IHSG Menghijau, Sektor Saham Infrastruktur Pimpin Penguatan

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengikuti brusa saham Asia Pasifik yang berbalik arah menghijau, Selasa, 6 Agustus 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Agu 2024, 05:36 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 05:36 WIB
IHSG Menghijau, Sektor Saham Infrastruktur Pimpin Penguatan
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona hijau pada perdagangan Selasa, 6 Agustus 2024 usai alami koreksi tajam pada Senin, 5 Agustus 2024.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,99 persen ke posisi 7.129,21. Indeks LQ45 naik 0,95 persen ke posisi 899,18. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.167,26 dan level terendah 7.066,50. Sebanyak 370 saham menguat sehingga angkat IHSG. 208 saham melemah dan 206 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 936.887 kali dengan volume perdagangan 12,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 9,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.160. Investor asing jual saham Rp 114,79 miliar. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 299,10 miliar.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri turun 0,08 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur naik 1,62 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 1,38 persen, sektor saham basic menguat 0,72 persen, dan sektor saham nonsiklikal bertambah 0,74 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal menanjak 0,92 persen, sektor saham kesehatan menguat 0,58 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,94 persen, sektor saham properti melesat 0,78 persen. Selanjutnya sektor saham teknologi naik 0,10 persen dan sektor saham transportasi mendaki 1,22 persen.

Pada Selasa pekan ini, saham BBRI naik 1,5 persen ke posisi Rp 4.600 per saham. Harga saham BBRI dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 4.550 per saham. Harga saham BBRI berada di level terendah Rp 4.650 dan level terendah Rp 4.520 per saham. Total frekuensi perdagangan 38.465 kali dengan volume perdagangan 2.410.175 saham. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun.

Mengutip Antara, dalam kajian PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG dan bursa regional Asia rebound dari sebelumnya mengalami koreksi yang dalam.

“Rebound tersebut tampaknya dipengaruhi oleh perkembangan seputar spekulasi pasar sehubungan dengan The Fed yang kemungkinan besar akan segera melakukan pemangkasan suku bunga akibat perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS),” demikian seperti dikutip.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sentimen IHSG Lainnya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sikap pasar tersebut dilatarbelakangi dari pernyataan Presiden The Fed San Francisco Mary Daly yang mengatakan bahwa The Fed terbuka untuk memangkas suku bunga acuan apabila perlu, dan menekankan perlunya pendekatan proaktif terhadap kebijakan, tentunya hal tersebut suatu harapan bagi pasar, sebagai upaya The Fed untuk menghindari kemungkinan resesi AS.

Di sisi lain, kecemasan perang di Timur Tengah sedikit menurun, yang mana pasar memiliki pandangan adanya upaya dari negara-negara tersebut untuk menahan konflik yang meluas.

Pandangan tersebut didasarkan oleh sikap pemerintah Iran yang menghindari konflik semakin meluas, yang merujuk pernyataan juru bicara kementerian luar negeri Iran, Iran tidak ingin meningkatkan ketegangan regional, namun, Iran meyakini perlunya menghukum Israel untuk mencegah ketidakstabilan lebih lanjut.

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi berada pada level 5,05 persen year on year (yoy) pada kuartal II 2024, atau lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang hanya sebesar 5 persen (yoy), yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang solid, sehingga memberikan katalis positif dan meningkatkan kepercayaan pelaku pasar.

Hal tersebut juga memberikan indikasi bahwa ekonomi dalam negeri tetap kuat dan resilien didukung oleh kuatnya permintaan domestik, konsumsi, dan investasi di tengah pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih dibayangi terkontraksi.

 


Top Gainers-Losers

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham SOTS melonjak 34,74 persen
  • Saham DART melonjak 31,58 persen
  • Saham HELI melonjak 25 persen
  • Saham ARGO melonjak 24,83 persen
  • Saham AGAR melonjak 24,62 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham TELE merosot 20 persen
  • Saham TAXI merosot 20 persen
  • Saham BEBS merosot 16,67 persen
  • Saham NINE merosot 14,29 persen
  • Saham BMBL merosot 14,29 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,1 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 784,7 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 635,1 miliar
  • Saham AMMN senilai Rp 352,9 miliar
  • Saham ADRO senilai Rp 291,9 miliar

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BSBK tercatat 70.571 kali
  • Saham BBRI tercatat 38.460 kali
  • Saham BTEK tercatat 20.242 kali
  • Saham BBCA tercatat 19.508 kali
  • Saham ADRO tercatat 18.322 kali

Indeks Nikkei Kembali Bangkit

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Jepang kembali bangkit pada Selasa (6/8/2024) setelah Nikkei 225 dan Topix turun lebih dari 12 persen pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024. Selain itu, bursa saham Asia Pasifik juga sebagian besar melesat.

Mengutip CNBC, Selasa, 6 Agustus 2024, indeks Nikkei 225 alami kerugian terbesar pada sesi sebelumnya sejak kejatuhan Black Monday 1987. Indeks Nikkei naik 10,23 persen ke posisi 34.675,46, dan capai kenaikan harian terbesar sejak Oktober 2008 dan lonjakan tertinggi dalam indeks. Sementara itu, indeks Topix melesat 9,3 persen ke posisi 2.434,21.

Reli di Jepang membuat kedua indeks kembali menguat ke wilayah positif pada 2024. Pada 30 Juli, Bank of Japan telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2008. Hal itu menyebabkan yen menguat ke level tertinggi dalam tujuh bulan sehingga menekan saham.

Pasar global juga dihantui kekhawatiran resesi Amerika Serikat yang dipicu oleh laporan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan serta pelonggaran “carry trade” yen. Di sisi lain, saham Mitsui melonjak 10,43 persen dan saham Softbank Group Corp melompat 12,06 persen.

Sektor lain yang mengalami reli termasuk produsen mobil dan pemasok semikonduktor Jepang antara lain Suzuki Motor dan Renesas Electronics yang masing-masing naik lebih dari 17,01 persen dan 19,06 persen.Di sisi lain, yen melemah 1,45 persen dan diperdagangkan pada 145,6 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Indeks Kospi di Korea Selatan melonjak 3,3 persen hingga ditutup ke level 2.522,15. Sedangkan indeks Kosdaq menguat 6,02 persen ke posisi 732,87.

Bursa saham Korea Selatan sempat dihentikan sementara pada Senin, 5 Agustus 2024 setelah anjlok 8 persen. Saham raksasa Samsung Electronics naik 1,54 persen, sedangkan saham SK Hynix melompat 4,87 persen.

Di sisi lain, indeks CSI 300 ditutup ke posisi 3.342,98. Indeks Hang Seng di Hong Kong sedikit berubah. Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,41 persen ke posisi 7.680,6.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya