Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) menyetujui rencana perseroan untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham. Rencana aksi itu telah mendapat restu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang diselenggarakan pada hari ini, Rabu 26 Juni 2024.
Pemegang saham menyetujui rencana pembelian kembali atau buyback saham maksimal 162 juta saham atau 1,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada perseroan.
Baca Juga
Perseroan menyiapkan sebanyak-banyaknya Rp 80,61 miliar untuk pembelian kembali saham PALM. Aksi ini akan dilaksanakan bertahap dalam waktu paling lama 12 bulan sejak disetujuinya RUPSLB pada hari ini, terhitung sejak 26 Juni 2024 sampai dengan 25 Juni 2025.
Advertisement
Presiden Direktur PT Provident Investasi Bersama Tbk, Tri Boewono menjelaskan, rencana buyback saham PALM didasari atas posisi arus kas dan aset Perseroan yang masih berada di level cukup kuat, melebihi jumlah yang diperlukan untuk pembelian kembali saham Perseroan.
"Buyback ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja saham PALM agar menjadi lebih stabil, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola modal jangka panjang, mencapai struktur permodalan yang lebih efisien, dan memberikan imbal hasil (return) kepada pemegang saham secara berkelanjutan,” kata Tri dalam keterangan resmi, Rabu (26/6/2024).
Aksi Korporasi Lainnya
Perseroan saat ini fokus meningkatkan kegiatan investasi di tiga sektor utama yakni sumber daya alam, teknologi, media dan telekomunikasi, serta logistik. Hal ini diperkuat dengan masih adanya limit dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II PALM sebesar Rp 4,17 triliun yang dapat diterbitkan sewaktu-waktu sampai dengan Kuartal IV-2025.
"Kami aktif melakukan aksi korporasi untuk meningkatkan performa bisnis dan nilai tambah bagi para stakeholders. Hingga kini masih terdapat banyak ruang bagi Perseroan untuk melakukan aksi korporasi senada yang didukung performa bisnis dan struktur permodalan yang kuat,” kata Tri.
Perkuat Struktur Permodalan
Saat ini PALM tengah fokus mengkaji emiten-emiten yang sudah masuk ke dalam pipeline. Dalam menentukan perusahaan yang akan menjadi pipeline investasi, Perseroan sudah melakukan proses yang seksama dan sudah melalui Komite Investasi.
"Kami mempertimbangkan kinerja, prospek perusahaan, peluang, dan potensi market ke depannya, dan optimis perusahaan portofolio PALM memiliki prospek yang cerah. Sebagai perusahaan investasi, PALM berkomitmen terus memperkuat struktur permodalan melalui sejumlah aksi korporasi yang telah dilaksanakan,” ujar Tri.
Direktur Investasi dan Portofolio PALM, Ellen Kartika menjelaskan untuk tahun ini hingga kuartal I 2024, perseroan telah menerbitkan satu kali obligasi berkelanjutan II Provident Investasi Bersama tahap II dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 675,09 miliar. Sebelumnya pada 2023 perseroan telah menerbitkan tiga kali obligasi.
”Per kuartal I 2024, kami masih memiliki limit dari Penawaran Umum Berkelanjutan obligasi berkelanjutan II sebesar Rp 4,17 triliun, yang dapat diterbitkan sewaktu-waktu sampai dengan kuartal IV 2025,” kata Ellen Kartika.
Advertisement
Penerbitan Obligasi
Adapun penerbitan obligasi PALM sepanjang 2023 yang sebanyak tiga kali yaitu, penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I provident investasi bersama tahap I tahun 2023 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 750 miliar.
Kemudian penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I Provident Investasi Bersama tahap II tahun 2023 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp750 miliar. Serta penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan II Provident Investasi Bersama tahap I tahun 2023 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 157,83 miliar.
Selain menerbitkan obligasi, PALM juga telah menyelesaikan penawaran umum terbatas melalui mekanisme penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu II (PMHMETD II) atau rights issue, pada 4 April 2024.
Melalui rights issue ini, PALM telah menerbitkan saham baru sebanyak 8,65 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 418 per lembar, sehingga dengan demikian jumlah dana yang diperoleh perseroan melalui rights issue tersebut mencapai Rp 3,61 triliun.
Ellen Kartika menjelaskan, seluruh dana dari hasil PMHMETD II PALM, telah digunakan untuk dua hal utama. Yaitu sebanyak Rp 3,61 triliun telah digunakan untuk penyertaan atas saham baru yang telah dikeluarkan oleh entitas anak perseroan, PT Alam Permai (AP). Dana tersebut telah digunakan AP untuk meningkatkan investasi. Sisanya, telah digunakan untuk modal kerja dalam rangka membiayai beban operasional PALM.
Alasan Penambahan Modal Lainnya
Beberapa aksi korporasi lain juga tengah dilakukan oleh PALM pada 2024, di antaranya transaksi material berupa penandatanganan perjanjian amandemen dan pernyataan kembali atas perjanjian fasilitas kredit bergulir yang diberikan oleh United Overseas Bank Limited kepada Perseroan pada 30 Mei 2024.
Di mana fasilitas dinaikkan dari USD 75 juta menjadi USD 135 juta. Selain itu, sesuai Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia pada 31 Mei 2024, melalui entitas anak perseroan, yakni PT Suwarna Arta Mandiri (SAM), PALM berencana untuk melakukan Penawaran Tender Sukarela terhadap perusahaan sasaran yaitu PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) sebanyak-banyaknya 2,77 miliar saham dengan harga Penawaran Tender Sukarela sebesar Rp 350 per lembar.
Sehingga nilai total dari Penawaran Tender Sukarela ini maksimal Rp 969,30 miliar. “Sejumlah aksi korporasi yang Perseroan lakukan ini selain untuk menambah permodalan, juga untuk pengembangan bisnis sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perseroan,” ujar Ellen.
Advertisement