Bursa Saham Asia Beragam, Investor Menanti Data Ekonomi Inflasi hingga PDB

Mengawali pekan, Senin, 2 September 2024, bursa saham Asia Pasifik bervariasi seiring investor cermati data ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Sep 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 08:59 WIB
Bursa Saham Asia Beragam, Investor Menanti Data Ekonomi Inflasi hingga PDB
Bursa saham Asia Pasifik dibuka beragam pada perdagangan Senin, (2/9/2024) seiring investor menantikan data ekonomi dan menilai aktivitas bisnis China yang dirilis akhir pekan lalu. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka beragam pada perdagangan Senin, (2/9/2024) seiring investor menantikan data ekonomi dan menilai aktivitas bisnis China yang dirilis akhir pekan lalu.

Mengutip CNBC, di antara data ekonomi yang keluar dari pasar utama di kawasan Asia Pasifik antara lain data inflasi dari Korea Selatan, data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II Australia, serta data gaji dan pengeluaran rumah tangga dari Jepang akhir pekan ini.

China merilis data indeks manajer pembelian resmi pada Agustus 2024. PMI manufaktur turun ke level terendah dalam enam bulan sebesar 49,1, kontraksi lebih cepat dibandingkan 49,4 yang terlihat pada Juli 2024.

Angka tersebut juga meleset dari perkiraan media sebesar 49,5 dari ekonom yang disurvei oleh Reuters. Dengan indeks itu menandai empat bulan berturut-turut masuk wilayah kontraksi. Di sisi lain, PMI nonmanufaktur China naik menjadi 50,3, dari sebelumnya Juli sebesar 50,2.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,94 persen, dan melewati posisi 39.000 sejak 31 Juli. Indeks Topix bertambah 0,49 persen.

Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,49 persen dan indeks Kosdaq terpangkas pada awal pekan ini. Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,43 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.785, lebih rendah dari sebelumnya 17.989,07.

Di wall street , indeks Dow Jones melesat hingga cetak rekor tertinggi. Indeks Dow Jones bertambah 0,55 persen ke posis 41.563,08. Indeks S&P 500 mendaki 1,01 persen dan indeks Nasdaq melompat 1,13 persen.

Pada Jumat pekan lalu, pelaku pasar juga menilai data inflasi utama yang diawasi ketat oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi naik 0,2 persen secara bulanan pada Juli dan menguat 2,5 persen dari tahun lalu. Ini sesuai dengan perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Tidak termasuk makanan dan energi, indeks ini juga bertambah 0,2 persen dari bulan sebelumnya.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 30 Agustus 2024

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada Jumat, 30 Agustus 2024 setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) meredakan kekhawatiran resesi.

Selain itu, investor juga menilai serangkaian data dari Jepang. Klaim pengangguran awal di AS turun menjadi 231.000 dari 232.000 pada pekan lalu. Namun, sedikit lebih tinggi dari 230.000 yang diharapkan berdasarkan survei Dow Jones. Demikian mengutip CNBC, Jumat (30/8/2024).

Selain itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2024 AS direvisi lebih tinggi menjadi 3 persen dari tingkat awal 2,8 persen.

Tingkat inflasi di ibu kota Jepang, Tokyo, naik menjadi 2,6% pada bulan Agustus dari 2,2% pada Juli, mencapai titik tertinggi sejak Maret.

Tingkat inflasi inti — yang tidak termasuk harga makanan segar — naik 2,4%, lebih tinggi dari 2,2% yang diharapkan dari jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom. Inflasi Tokyo secara luas dianggap sebagai indikator utama tren nasional.

Angka inflasi yang lebih kuat memberi Bank of Japan lebih banyak ruang untuk memperketat kebijakan moneternya.

Pengangguran di Jepang naik menjadi 2,7% pada Juli, lebih tinggi dari estimasi Reuters sebesar 2,5%.

Penjualan ritel di negara tersebut pada Juli naik 2,6% dari tahun ke tahun, lebih rendah dari pertumbuhan 2,9% yang diharapkan oleh Reuters dan peningkatan 3,8% yang direvisi pada Juni.

Di bursa saham Asia, indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,74 persen ke posisi 38.647,75, yang merupakan level tertinggi sejak 31 Juli. Indeks Topix bertambah 0,73 persen menjadi 2.712,63.

Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 1,44 persen, dan memimpin penguatan di bursa saham Asia. Indeks CSI 300 menguat 1,33 persen, ke posisi 3.321,43.

Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,45 persen ke posisi 2.674,31. Indeks Kosdaq mendaki 1,54 persen ke posisi 767,66. Indeks ASX 200 di Australia bertambah 0,58 persen ke posisi 8.091,9.

 

Indeks Dow Jones Cetak Rekor

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat dan menyentuh rekor baru pada Jumat, 30 Agustus 2024. Hal ini di tengah pelaku pasar mempertimbangkan data inflasi yang menjadi pertimbangan the Federal Reserve atau bank sentral AS untuk menetapkan kebijakan moneternya.

Mengutip CNBC, Sabtu (31/8/2024), indeks Dow Jones menguat 228,03 poin atau 0,55 persen ke posisi 41.563,08. Indeks Dow Jones menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa.

Selain itu, indeks S&P 500 mendaki 1,01 persen ke posisi 5.648,40. Indeks Nasdaq menguat 1,13 persen ke posisi 17.713,62.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed) naik 0,2 persen secara bulanan pada Juli dan 2,5 persen dari tahun lalu. Hasilnya sejalan dengan perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Tidak termasuk makanan dan energi, indeks juga naik 0,2 persen dari bulan sebelumnya.

The Fed terus mencermati metrik ini, dan masih dapat memengaruhi keputusan pembuat kebijakan tentang suku bunga pada September 2024.

“Pasar saham berperilaku seolah-olah semuanya baik-baik saja. Ada lebih banyak bukti untuk soft landing, dan ada lebih sedikit bukti the Fed akan memangkas secara agresif,” ujar Chief Strategist Simplify Asset Management, Michael Green.

 

Kinerja Agustus

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Pada akhir perdagangan Agustus, indeks S&P 500 membukukan kenaikan 2,3 persen. Indeks Dow Jones mendaki hampir 1,8 persen dan indeks Nasdaq bertambah 0,7 persen. Adapun indeks S&P 500 mencatat kenaikan selama empat bulan berturut-turut.

Adapun kenaikan indeks saham sepanjang Agustus didorong lonjakan sektor saham barang kebutuhan pokok konsumen, real estate, dan perawatan kesehatan.

Pada awal bulan, indeks acuan di wall street alami aksi jual. Indeks S&P 500 merosot hingga 7,3 persen sebelum pulih. Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing turun hingga 5,4 persen dan 10,7 persen ke posisi terendah pada Agustus 2024.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya