Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Kamis, 16 Mei 2024 menyetujui perubahan pengurus.
Adapun rapat tersebut menyetujui perubahan Ruth Irawati Setiadi yang sebelumnya sebagai Presiden Komisaris menjadi Presiden Direktur Kalbe Farma.
Baca Juga
Kemudian Vidjongtius yang sebelumnya merupakan Presiden Direktur perseroan ditunjuk sebagai Presiden Komisaris. Perseroan juga mengangkat Ferdinand Aryanto menjadi komisaris
Advertisement
Berikut jajaran komisaris dan direksi terbaru Kalbe Farma:
Komisaris:
- Presiden Komisaris: Vidjongtius
- Komisaris: Santoso Oen
- Komisaris: Ronny Hadiana
- Komisaris: Ferdinand Aryanto
- Komisaris Independen: Lilis Halim
- Komisaris Independen : Rhenald Kasali
Direksi:
- Presiden Direktur: Bernadette Ruth Irawati Setiady
- Direktur: Sie Djohan
- Direktur: Mulialie
- Direktur: Jos Iwan Atmadjaja
- Direktur: Kartika Setiabudy
Dalam agenda RUPST, perseroan tak hanya menyetujui perubahan pengurus, tetapi juga pembagian dividen. menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,4 triliun kepada para pemegang saham atau Rp 31 per lembar saham. Dividen ini setara dengan 52 persen dari penerimaan laba bersih tahun buku 2023 yang sebesar Rp 2,76 triliun. Perseroan mengumumkan akan melakukan pembayarandividen dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari setelah pengumuman hasil RUPST.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 16 Mei 2024, harga saham KLBF stagnan di posisi Rp 1.445 per saham. Harga saham KLBF dibuka stagnan Rp 1.445 per saham. Harga saham KLBF berada di level tertinggi Rp 1.450 dan terendah Rp 1.435 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.164 kali dengan volume perdagangan 396.316 saham. Nilai transaksi Rp 57,1 miliar.
Profil Singkat
Sebelumnya Bernadette Ruth Irawati Setiady menjabat sebagai Presiden Komisaris Perseroan sejak 2017.
Mengutip laman Kalbe Farma, Ia meraih gelar Master of Science dari Faculty of Food Science, Cornell University Ithaca, New York, Amerika Serikat pada 1986. Sejak 1987, Ia memulai karier sebagai Product Manager di PT Bukit Manikam Sakti, Divisi Infant Food dari PT Kalbe Farma, kemudian 1989, pindah ke PT Sanghiang Perkasa, anak perusahaan PT Kalbe Farma, yang bergerak di bidang makanan kesehatan.
Pada Febuari 1992, Bernadette Ruth Irawati ditarik kembali oleh PT Bukit Manikam Sakti untuk membangun dan mengembangkan divisi tersebut sebagai Presiden Direktur. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Wakil Presiden untuk Manufacturing dan Sumber Daya Manusia di Helios Foods pada November 1992 hingga 1994.
Sejak 1994-2014 beliau menjabat sebagai Presiden Direktur dari PT Sanghiang Perkasa, yang menjadi Divisi Nutrisi Kalbe. Di PT Kalbe Farma Tbk, beliau menjabat pada 1997-2005 sebagai Marketing Director of Ethical and OTC Businesses, dan pada tahun 2006 setelah penggabungan usaha menjabat sebagai Direktur untuk bagian Corporate Strategy and Business Development. Pada 2008 hingga 2017, ia menjabat sebagai Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk.
Advertisement
Bakal Buyback Saham Rp 1 Triliun
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp 1 triliun. Jumlah saham KLBF yang dibeli kembali maksimal 625 juta saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/4/2024), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan buyback saham pada 16 Mei 2024-15 Mei 2025.
"Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali adalah maksimum Rp 1 triliun dengan jumlah saham maksimal 625 juta lembar saham,” ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius dalam keterbukaan informasi BEI.
Perseroan akan memakai dana internal untuk buyback saham KLBF. Adapun Perseroan perkirakan dampak penurunan pendapatan bunga sekitar Rp 45 miliar. Untuk harga buyback, Perseroan membatasi harga pembelian kembali saham maksimal sebesar Rp 1.600 per saham.
Vidjongtius menuturkan, pembelian kembali akan dilaksanakan melalui transaksi di BEI. Perseroan akan memakai jasa dari perantara pedagang efek.
"Pembelian kembali saham diharapkan memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham Perseroan secara fundamental,” ujar dia.
Vidjongtius mengatakan, pembelian kembali atas saham Perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi Perseroan dalam mengelola modal jangka panjang. Hal ini seiring saham treasuri dapat dijual pada masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika Perseroan memerlukan penambahan modal.
Pelaksanaan buyback saham akan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang menyetujui pembelian kembali saham dan mengacu pada pasal 9 ayat (1) POJK Nomor 29 Tahun 2023.
Siapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun pada 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 1 triliun pada 2023. Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho menerangkan belanja modal itu utamanya akan digunakan untuk menunjang operasional perseroan. Angka belanja modal tahun depan juga tak jauh berbeda dengan belanja modal 2023.
"Untuk tahun depan, perseroan menyiapkan belanja modal di kisaran Rp 700 miliar-Rp 1 triliun. Belanja modal akan dialokasikan untuk penambahan kapasitas, pemeliharaan rutin dan kebutuhan IT," kata dia kepada Liputan6.com, dikutip Sabtu (30/12/2023).
Untuk tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal Rp 1 triliun pada 2023. Dana tersebut dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan jaringan distribusi perseroan.
Selain itu, anggaran belanja juga akan digunakan untuk pemeliharaan dan penyelesaian proyek yang sedang berjalan. Kalbe akan mengupayakan tercapainya target 2023 dan mencapai pertumbuhan penjualan yang lebih baik pada 2024. Kalbe juga memiliki target internal ke arah pemulihan profitabilitas untuk 2024.
Perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp 22,56 triliun hingga akhir kuartal III 2023. Angka ini meningkat 6,5 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, laba bersih KLBF tercatat sebesar Rp 2,06 miliar pada sembilan bulan pertama 2023 atau terjadi penurunan 16,9 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi setelah pandemi.
Melihat kinerja tersebut, perseroan memberikan sinyal adanya pembagian dividen untuk tahun buku 2023. Secara historis perseroan memiliki kebijakan pembagian dividen di kisaran 45-55 persen dari laba bersih. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen Kalbe Farma untuk memberikan imbal hasil yang baik bagi para pemegang saham.
Advertisement