Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memproyeksikan Bank Indonesia akan memertahankan suku bunga acuan pada level 6,25 persen hingga akhir tahun 2024.
"BSI prediksi pertumbuhan ekonomi di level 4,97%. BI7DDR tetap di 6,25% sampai Desember 2024, inflasi 2,49%, kredit bank tumbuh 7,5% dan DPK 4,5%," kata Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi dalam konferensi pers Kinerja kuartal I 2024, Selasa (30/4/2024).
Baca Juga
Menurutnya, langkah yang dilakukan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan pada April 2024 adalah sebagai respon guna memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga inflasi dikisaran 2,5%.
Advertisement
Di sisi lain, penurunan suku bunga The Fed paling cepat akan menurunkan suku bunga pada kuartal IV-2024. Sebab, jika suku bunga diturunkan lebih cepat maka akan beresiko menekan perekonomian Amerika Serikat maupun secara global.
Adapun di tengah ketidakpastian global yang fluktuatif, BSI berhasil mencetak laba senilai Rp1,71 triliun pada kuartal I-2024. Kinerja positif tersebut didorong oleh pertumbuhan dana murah dan konsistensi BSI dalam menjalankan fungsi intermediasi.
"Alhamdulillah, di tengah kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, BSI kembali membuktikan diri mampu mencetak kinerja yang impresif," pungkas Hery.
BSI Berhasil Cetak Laba Rp 1,71 Triliun di Kuartal I-2024
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI berhasil mencetak laba senilai Rp 1,71 triliun pada kuartal I-2024. Perolehan laba yang cukup tinggi ini di tengah tantangan dan kondisi ekonomi global yang fluktuatif.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja positif tersebut didorong oleh pertumbuhan dana murah dan konsistensi BSI dalam menjalankan fungsi intermediasi.
"Alhamdulillah, di tengah kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, BSI kembali membuktikan diri mampu mencetak kinerja yang impresif,” kata Hery Gunardi dalam konferensi pers Kinerja Kuartal I-2024 Bank Syariah Indonesia, Selasa (30/4/2024).
Lebih lanjut Hery menjelaskan, bahwa pencapaian positif BSI didorong oleh pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh pesat, yaitu 10,43% (yoy) mencapai Rp297 triliun yang didominasi oleh dana murah. Dimana tabungan tumbuh 8,75% dan giro tumbuh hingga 10,52%.
"Pencapaian tersebut pun berhasil membawa posisi BSI berada di peringkat 5 secara nasional dari sisi penghimpunan Tabungan," ujarnya.
Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal I-2024 mencapai Rp247 triliun atau tumbuh 15,89% (yoy). Dari nilai tersebut, sebesar 54,62% disalurkan pada segmen consumer. Kemudian, sebesar 27,81% disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56% ke segmen retail.
Advertisement
Pembiayaan Berkelanjutan
Pada segmen konsumer sendiri, pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan griya, mitraguna, pensiun, bisnis emas, oto, cicil emas dan hasanah card.
Adapun untuk pembiayaan berkelanjutan, BSI telah menyalurkan Rp59,2 triliun yang didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp46,6 triliun, sustainable agriculture Rp4,9 triliun, energi terbarukan Rp0,9 triliun, dan proyek green lainnya sebesar Rp0,6 triliun.
“Kami memiliki komitmen untuk terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan kualitas yang sehat. Pada kuartal I/2024, BSI mencatat Aset sebesar Rp358 triliun tumbuh 14,25% dengan Return On Asset (ROA) 2,51%, return on equity (ROE) 18,30%, financing to deposit ratio (FDR) sebesar 83,05% dengan non-performing financing (NPF) gross 2,01% serta cash coverage 196,61,” pungkasnya.