Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) membagikan strategi perseroan untuk mendongkrak harga saham agar kembali tinggi. Melansir data dari RTI, Jumat, 3 Mei 2024, dalam 3 tahun terakhir performa harga TLKM terkoreksi 0,94 persen. Sedangkan dalam waktu 5 tahun telah terkoreksi 17,06 persen.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia, Heri Supriadi mengungkapkan penurunan harga saham turut terpengaruh dari bisnis seluler yang pertumbuhannya belum optimal dibandingkan dengan kompetitor.
Baca Juga
"Ada beberapa concern yang kami lihat. Salah satunya, pertumbuhan bisnis seluler kami, di mana kami lebih rendah dibanding industri," kata Heri dikutip pada Minggu (5/5/2024).
Advertisement
Demi mengatasi hal tersebut, Heri menjelaskan perseroan berupaya untuk meningkatkan produktivitas dari high value customer yang menjadi kontributor terbesar perseroan. Kemudian, untuk non-high value customer, Telkom merilis layanan Telkomsel Lite.
Heri menambahkan, kinerja perseroan hingga 2023 yang tidak seperti harapan pelaku pasar juga menjadi salah satu penyebab penurunan harga saham TLKM.
“Telkom masih tumbuh, tapi diharapkan bisa tumbuh lebih tinggi lagi," jelas Heri.
Demi kembali mendorong harga saham, perseroan akan melakukan data analitik untuk memberi bisa memberikan pengalaman dan solusi yang lebih baik kepada para pelanggan. Dengan begitu, pelanggan lebih produktif dan loyal.
Berikutnya, perseroan juga akan melakukan peningkatan produktivitas dengan menyasar segmen pelanggan anak muda. Heri juga menuturkan pihaknya akan melakukan efisiensi pada biaya operasional, personal, hingga maintenance. Hal dilakukan agar performa bisnis emiten telekomunikasi itu bisa kiat baik.
Pada penutupan perdagangan Jumat, harga saham TLKM naik 1,28% atau 40 poin menjadi Rp 3.160. Saham Telkom Indonesia diperdagangkan dengan frekuensi 12.839 kali dan total transaksi mencapai Rp 511,1 miliar.
Telkom Cetak Pendapatan Rp 37,4 Triliun di Kuartal I 2024
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 37,4 triliun pada akhir kuartal I 2024 atau tumbuh 3,7% YoY. Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan kinerja bisnis Data, Internet & IT Services senilai 11,3% YoY menjadi Rp 22,1 triliun.
Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan tercatat positif sebesar Rp19,4 triliun atau tumbuh 2,2% YoY dengan margin EBITDA yang stabil di kisaran 51,9%. Sementara itu, perseroan mencatatkan laba bersih operasi Rp6,3 triliun atau tumbuh positif 3,1% dengan margin sebesar 16,9%.
Advertisement