Ekonomi Indonesia Diproyeksi 5,2%, Bagaimana Imbasnya ke Pasar Modal?

Dinamika politik dan ekonomi global kian dinamis seiring dengan banyaknya isu global yang terjadi beberapa waktu terakhir.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Mei 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2024, 09:30 WIB
Tiupan Terompet Warnai Penutupan IHSG 2018
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup langsung perdagangan IHSG 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Dinamika politik dan ekonomi global kian dinamis seiring dengan banyaknya isu global yang terjadi beberapa waktu terakhir. Akan tetapi, ekonomi Indonesia diperkirakan tetap tangguh dan bisa tetap stabil.

Institutional Research Sinarmas Sekuritas, Isfhan Helmy dari Sinarmas Sekuritas memperkirakan terjadi pertumbuhan kuartal II 2024 yang cukup kuat.

“Untuk pertumbuhan PDB sendiri kami perkirakan sebesar 5,1-5,2%, di mana pertumbuhan kuartal II 2024 masih akan cukup kuat di 5,3%. Di mana dukungan dari belanja pemerintah maupun investasi masih cukup kuat," kata dia, dikutip Sabtu (25/5/2024).

Sinarmas Sekuritas memperkirakan trade surplus akan terus berada di atas USD 3 miliar dollar secara bulanan sepanjang sisa tahun 2024 dan akan mencapai USD 3,6 miliar secara rata-rata di kuartal IV 2024.

Penopang Utama

Penopang utama akan datang dari beroperasinya mega smelter Freeport Dan Amman Minerals yang diperkirakan akan membawa tambahan sekitar USD 300 juta per bulan pada kuartal IV 2024 nanti.

Hal ini akan berdampak pada current account yang diperkirakan berbalik dari defisit menjadi surplus sebesar 0,2-0,3% terhadap PDP di kuartal III hingga kuartal IV 2024.

Namun secara tahunan current account akan tetap defisit sebesar -0,2% terhadap PDP lantaran defisit cukup besar terjadi pada kuartal I 20 24 yang mencapai 1,1% terhadap PDB.

"Kami juga menilai macro backdrop yang tidak terlalu berubah memberi fondasi yang kuat untuk Pasar saham untuk recovery di semester II 2024, dengan target IHSG di 7,800 (base case) dengan asumsi 13.7x P/E,” imbuh Isfhan.

 

Geopolitik

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Head of Fixed Income Research Sinarmas Sekuritas, Aryo Perbongso menggarisbawahi Ketegangan geopolitik yang telah mereda. Dalam pandangannya, tensi geopolitik di Timur Tengah yang sudah menurun menyebabkan penurunan harga minyak WTI sebesar 8,2%.

“Akan tetapi, cadangan devisa Indonesia turun sebesar USD 4,2 miliar menjadi USD 136,2 miliar pada April 2024 karena tingginya pembayaran utang luar negeri dan intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Inflasi melambat menjadi 0,25% m-m dan 3,0% y-y di bulan April, dipengaruhi oleh deflasi harga bahan makanan pasca-Ramadhan,” kata dia.

PDB Indonesia pada kuartal I 2024 tumbuh sebesar 5,11%, didorong oleh belanja pemerintah dan konsumsi swasta, meskipun ini merupakan pertumbuhan terendah untuk kuartal Ramadhan sejak 2017, kecuali tahun COVID-19.

Defisit transaksi berjalan melebar menjadi USD 2,161 juta, dan Neraca Pembayaran keseluruhan menunjukkan defisit sebesar USD 5,97 miliar. Yield obligasi pemerintah sedikit menurun, dengan yield obligasi bertenor 10 tahun diperkirakan turun menjadi 6,72% di tengah volatilitas pasar yang berlanjut dan kekhawatiran ekonomi AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya