Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton telah mengumumkan kinerja paruh pertama 2024 yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 2,2 triliun. Pendapatan itu naik 20,85 persen dari pendapatan semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,8 triliun.
Baca Juga
"Porsi pendapatan perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar (readymix), yakni sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21% dan segmen material sebesar 0,04%," ungkap Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra, ditulis Kamis (8/8/2024).
Advertisement
Sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 naik menjadi Rp 2,05 triliun dari Rp 1,7 triliun pada semester I 2023. Meski begitu, perseroan berhasil membukukan laba kotor Rp 145,12 triliun atau masih naik dibanding laba kotor semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 117,97 triliun.
Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp 78,38 miliar. Perseroan juga membukukan beban lain-lain sebesar Rp 46,8 miliar. Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 17,9 miliar.
Laba itu naik 31,65 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang sebesar Rp 13,6 miliar. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi Rp 7,33 triliun dari Rp 7,63 triliun pada akhir tahun lalu.
Liabilitas ikut turun menjadi Rp 3,69 triliun pada Juni 2024 dari Rp 1,01 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi Rp 3,64 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 3,63 triliun.
WIKA Beton Cetak Kontrak Baru Rp 3,36 Triliun, Mayoritas Proyek Swasta
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membukukan kontrak baru sebesar Rp 3,36 triliun sepanjang semester I 2024. Penyumbang terbesar dari proyek infrastruktur swasta.
Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menjabarkan, proyek yang menyumbang performa perseroan pada semester I 2024 didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 79,84%, disusul proyek di sektor industri sebesar 7,35%.
"Kemudian properti sebesar 6,68%, dan sisanya berasal dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 5,69%, 0,43%, dan 0,01%," ungkap Dedi kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Sementara berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka ini didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,33%. Disusul perusahaan BUMN lain sebesar Rp 18,03%, perusahaan induk WIKA sebesar 2,64%, afiliasi WIKA sebesar 0,57%, dan pemerintah sebesar 0,43%.
Perseroan juga mencatatkan kinerja positif pada periode enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 16,02 miliar, naik 45,45% dibanding laba Juni 2023.
Pertumbuhan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha hingga Juni 2024 yang mencapai Rp 2,20 triliun. Pendapatan itu nai 20,85% dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023.
Advertisement
Porsi Pendapatan
"Porsi pendapatan Perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar (readymix), yakni sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21% dan segmen material sebesar 0,04%," beber Dedi.
WIKA Beton merupakan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) crushing plant. WIKA Beton menerapkan pola precast Engineering- Production-Installation (EPI).
WIKA Beton memiliki 4 (empat) anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE), PT Wijaya Karya Krakatau Beton, PT Citra Lautan Teduh, dan PT Wijaya Karya Pracetak Gedung.
Mengusung moto Solution and Trust, WIKA Beton berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, melalui berbagai produk dan jasa yang berkualitas dan bermutu tinggi, dengan praktik industri hijau yang berkelanjutan.
WIKA Beton Bidik Kontrak Baru Rp 7,48 Triliun pada 2024
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton menargetkan raihan omzet kontrak baru sebesar Rp 7,48 triliun.
Sejumlah proyek yang disasar untuk mencapai target tersebut di antaranya adalah pembangunan jalan tol, Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, pelabuhan, gedung perkantoran, proyek perkeretaapian LRT dan MRT, serta lainnya.
Untuk menunjang pencapaian tersebut, Perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp 230,17 miliar pada 2024. WIKA Beton menargetkan kenaikan 13% omzet kontrak baru dari realisasi perolehan kontrak hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp6,60 triliun.
Proyek besar penyumbang perolehan kontrak 2023 Wika Beton didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83%, sektor industri sebesar 13,06%, sektor properti sebesar 10,74%, sektor kelistrikan sebesar 7,42%, disusul sektor energi sebesar 2,50%, dan sektor tambang sebesar 0,45%.
Cari Proyek Non-APBN
Sementara itu, jika dibagi berdasarkan pelanggan, perolehan kontrak baru 2023 WTON bersumber dari pelanggan eksternal sebesar 92,52% dan internal sebesar 7,48%. Pelanggan eksternal berasal dari swasta sebesar 78,52%, disusul BUMN sebesar 12,91%, dan Pemerintah sebesar 1,09%.
Sedangkan pelanggan internal terdiri dari WIKA Holding sebesar 6,49% dan afiliasi WIKA sebesar 0,98%. Manajemen WIKA Beton pun menetapkan sejumlah strategi untuk memacu kinerja Perseroan agar terus optimal.
"Tahun ini, WIKA Beton memiliki bekal kontrak carry over sebesar Rp4 triliun untuk mengisi perolehan penjualan sepanjang periode pemilu berlangsung,” tulis Manajemen WIKA Beton, Selasa (23/1/2024).
WIKA Beton juga secara proaktif mencari perolehan proyek non-APBN seperti dari sektor swasta, BUMN, serta pasar luar negeri. Strategi ini diharapkan dapat menunjang kinerja maksimal Perseroan, dengan tetap berkomitmen kuat pada standar kualitas dan mutu serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Advertisement