Liputan6.com, Jakarta - Mach Metals Australia, yang dikendalikan oleh Anthoni Salim telah mengajukan penawaran senilai AUD 393 juta atau sekitar USD 265 juta untuk akuisisi seluruh saham yang beredar di penambang tembaga Australia Rex Minerals.
Grup Salim menggandakan investasi tembaga di tengah meningkatnya permintaan kendaraan listrik dalam transisi global menuju energi ramah lingkungan. Grup Salim membeli hampir 16% saham perusahaan tersebut pada awal tahun. Pada Senin, grup Salim mengajukan penawaran tunai sebesar AUD 0,47 atau USD 0,32 per saham untuk seluruh saham yang beredar, menurut pengajuan ke Bursa Efek Australia.
Advertisement
Baca Juga
Penawaran tersebut mewakili premi sebesar 79% dibandingkan harga perdagangan rata-rata tertimbang volume Rex Mineral selama 30 hari. Kesepakatan ini masih menunggu persetujuan pemegang saham dan peraturan dan direncanakan akan selesai pada Oktober.
Advertisement
Melansir Forbes, Kamis (11/7/2024), Rex Minerals telah mencari pendanaan sebesar AUD 854 juta dari investor untuk mengembangkan Proyek Tembaga-Emas Hillside, yang terletak sekitar 150 kilometer dari Adelaide. Proyek ini merupakan proyek tembaga terbuka terbesar di Australia, dengan sumber daya sebesar 1,9 juta ton.
“Kami sangat bersemangat untuk mengakuisisi dan melanjutkan pengembangan Proyek Hillside, yang sejalan dengan strategi kami untuk mendiversifikasi portofolio aset kami.Fokus kami yang kuat pada tembaga sangat penting dalam proses transisi energi," kata Direktur Pelaksana Mach Metals, Ferdian Purnamasidi. Mach Metals Australia merupakan salah satu unit Mach Australia Holdings yang didirikan pada 2015 dan dimiliki sepenuhnya oleh Salim Group.
Akuisisi Proyek Batu Bara
Pada 2016, Mach Energy Australia, salah satu anak perusahaannya, mengakuisisi proyek batu bara termal Mount Pleasant dari Rio Tinto. Tambang tersebut diperkirakan memiliki cadangan batubara termal sebesar 474 juta ton untuk diekspor.
Salim Group, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia, memiliki portofolio beragam termasuk makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Grup ini terkenal dengan bisnis makanannya, termasuk Indofood, salah satu produsen mie instan terbesar di dunia.
Salim dan keluarganya memiliki kekayaan bersih sebesar USD 10,3 miliar dan menduduki peringkat kelima dalam Daftar 50 Orang Terkaya Indonesia yang dirilis Desember lalu.
Selain operasi pertambangan, Grup Salim telah memperluas investasi infrastrukturnya. Pekan lalu, anak perusahaan grup tersebut, Metro Pacific Tollways, bermitra dengan dana kekayaan negara Singapura, GIC, untuk berinvestasi sebesar USD 1 miliar di Jasamarga Transjawa Tol, operator jalan tol milik negara di Indonesia.
Advertisement
DCI Indonesia dan Grup Salim Resmikan Data Center E1
Sebelumnya, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan Grup Salim telah meresmikan Fasilitas Pusat Data Tepi atau edge data center E1, yang berlokasi di Ariobimo Sentral, Jakarta Selatan.
Diselenggarakannya acara peresmian gedung E1 ini merupakan wujud nyata komitmen dan kolaborasi antara DCI Indonesia dan Grup Salim dalam menyediakan layanan edge data center bagi para pelaku industri guna mendukung pertumbuhan digital ekonomi di Indonesia.
Pusat Data E1 merupakan bagian dari DCI Platform yang memiliki kapasitas daya sebesar 18 MW dan dilengkapi sekitar 4.000 rak dalam struktur berlantai 11 dan luas gedung 30.000 m2. Gedung E1 menjadi data center Tier-IV pertama di pusat Kota Jakarta klasifikasi tertinggi dalam industri pusat data.
Presiden Direktur DCI Indonesia Toto Sugiri menuturkan, pihaknya sangat bangga dapat terus memperluas DCI Platform melalui penyelesaian pembangunan data center E1. Data center E1 merupakan data center yang memiliki klasifikasi tertinggi, yaitu Tier IV, pertama di pusat kota Jakarta.
"E1 akan menyediakan fasilitas infrastruktur yang dapat diandalkan, dengan latency yang rendah, serta standar operasional tertinggi sesuai dengan Tier IV Gold Certification of Operational Sustainability (TCOS), di mana DCI menjadi yang pertama di Asia Tenggara untuk menerima sertifikasi ini,” ujar dia dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (22/12/2023).
Dengan peresmian E1, DCI berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pasar dari sisi layanan cloud, pasar modal, AI, IoT, konektivitas 5G, dan lainnya. Untuk itu, kehadiran pusat data E1 dapat memenuhi permintaan infrastruktur pusat data yang dekat dengan pengguna.
Realisasi Kerja Sama
Alhasil, pelaku industri dapat merasakan manfaat yang sangat besar dari sisi kebutuhan penyimpanan, pemrosesan dengan kualitas operasional yang handal dan pertukaran data dengan latensi rendah dan performa tinggi.
Lokasi strategis E1 yang dekat dengan IIX (Cyber 1), Open-IX (IDC Duren Tiga) dan pusat exchange lainnya memungkinkan interkoneksi yang cepat dan efisien meningkatkan kinerja jaringan. Desain pusat data ini juga mencakup rute fiber ganda dan beragam, menjamin konektivitas yang andal dan redundant.
Direktur Eksekutif Grup Salim Axton Salim mengatakan, gedung data center E1 ini menjadi realisasi kerja sama kedua DCI dan Salim Group dalam memperkuat DCI Platform yang sudah ada sebelumnya di Cibitung dan Karawang.
"Kami bangga bisa menyelesaikan gedung E1 tepat waktu dan berharap segera bisa membantu para pelaku bisnis di Indonesia dalam mempercepat proses digitalisasi di Indonesia untuk mampu bersaing di tingkat global,” kata dia.
Advertisement