Paus Fransiskus Mampir ke Terowongan Silaturahmi Garapan Waskita Karya, Begini Penampakannya

Dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus turut mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Sep 2024, 18:28 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 18:28 WIB
Paus Fransiskus Di Istiqlal
Kunjungannya ke Masjid Istiqlal adalah untuk bertemu dengan sejumlah tokoh lintas agama dan berkunjung ke Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus turut mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta.

Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan tersebut bertemu dengan pemimpin agama dan mengunjungi Terowongan Silaturahmi selama di Masjid Istiqlal.

Baik Masjid Istiqlal maupun Terowongan Silaturahmi, merupakan bangunan yang direnovasi oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Terowongan Silaturahmi dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, serta lebar 4,1 meter. Sementara luas terowongan area tunnel seluas 136 meter persegi, lalu total luas shelter dan tunnel mencapai 226 meter persegi.

Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menuturkan, arsitektur terowongan itu dibangun dengan gaya modern, yakni mengangkat eksterior menggunakan material transparan. Ini membuat kecantikan desain masjid Istiqlal dari Gereja Katedral tidak terhalang dari terowongan.

Terowongan Silaturahmi tidak hanya menjadi penghubung dan penyambung dua rumah ibadah tersebut. Melainkan juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama pada umumnya, dan umat Islam dan Katolik khususnya,” jelas Ermy dalam keterangan resmi, Kamis (5/9/2024).

 

Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta
Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. (Dok. Kementerian PUPR)

Dibangun 2 Tahun

Perseroan merasa bangga lantaran terlibat dalam pembangunan Terowongan itu sekaligus merenovasi dan menjadi bagian dari pembangunan masjid kenegaraan tersebut.

Diperlukan waktu sekitar dua tahun dalam merenovasi masjid terbesar di Asia Tenggara itu, yakni dari 2019 sampai Januari 2021.

“Kami berupaya tetap menjaga nilai sejarah, budaya, dan kemegahan Masjid Istiqlal yang selama ini menjadi perhatian dunia,” tutur dia.

Dalam renovasinya, Waskita memperbarui aspek tata pencahayaan yang dilengkapi teknologi kekinian sebagai inovasi green building. Selain pencahayaan di dalam bangunan, kata dia, perseroan membenahi pola pencahayaan di luar Istiqlal. Di antaranya dengan menyinari bagian kubahnya, sehingga masjid berkapasitas 120 ribu jamaah ini terlihat lebih bersinar saat malam hari.

Ermy menambahkan, sungai yang membelah Masjid Istiqlal turut diperbarui, sehingga lebih rapi. Dijelaskan, Waskita Tidak hanya memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, tapi juga memperhatikan aspek arsitektur, seni, serta estetika.

“Maka meski setelah direnovasi bangunan masjid tampak seperti baru, namun kaidah-kaidah cagar budaya bangunan masjid tetap terlihat. Waskita Karya berkomitmen memberikan hasil terbaik dalam setiap pengerjaan proyek, termasuk renovasi Istiqlal ini,” kata Ermy.

 

Pertama Sejak 42 Tahun Lalu

Proyek terowongan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.
Proyek terowongan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. (dok:PUPR)

Renovasi tersebut merupakan yang pertama dilakukan sejak 42 tahun lalu. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 511 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Selain Istiqlal, Waskita Karya turut membangun Masjid Sheikh Zayed di Solo yang merupakan replikasi dari Masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi, Masjid Nasional Al Akbar di Surabaya, serta Masjid Agung di Jawa Tengah. Kemudian merenovasi Masjid Baiturrahman Aceh pada 2015 dan Baiturrahman Semarang pada 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya