Antisipasi Kebocoran Data, Investor Pasar Modal Harus Apa?

Ada sejumlah pertimbangan yang menjadi perhatian investor saat memilih platform investasi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Jul 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 06:00 WIB
Antisipasi Kebocoran Data, Investor Pasar Modal Harus Apa?
Faktor keamanan dalam berinvestasi di pasar modal turut mendapat perhatian seiring isu kebocoran data yang tengah menyeruak. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Faktor keamanan dalam berinvestasi di pasar modal turut mendapat perhatian seiring isu kebocoran data yang tengah menyeruak. 

Dalam menyikapi fenomena yang berkembang, aplikasi investasi digital Bibit.id mengajak segenap masyarakat untuk tetap tenang, tapi bijaksana dalam melakukan investasi. 

PR & Corporate Communication Lead Bibit William menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan masyarakat atau investor dalam memilih platform berinvestasi.

"Pertama, dari segi legalitas dan perizinan, masyarakat perlu mengecek perizinan perusahaan, apakah terdaftar dan berizin dari regulator di sektor jasa keuangan," tegas William, ditulis Kamis (18/7/2024).

Dalam hal ini, ia mengajak investor pemula masuk melalui perantara pengelola dana yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ataupun mitra distribusi resmi yang ditunjuk Kementerian Keuangan terkait Surat Berharga Negara (SBN).

Dari segi mekanisme investasi, William mengimbau masyarakat untuk secara cermat mencari tahu bagaimana dana mereka disimpan dan dikelola. Dalam hal ini, ia mencontohkan Bibit yang menitipkan dana investasi reksa dana para nasabah yang disimpan oleh bank kustodian, seperti BCA, BNI, dan HSBC.

Selanjutnya, para nasabah juga diminta memperhatikan fitur keamanan yang tersedia. Ia mendorong pengguna memperhatikan sistem di mana akun nasabah hanya dapat diakses oleh nasabah, agar tidak bisa dimasuki pencuri data

Terakhir, William mengajak masyarakat untuk secara proaktif melindungi keamanan data mereka. "Dengan cara tidak bertransaksi keuangan menggunakan wifi di tempat umum, tidak mencantumkan nomor HP di media sosial, tidak membalas chat, dan mengklik link dari pihak yang tidak dikena," pungkasnya. 

 

BEI Optimistis Kinerja Pasar Modal Indonesia pada Semester II 2024

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis terhadap kinerja pasar modal pada semester II 2024. Hal ini seiring price earning ratio (PER) pasar saham Indonesia masih undervalue dibandingkan bursa saham regional lainnya.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya melihat transaksi meningkat menjadi Rp 19,7 triliun dan IHSG mencatatkan posisi 7.063,58 pada 28 Juni 2024. Dengan kinerja tersebut, pihaknya optimistis dengan performa pasar modal Indonesia pada semester II 2024.

"Kami cukup optimistis dengan performa pasar modal di Semester II karena jika dilihat dari PER market masih cukup undervalue dibandingkan regional exchanges (PER LQ45 : 12,40 dibandingkan PER Vietnam 15,82, PER Thailand 15,68 dan PER Malaysia 15,01),” ujar dia, kepada wartawan seperti dikutip Selasa (2/7/2024).

Ia menambahkan, investor juga merespons positif atas revisi Papan Pemantauan Khusus Full Call Auction dan hal ini lebih menambah kepercayaan investor atas transaksi di Pasar Modal Indonesia.

"Seiring dengan peningkatan jumlah investor yang sudah mencapai 13 juta, kondisi pasar modal yang membaik, dan penambahan alternatif investasi (termasuk Single Stock Futures) kami optimis transaksi di Pasar Modal Indonesia  pada  semester II akan lebih baik,” kata dia.

Adapun mengawali semester II 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,08 persen ke posisi 7.139,62. Indeks LQ45 bertambah 1,01 persen ke posisi 896,65. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.139,62 dan level terendah 7.075,37. Sebanyak 321 saham melonjak sehingga angkat IHSG. 233 saham melemah dan 241 saham diam di tempat.

 

Sektor Saham

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Total frekuensi perdagangan 921.602 kali dengan volume perdagangan 14,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.304.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan turun 0,45 persen, sektor saham properti turun 0,21 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,10 persen.

Sementara itu, sektor saham energi menguat 2,27 persen, sektor saham basic bertambah 3,15 persen, dan sektor saham industri naik 1,61 persen.

Selain itu, sektor saham nonsiklikal mendaki 0,13 persen, sektor saham siklikal naik 0,07 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,10 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,37 persen. Sektor saham transportasi dan logistic melambung 4,14 persen, dan pimpin penguatan.

BEI Ungkap Tantangan Capai Target 2024, Apa Saja?

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
IHSG menguat 24,13 poin atau 0,34 persen dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.196,75. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman membagikan beberapa tantangan yang dihadapi Bursa untuk mencapai target laba perseroan pada 2024. Iman menuturkan perseroan telah membuat rencana target untuk 2024 dengan asumsi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sekitar Rp 12,25 triliun. 

"Kita lihat sampai saat ini, RNTH sekitar Rp 12,1 triliun, belum tercapai sesuai target, tapi beberapa hal target seperti IPO dan fundraising justru positif,” kata Iman dalam konferensi pers RUPST BEI, Rabu (26/6/2024). 

Iman menuturkan, secara fundamental, di Indonesia transaksi rata-rata naik sejak penetapan calon presiden pada Maret 2024. Namun, sepanjang masa pemilu alami penurunan karena banyak investor wait and see. 

Selain itu, tantangan ekonomi dan inflasi global juga menjadi tantangan bagi BEI untuk mencapai target perseroan pada 2024. Iman menuturkan, invasi AS belum mencapai target 2 persen dan saat ini masih berada di kisaran 3 persen. 

“Interest rate dari The Fed masih akan berlangsung kita melihat investor akan pindah ke investasi safe haven. Selain itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China karena sedang ada isu sektor properti. Saya rasa faktur global yang menjadi tantangan target di 2024,” ujar dia. 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya