Indeks Nasdaq Catat Rekor Tersengat Kenaikan Harga Saham Nvidia

Selama sepekan, di wall street, indeks S&P 500 hanya naik tipis 0,03 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,41 persen. Indeks Dow Jones merosot 2,22 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Mei 2024, 07:53 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2024, 07:53 WIB
Indeks Nasdaq Catat Rekor Tersengat Kenaikan Harga Saham Nvidia
Wall street bervariasi selama sepekan dengan indeks Nasdaq catat kenaikan terbesar. (Richard Drew/AP Photo)

Liputan6.com, New York - Wall street bervariasi selama sepekan dengan indeks Nasdaq catat kenaikan terbesar. Kenaikan sejumlah harga saham teknologi membantu indeks Nasdaq.

Mengutip CNBC, Sabtu (25/5/2024), selama sepekan, indeks S&P 500 hanya naik tipis 0,03 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,41 persen. Indeks Dow Jones merosot 2,22 persen, menandai mingguan negatif pertama dalam lima minggu.

Pada perdagangan Jumat, 24 Mei 2024, indeks Nasdaq mencatat rekor tertinggi baru seiring kenaikan saham produsen chip Nvidia. Hal ini menjadi katalis positif di tengah kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan menunda penurunan suku bunga.

Indeks S&P 500 menguat 0,7 persen ke posisi 5.304,72. Indeks Nasdaq naik 1,1 persen ke posisi 16.920,79. Indeks Dow Jones menguat tipis 4,3 poin atau 0,01 persen ke posisi 39.069,59.

Saham Nvidia melonjak 2,6 persen pada perdagangan Jumat pekan ini seiring antusiasme terus berlanjut usai merilis laporan keuangan. Sentimen itu mendorong, harga saham Nvidia berada di atas USD 1.000 untuk pertama kalinya.

Sentimen bullish terhadap raksasa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan perusahaan teknologi lainnya mendorong pasar lebih tinggi bahkan ketika kekhawatiran the Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada musim panas ini.

Setelah beberapa rilis data ekonomi dan tenaga kerja yang kuat pekan ini, Goldman mendorong perkiraan penurunan suku bunga pertama the Fed kembali ke September dari posisi Juli.

“Inflasi kemungkinan akan meningkat pesat pada September, tetapi tidak sempurna, dan keputusan pemangkasan suku bunga kurang jelas,” tulis ekonom Goldman, David Mericle.

Sementara itu, pelaku pasar sekarang memperhitungkan kemungkinan kurang dari 50 persen bank sentral akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September, menurut CME FedWatch Tool.

Pada Jumat pekan ini, sejumlah saham teknologi menguat. Harga saham Advanced Micro Devices dan Intel masing-masing naik 3,7 persen dan 2,1 persen. Saham Meta dan Netflix masing-masing reli 2,7 persen dan 1,7 persen. Kenaikan harga saham teknologi itu mendorong indeks Nasdaq cetak rekor pada 2024.

 

Risalah The Fed hingga Laporan Keuangan Nvidia Jadi Fokus Investor

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street cetak rekor baru pada pekan lalu. Lalu sentimen apa saja yang akan bayangi wall street pekan ini?

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Selasa (21/5/2024), tanda-tanda perlambatan inflasi mendorong pasar menjadi lebih optimistis terhadap prospek penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).

Pada pekan lalu, indeks Nasdaq naik lebih dari 2 persen, indeks S&P 500 menguat lebih dari 1,5 persen. Indeks Dow Jones ditutup di atas 40.000 untuk pertama kali pada Jumat, 17 Mei 2024.

Pada pekan ini, hasil laporan keuangan Nvidia akan dinantikan pelaku pasar dan menjadi katalis utama bagi pasar. Selain itu, investor juga akan cermati laporan keuangan dari Target, Palo Alto Networks, dan Lowe’s.

Selain itu, pekan ini juga relatif tenang untuk data ekonomi. Adapun data ekonomi yang akan keluar antara lain aktivitas di sektor manufaktur dan jasa, serta pembacaan akhir sentimen konsumen pada Mei. Kemudian risalah pertemuan the Federal Reserve (the Fed) pada Mei rilis pada Rabu sore waktu setempat.

 

Sentimen Suku Bunga

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sementara itu, pembacaan indeks harga konsumen pada April menunjukkan inflasi inti yang tidak termasuk biaya pangan dan gas lebih fluktuatif, naik 3,6 persen dibandingkan tahun lalu, kenaikan tahunan terendah dalam tiga tahun. Hal ini mendorong investor prediksi dua kali penurunan suku bunga pada 2024 untuk pertama kalinya sejak awal April.

Langkah ini membawa pasar semakin sejalan dengan proyeksi the Federal Reserve (the Fed) mengenai penurunan suku bunga sekitar dua hingga tiga kali pada 2024.

BMO Capital Markets Chief Investment Strategist Brian Belski prediksi indeks S&P 500 menyentuh 5.600 pada 2024. Hal ini seiring keselarasan investor dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengenai penurunan suku bunga.

 

Target Indeks S&P 500

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Bagi investor, pertanyaan kuncinya adalah apakah narasi bullish ini akan berlanjut atau apakah pasar akan kembali mengungguli the Fed seperti yang terjadi pada awal 2024 saat investor perkirakan hampir tujuh kali penurunan suku bunga yang didukung oleh data ekonomi yang positif.

Uji coba pertama akan dilakukan pada Rabu seiring rilis risalah pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan memberikan gambaran lebih dalam mengenai diskusi antara pejabat.

“Risalah rapat FOMC pada Mei seharusnya terdengar lebih hawkish dibandingkan konferensi pers ketua the Federal Reserve Jerome Powell,” ujar Ekonom Bank of America Michael Gapen dalam catatan kepada kliennya.

“Meski Powell memberi isyarat kalau batasan kenaikan suku bunga sangat tinggi dan tindakan yang diambil adalah respons yang tepat terhadap terhentinya inflasi, anggota komite lainnya lebih khawatir tentang apakah kebijakan itu sudah cukup efektif,” ia menambahkan.

Deutsche Bank Chief Equity Strategist Binky Chadha menaikkan target akhir tahun indeks acuan menjadi 5.500 dari 5.100. Ia menuturkan, pertumbuhan laba yang kuat dan prospek makro ekonomi yang membaik sebagai katalis saham menguat.

“Kami melihat siklus laba mempunyai banyak pengaruh. Meski seluruh pertumbuhan mungkin tidak terwujud tahun ini, kami melihat kepercayaan pasar terhadap pemulihan yang berkelanjutan meningkat pada akhir tahun sehingga mendukung saham,” kata dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya