat ini, posisi DOID diperkirakan beradapada bagian dari wave v dari wave (i), sehingga DOID masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar dia.
Buy on Weakness: 450-464
Target Price: 486, 500
Stoploss: below 422
3.PT XL Axiata Tbk (EXCL) - Buy on Weakness
Saham EXCL terkoreksi ke 2.380 disertai peningkatan volume penjualan. Herditya mengatakan, saat ini, diperkirakan posisi EXCL berada di awal wave (ii) dari wave [iii], sehingga EXCL akan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 2.230-2.320
Target Price: 2.530, 2.620
Stoploss: below 2.190
4.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) - Buy on Weakness
Saham UNVR menguat 10,46% ke 2.640 disertai dengan peningkatan volume pembelian, penguatannya pun mampu menembus MA20.
"Saat ini, posisi UNVR diperkirakan berada pada bagian awal dari wave 1, sehingga UNVR masih berpeluang melanjutkan penguatannya," tutur dia.
Buy on Weakness: 2.510-2.610
Target Price: 2.790, 3.070
Stoploss: below 2.430
Advertisement
Penutupan IHSG pada 25 April 2024
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Kamis (25/4/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing dan mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,27 persen ke posisi 7.155,29. Indeks LQ45 susut 0,84 persen ke posisi 923,49. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.177,06 dan terendah 7.132,10. Sebanyak 338 saham melemah sehingga menekan IHSG. 208 saham menguat dan 235 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.111.130 kali dengan volume perdagangan 26,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.131.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham nonsiklikal melonjak 1,55 persen, sektor saham Kesehatan bertambah 0,89 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,71 persen.
Sementara itu, sektor saham transportasi turun 1,14 persen, dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham keuangan melemah 1,13 persen dan sektor saham energi merosot 1,1 persen.
Selanjutnya sektor saham basic terpangkas 1,04 persen, sektor saham industri merosot 0,25 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,73 persen. Selain itu, sektor saham properti susut 0,22 persen, sektor saham teknologi melemah 0,67 persen.
Harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bergerak di zona merah. Harga saham ITMG merosot 1,48 persen ke posisi Rp 24.975 per saham. Harga saham ITMG dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 25.325 per saham. Harga saham ITMG berada di level tertinggi Rp 25.325 dan terendah Rp 24.925 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.742 kali dengan volume perdagangan 13.665 saham. Nilai transaksi Rp 34,2 miliar.
Sentimen yang Pengaruhi IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investor Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia didominasi pelemahan. Hal ini mengikuti koreksi yang terjadi di Dow Jones akibat meluasnya keraguan terhadap sektor teknologi.
Dari mancanegara, di China penguatan terjadi pada bursa Hongkong dan Shanghai yang disebabkan optimisme pasar terhadap perekonomian China.
Survei yang dilakukan Bloomberg prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) China akan sebesar 4,8 persen pada 2024, atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 4,6 persen, atau mendekati target pemerintah China yang sebesar 5 persen untuk tahun 2024. Namun demikian, penurunan properti tetap menimbulkan risiko terbesar terhadap pertumbuhan China pada 2024.
"Di sisi lain, Bank of Japan (BOJ) tengah memulai pertemuan terkait penetapan suku bunga yang kami perkirakan BOJ akan tetap mempertahankan suku bunganya atau dapat juga menaikkan tingkat suku bunganya guna menstabilkan nilai yen terhadap dolar.,” demikian dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI dalam rangka menjaga nilai Rupiah, sehingga sektor consumer non cyclicals memimpin kenaikan sebab sektor ini banyak melakukan impor untuk bahan baku.
Advertisement