Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah sebesar 1,10% atau 76,9 poin ke level 6.897,95 pada akhir perdagangan Jumat, 7 Juni 2024.Â
Pelemahan ini didorong dua top losers yakni sektor saham IDX INFRA yang melemah tajam sebesar 4,27% dan sektor saham IDX industri sebesar 3,46%. Adapun 2 top gainers yang menahan IHSG tidak melemah terlalu dalam yakni sektor saham IDX health yang tumbuh positif sebesar +4,26% dan sektor saham IDX siklikal sebesar +1,12%.
Terkait ini, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan pelemahan IHSG terjadi karena sejumlah sentimen seperti OPEC+ yang sepakat untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak sebesar 2 juta barel per harinya pada periode 1 Januari hingga 31 Desember 2025.
Advertisement
"Meski pemotongan produksi diperpanjang, harga minyak tetap saja turun karena demand dari US dan China lemah serta produksi US ternyata bertambah," kata Angga dalam siaran pers, Senin (10/6/2024).
Ia menambahkan, sentimen lainnya yakni ECB yang resmi memangkas tingkat suku bunga pertama kali sejak 2019 sebesar 25 basis poin ke level 3,75% dan data lowongan pekerjaan serta perputaran tenaga kerja AS yang menyusut ke level 8.059 juta yang merupakan level terendah dalam lebih dari 3 tahun sepanjang April.
Ada pula sentimen inflasi Indonesia pada Mei 2024 yang tercatat sebesar 2.84% YoYÂ atau di level terendah sejak 3 bulan karena normalisasi harga bahan pakan setelah puasa dan Lebaran.
PMI Manufaktur tercatat turun ke level 52.1 karena sedikitnya hari kerja di Mei 2024, cadangan devisa Indonesia pada Mei yang tumbuh menjadi USD 139 Miliar dan harga komoditas di fase korektif, dimana weekly coal di bawah $140/ton, tin -4,6%, nickel -6,2%. Alhasil, sektor komoditas tidak mampu menahan IHSG sehingga ambruk breakdown support di 6.900.
Sentimen Sepekan
Pada perdagangan pekan ini 10-14 Juni 2024, Angga mengingatkan para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG. Terlebih pada minggu ini akan banyak data yang dirilis dari China dan US dan sentimen nikel.
Adapun data-data penting yang akan dirilis minggu ini yakni inflasi China (inflation rate YoY dan inflation rate MoM) dan data dari US (core inflation rate MoM, core inflation rate YoY, inflation rate MoM, inflation rate YoY dan CPI Mei).
Data lain yang bakal rilis pada minggu ini yakni suku bunga US (Fed interest rate decision dan FOMC economic projections) dan pasar tenaga kerja US yang mencakup PPI MoM, Core PPI MoM, initial jobless claims, continuing jobless claims dan core PPI YoY.
“Menariknya, kalau ekonomi US melemah dan China menguat, ini bisa jadi kabar positif buat market Asia, dimana demand Dollar bakal turun pelan-pelan dan Rupiah menguat sehingga foreign flow balik masuk ke IHSG," jelasnya.
Menarik lagi, dari dalam negeri pada 10 Juni 2024 adalah cum date dividen GEMS dengan yield besar sekitar 20%an yang kemungkinan pada saat ex date bakal turun sehingga trader bisa ambil di harga bawah lagi.
"Pada minggu ini ada pula RUPS INCO yang kemungkinan bagi-bagi dividen dengan asumsi DPR 30% tahun lalu, yield 4450 = 2,87%. Posisi INCO menarik lagi di support MA 50 dan kinerja 1Q24 yang solid dengan tren harga nikel yang naik, dimana prediksi analis harga nikel pada tahun ini stay di kisaran 20.000."
Advertisement
Rekomendasi Saham
Angga menjelaskan dengan tren nikel yang masih naik maka selain INCO, ANTM dan NCKL, emiten SMGA yang akan retest resistance di harga 95 dan potensi kuat bakal lanjut uptrend kalau kuat breakout dan close di atas 95.Â
Menurutnya, harga saham ini lebih tahan banting saat harga nikel koreksi dibandingkan dengan emiten nikel lainnya. Angga merekomendasikan Buy on Breakout SMGA (Support: 90, Resist: 109)
Salah satu saham yang konsisten di akumulasi asing di tengah outflow IHSG yang sangat besar dalam waktu singkat yakni SIDO. Tren emiten ini masih sangat menarik dan berhasil breakout resistance harga di 740 sehingga layang ditradingkan. Angga merekomendasikan Buy SIDO (Support: 730, Resist: 815)
Potensi tren emiten CPIN ini reversal dan kinerja sektoral FY24 turn around. Emiten ini ekspansi margin karena harga pangan ayam lagi murah sementara input cost turun. Dengan demikian emiten ini layak ditradingkan pada minggu ini. Untuk saham ini, Angga merekomendasikan Buy on Breakout CPIN (Support: 5.200, Resist: 5.775).
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pembukaan IHSG pada 10 Juni 2024
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan Senin (10/6/2024). Pergerakan IHSG itu terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 6.897,95. IHSG sempat berada di zona hijau kemudian berbalik arah ke zona merah. Pada pukul 09.30 WIB, IHSG melemah 0,24 persen ke posisi 6.881. Indeks LQ45 susut 0,16 persen ke posisi 883. Mayoritas sektor saham acuan tertekan.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.913,42 dan level terendah 6.870,85. Sebanyak 267 saham melemah sehingga menekan IHSG. 145 saham menguat dan 183 saham di tempat.
Total frekuensi perdagangan 232.397 kali dengan volume perdagangan 3,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.284.
Mayoritas sektor saham memerah. Sektor saham energi turun 1,09 persen dan pimpin koreksi. Selain itu, sektor saham basic susut 0,05 persen, sektor saham industri terpangkas 0,53 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,34 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan merosot 0,39 persen, sektor saham properti terpangkas 0,32 persen, sektor saham teknologi melemah 0,38 persen, dan sektor saham infrastruktur susut 0,67 persen.
Sementara itu, sektor saham nonsiklikal naik 0,15 persen, sektor saham kesehatan bertambah 0,40 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,10 persen.
Pada awal perdagangan, harga saham GOTO stagnan di posisi Rp 58 per saham. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 59 dan terendah Rp 58 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.978 kali dengan volume perdagangan 2.414.011 saham. Nilai transaksi Rp 11,4 miliar.
Advertisement