Bukalapak Kantongi Pendapatan Rp 2,4 Triliun pada Semester I 2024

Bukalapak mencatat divisi marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 26% selama kuartal II 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh keberhasilan berkelanjutan pada divisi gaming.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Jul 2024, 16:28 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 16:28 WIB
Wahyu Prasetia, Mitra Bukalapak asal Bekasi. Bisnis Online to Offline (O2O) menjadi penyumbang terbesar dari pendapatan grup BUKA sebesar 50% pada paruh pertama 2024. (Foto:Bukalapak)
Wahyu Prasetia, Mitra Bukalapak asal Bekasi. Bisnis Online to Offline (O2O) menjadi penyumbang terbesar dari pendapatan grup BUKA sebesar 50% pada paruh pertama 2024. (Foto:Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak (BUKA) pada Rabu, 31 Juli 2024 mengumumkan kinerja keuangan tidak diaudit untuk kuartal kedua yang berakhir pada 30 Juni 2024.

"Meski kuartal kedua ini relatif lebih statis, kami puas dengan kinerja kami di paruh pertama tahun ini. Adanya kenaikan margin kontribusi per kuartal sebesar 30% dan take rate yang kuat – yang telah melampaui 3% secara rata-rata untuk pertama kalinya – adalah sesuatu yang menggembirakan,” kata Presiden Bukalapak. Teddy Oetomo, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).

Perseroan mencatat pendapatan pada kuartal II 2024 tumbuh 6 persen dari kuartal ke kuartal menjadi Rp 1,24 triliun. Ebitda yang disesuaikan untuk periode kuartal II 2024 tercatat minus Rp 41 miliar, meningkat Rp 84 miliar dibandingkan tahun lalu.

Pendapatan inti (pendapatan bersih yang dilaporkan, tidak termasuk keuntungan/kerugian dari investasi dan transaksi mata uang asing (FX), goodwill, dan item non-recurring) meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp306 miliar jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Pendapatan yang dilaporkan tumbuh sebesar 6% pada kuartal kedua 2024 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dengan divisi Marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 26% selama kuartal tersebut. Pertumbuhan ini didorong oleh keberhasilan berkelanjutan pada divisi gaming.

Divisi Online to Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17% pada paruh pertama tahun 2024 apabila dibandingkan untuk periode tahun-ke-tahun, yang didorong oleh peningkatan ragam produk dan layanan yang lebih luas untuk para Mitra.

 

 

 

Bisnis O2O

Wahyu Prasetia, Mitra Bukalapak asal Bekasi. Bisnis Online to Offline (O2O) menjadi penyumbang terbesar dari pendapatan grup BUKA sebesar 50% pada paruh pertama 2024. (Foto:Bukalapak)
Wahyu Prasetia, Mitra Bukalapak asal Bekasi. Bisnis Online to Offline (O2O) menjadi penyumbang terbesar dari pendapatan grup BUKA sebesar 50% pada paruh pertama 2024. (Foto:Bukalapak)

73% dari TPV kuartal kedua 2024 perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia, di mana perseroan terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. Bisnis O2O mewakili 50% dari pendapatan grup BUKA di paruh pertama 2024.

Margin kontribusi keseluruhan BUKA, yang dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran (S&M), meningkat dari Rp124 miliar pada kuartal pertama 2024 menjadi Rp162 miliar di kuartal kedua tahun 2024. Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tetap stabil di 0,13%, namun ada peningkatan signifikan sebesar 20 bps untuk margin kontribusi Marketplace menjadi 0,77% pada kuartal kedua 2024.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatat pendapatan naik menjadi Rp 2,41 triliun hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,18 triliun.

Mengulangi kesuksesan kinerja kuartal pertama merupakan sebuah tantangan dengan adanya bulan Ramadan yang secara khusus mempengaruhi pendapatan O2O. Ramadan yang jatuh pada Maret merupakan periode dengan kenaikan tingkat pembelanjaan dan dicatatkan pada kuartal pertama tahun ini.

 

Didukung Divisi Gaming

Namun, masa perayaan Idul Fitri di akhir bulan Ramadan yang diikuti oleh 2 minggu musim liburan cenderung mengalami penurunan tingkat belanja. Meskipun begitu, secara keseluruhan pendapatan meningkat 11% di paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu dengan take rate lebih dari 3%.

Kinerja marketplace yang kuat di kuartal kedua didorong oleh divisi gaming selama periode Idul Fitri dengan take rate yang naik hingga 3,5%. Kenaikan tersebut merupakan hal positif untuk periode jangka pendek, namun sulit untuk dipertahankan  di sepanjang sisa tahun ini.

"Kami mencatat adanya penurunan di kalangan konsumen mass market pada kuartal kedua, namun bukti terus menunjukkan bahwa ini tetap merupakan model bisnis yang baik. Kami terus berinvestasi pada peluang pertumbuhan yang akan meningkatkan skala bisnis dan mendorong pendapatan serta margin di tahun-tahun mendatang,"

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya