Induk Usaha Google Bakal Tebar Dividen untuk Pertama Kali

Induk usaha Google yakni Alphabet membagikan dividen untuk pertama kali dan melakukan pembelian kembali saham atau buyback sebesar USD 70 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Apr 2024, 16:25 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2024, 16:25 WIB
Ilustrasi kantor Google di Singapura (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Harga saham induk usaha Alphabet melonjak 10 persen pada perdagangan Jumat, 26 April 2024 usai Perseroan mengunggah kinerja kuartal I yang lebih baik dari harapan. (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham induk usaha Alphabet melonjak 10 persen pada perdagangan Jumat, 26 April 2024 usai Perseroan mengunggah kinerja kuartal I yang lebih baik dari harapan.

Selain itu, Perseroan membagikan dividen untuk pertama kali dan melakukan pembelian kembali saham atau buyback sebesar USD 70 miliar.

Mengutip CNBC, harga saham Alphabet mencatat reli signifikan sejak naik 16 persen pada Juli 2015. Harga saham Alphabet ditutup di posisi USD 171,95, dan valuasi Alphabet di atas USD 2,1 triliun.

Alphabet melaporkan pendapatan mencapai USD 80,54 miliar, naik 15 persen dari periode sama tahun sebelumnya dan tercepat sejak awal 2022. Selain itu, pendapatan Google melewati prediksi analis yang disurvei LSEG yang mencapai USD 78,59 miliar. Perseroan juga mencatat laba per saham USD 1,89 dari prediksi wall street sebesar USD 1,51 miliar.

Selain itu, Alphabet juga mengumumkan pembagian dividen 20 sen per taham yang akan dibayar pada 17 Juni 2024 kepada seluruh pemegang saham yang namanya tercatat 10 Juni 2024.

Alphabet juga mendapatkan persetujuan untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham sebesar USD 70 miliar.

Adapun kinerja keuangan positif tersebut juga didukung dari pendapatan iklan Youtube dan pendapatan Google Cloud yang melebihi prediksi analis.

Analis Barclays tetap memasang rating overweight di saham Alphabet dan menaikkan target harga saham menjadi USD 200 dari USD 173. Analis mengapresiasi keseimbangan investasi perusahaan dengan efisiensi dan pengembalian modal.

“Google berada di posisi yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan, memperluas margin sambil mengirimkan produk lebih cepat dan mengembalikan modal. Pada dasarnya membuktikan para penentang salah. Momentumnya akan tetap kuat untuk sementara waktu di sini,” tulis Analis Barclays.

 

Analis Kerek Harga Saham Induk Usaha Google

Hal Ini Akan Terjadi Jika Kamu Buka 100 Tab di Google Chrome, Berani Coba?
Ilustrasi Google

Analis Oppenheimer menyoroti bisnis periklanan Alphabet yang semakin cepat meski terdapat pengeluaran besar untuk kecerdasan buatan sehingga menaikkan target harga menjadi USD 205 dari USD 185 dan kembali menegaskan peringkat yang lebih baik.

Analis Morgan Stanley mempertahankan peringkat overweight terhadap Alphabet dan target harga menjadi USD 195 dari USD 165 dengan alasan ketahanan pertumbuhan inti perusahaan dan keberhasilan awal dalam merekayasa ulang biaya bisnis.

Di antara peningkatan target harga lainnya untuk saham setelah laba Alphabet, JPMorgan meningkatkan target harga menjadi USD 200 dari USD 165. Sedangkan Evercore ISI menaikkan target menjadi USD 200 dari USD 160.

Harga Saham Perusahaan Teknologi Reli di Wall Street

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, saham-saham teknologi teratas di Wall Street berhasil membukukan kenaikan terbesarnya dalam lebih dari dua bulan. Kenaikan ini mengurangi kecemasan pasar mengenai perlambatan aktivitas ekonomi setelah pendapatan kuartal pertama yang besar.

Dilansir dari Forbes, Kamis (27/4/2024), Nasdaq, yang merupakan indeks acuan bagi perusahaan teknologi sempat naik 2% ke posisi 15.927,90 pada Jumat, 26 April 2024, mencapai titik tertinggi sejak 22 Februari, sementara S&P 500 meningkat sebesar 1% ke posisi 5.099,96. Indeks Dow Jones bertambah 0,4 persen ke posisi 38.239,66.

Selama sepekan, indeks S&P 500 menguat 2,7 persen. Indeks Nasdaq bertambah 4,2 persen dan indeks Dow Jones naik 0,7 persen. Demikian mengutip dari CNBC.

Reli pasar ini terjadi setelah Microsoft dan Alphabet sama-sama melaporkan pendapatan kuartal pertama yang melampaui ekspektasi Wall Street. 

Menurut data FactSet, Microsoft mencatat pendapatan USD 61,9 miliar atau setara Rp 1.005 triliun (asumsi kurs Rp 16.241 per dolar AS) dan raksasa mesin pencari tersebut mengakhiri kuartal tersebut dengan penjualan USD 80,5 miliar atau setara Rp 1.307 triliun.

Saham Microsoft naik 2% menjadi USD 408 atau setara Rp 6,6 juta per saham pada Jumat, sementara Alphabet melonjak lebih dari 10% menjadi USD 175 per saham dan membukukan rekor penilaian pasar sebesar USD 2,2 triliun atau setara Rp 35,730 triliun.

 

Google Bakal Buyback Saham

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Alphabet juga meluncurkan dividen tunai sebesar USD 0,20 atau setara Rp 3.248 per saham dan mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai UDS 70 miliar atau setara Rp 1.136 triliun.

Di sisi lain, saham teknologi lain yaitu Amazon mengakhiri penurunan dua hari berturut-turutnya dengan menghasilkan keuntungan sebesar 3,5% pada Jumat, 

Ini karena tampaknya investor memposisikan diri mereka pada raksasa teknologi tersebut menjelang laporan pendapatan tanggal 30 April yang diperkirakan sebesar 82 sen per saham dari 31 sen per saham per saham. tahun yang lalu.

Adapun jumlah uang yang diperoleh investor dari saham-saham teknologi setelah reli pada Jumat sebesar USD 317 miliar atau setara Rp 5.148 triliun.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya