Nasib Gaji Pegawai Indofarma Tunggu Proses Hukum Dugaan Korupsi

Indofarma menunggak gaji karyawan sejak Maret 2024. Ternyata kondisi ini adalah kelanjutan dari beban keuangan perusahaan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Mei 2024, 09:10 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2024, 09:10 WIB
Pabrik Indofarma
Pabrik PT Indofarma. Kali ini, PT Indofarma (Persero) Tbk membuka lowongan kerja BUMN.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo kembali mengungkap nasib gaji karyawan PT Indofarma Tbk (INAF). Menurutnya, kepastian pembayaran dan beban untuk gaji pegawai Indofarma menunggu proses hukum atas dugaan korupsi atau fraud.

Diketahui, atas audit internal yang dilakukan Kementerian BUMN dan manajemen BUMN Farmasi menemukan ada potensi fraud sebesar Rp 470 miliar. Terpisah, audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat kerugian negara atas dugaan korupsi di Indofarma mencapai Rp 371 miliar.

Hasil pemeriksaan BPK tadi telah disetor ke Kejaksaan Agung untuk diproses hukum. Artinya, Kementerian BUMN juga menunggu proses tersebut berjalan. Pada saat yang sama, Indofarma sendiri tengah menghadapi proses pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 

"Kita lagi PKPU dulu sampai kita urus pidananya terkait dengan fraud itu. Setelah ini kita hitung ulang berapa kebutuhannya untuk pegawai," ujar pria yang karib disapa Tiko itu, di Balai Kartini, Jakarta, dikutip Kamis (23/5/2024).

Dia mengatakan belum mengetahui besaran total gaji yang belum dibayarkan Indofarma kepada pegawainya. Seperti diketahui, sebagian gaji pegawai Indofarma sempat ditalangi oleh Holding BUMN Farmasi, Bio Farma.

"Saya enggak hafal ya, tapi kita lagi proses PKPU," kata Tiko.

Informasi, PKPU Indofarma dilayangkan kepada PT Foresight Global, perusahaan yang menjalankan jasa outsourcing. Permohonan PKPU dengan Nomor Perkara 74/Pdt.Sus-PKPU/2024 PN.Niaga.Jkt Pst itu didaftarkan pada 29 Februari 2024. 

Gaji Ditanggung Bio Farma

Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Tiba di Jakarta
Truk Biofarma yang mengangkut vaksin Covid-19 dari Sinovac saat tiba di Kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021). Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tahap I telah menerima sebanyak 78.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Diberitakan sebelumnya,  Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan keuangan PT Bio Farma terbebani karena membayar gaji karyawan PT Indofarma Tbk (INAF). Angkanya ditaksir mencapai ratusan miliar.

Dia menjelaskan, sejak satu tahun belakangan, gaji karyawan Indofarma ditanggung oleh Bio Farma sebagai induk usaha. Namun, dia ingin kondisi ini tidak terus berlarut menjadi beban keuangan Bio Farma.

"Jadi langkah kami dulu itu buat Indofarma di bawah Bio Farma itu adalah langkah yang tepat juga, karena ketika kondisi Indofarma jelek paling tidak untuk kondisi gaji dan sebagainya itu bisa ditanggulangi oleh Bio Farma. Tapi kondisi ini enggak bisa dibiarkan berlarut-larut. Jadi sudah berbulan-bulan Bio Farma yang menanggung gajinya indofarma, sebagai induknya," tutur Arya kepada wartawan, Selasa (21/5/2024).

Dia menyebut, Bio Farma sudah mulai menanggung gaji dan keperluan biaya Indofarma sejak tahun lalu. Dengan demikian, beban yang ditanggung Holding BUMN Farmasi itu dinilai sudah terlalu besar. 

Tembus Ratusan Miliar

Indofarma menunggak gaji karyawan sejak Maret 2024. Ternyata kondisi ini adalah kelanjutan dari beban keuangan perusahaan.

"Berbulan-bulan sebelumnya sudah, bukan sekarang ini, (gaji) Indofarma berbulan-bulan sebelumnya pun sudah dibayar, tahun lalu pun sudah dibayar sama Bio Farma. Yang sekarang, udah mulai ngadet, karena sudah terlalu banyak uang Bio Farma yang diserap oleh Indofarma," tegas Arya.

Dia mengatakan, beban Bio Farma menanggung kebutuhan Indofarma ditaksir sudah mencapai ratusan miliar. Kendati begitu, dia tidak merinci angka pasti uang Bio Farma yang digunakan untuk membayar gaji karyawan Indofarma. 

Dia menyebut, tersendatnya pembayaran gaji Indofarma di awal tahun 2024 karena Bio Farma sudah menanggung beban terlalu berat.

"Kenapa bisa bayar? Karena dibayarin sama Bio Farma, kalau sekarang sudah kebanyakan, sudah ratusan miliar uangnya Bio Farma masuk ke Indofarma untuk membantu Indofarma, ada batasnya juga," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya