Bursa Saham Asia Merosot Tersengat Sentimen Data Ekonomi Jepang

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi dengan kecenderungan lesu pada perdagangan Jumat, 6 September. Investor menanti data ekonomi AS dan cerna data ekonomi Jepang.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Sep 2024, 09:20 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2024, 09:20 WIB
Bursa Saham Asia Merosot Tersengat Sentimen Data Ekonomi Jepang yang Lesu
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Jumat (6/9/2024). (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Jumat (6/9/2024). Bursa saham Asia merosot di tengah investor bersiap untuk laporan pekerjaan penting dari Amerika Serikat (AS) dan mencerna data pengeluran rumah tangga dari Jepang.

Mengutip CNBC, data pengeluaran rumah tangga Jepang untuk Juli naik 0,1 persen secara riil dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan 1,2 persen yang diharapkan dari ekonom yang disurvei Reuters. Selain itu, pembalikan dibandingkan penurunan 1,4 persen pada Juni 2024.

Data dari biro statistik negara tersebut mengatakan rata-rata pengeluaran bulanan rumah tangga untuk Juli 2024 adalah 290.931 yen (USD 2.031,35) atau naik 3,3 persen secara nominal dari tahun sebelumnya.

Rata-rata pendapatan bulanan rumah tangga mencapai 694.483 yen pada Juli 2024, naik 8,9 persen secara nominal dan naik 5,5 persen secara riil dari tahun sebelumnya.

Laporan pengeluaran yang lemah dapat membatasi opsi Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga, meski hal ini dapat diimbangi oleh pertumbuhan upah yang kuat sejak Kamis.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat, tetapi indeks Topix merosot 0,36 persen setelah rilis data. Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 0,78 persen dan indeks Kosdaq susut 1,9 persen. Sedangkan indeks ASX 200 menguat 0,33 persen.

Di Hong Kong, pasar di kota tutup setelah observatorium Hong Kong mengeluarkan sinyal topan akibat topan Super Yagi. Observatorium memperkirakan sinyal badai akan diturunkan pada pukul 12.40 siang waktu Hong Kong, yang berarti pasar diperkirakan akan tutup untuk hari itu. Menurut Bursa Saham Hong Kong, tidak akan ada perdagangan untuk hari itu jika sinyal Nomor 8 diturunkan setelah tengah hari.

Indeks CSI 300 di China diperdagangkan sedikit di bawah garis datar.

Di wall street, tiga indeks saham acuan merosot seiring investor melepas aset berisiko dan fokus terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat (AS).

Indeks S&P 500 melemah 0,3 persen, indeks Dow Jones tergelincir 0,54 persen. Selain itu, indeks Nasdaq bertambah 0,25 persen.

Penutupan IHSG pada 5 September 2024

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis sore ini. Penguatan IHSG ini dipimpin oleh saham- saham sektor keuangan.

Pada perdagangan Kamis (5/9/2024), IHSG ditutup menguat 8,14 poin atau 0,11 persen ke posisi 7.681,04. Sementara indeks LQ45 naik 2,08 poin atau 0,22 persen ke posisi 943,77.

"Bursa regional Asia didominasi penguatan setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan dan semakin meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed," tulis Tim Riset Saham Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya dikutip dari Antara.

Beberapa data perekonomian AS yang telah dirilis pada pekan ini adalah ISM Manufacturing PMI yang naik tipis dari sebelumnya 46,8 menjadi 47,2, serta JOLTs Job Openings yang turun dari sebelumnya 7,91 juta menjadi 7,67 juta.

Meskipun aktivitas manufaktur mengalami kenaikan, namun aktivitas manufaktur masih berada di zona kontraksi (<50 poin).

Selain itu, menurunnya JOLTs Job Openings yang di luar prediksi pasar tentu mengindikasikan bahwa lowongan pekerjaan terus menurun yang tentu semakin memojokkan The Fed untuk memangkas suku bunganya agar terhindar dari resesi.

Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Presiden Fed San Francisco Mary Daly, yang mengatakan Fed perlu memangkas suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja tetap sehat, tetapi sekarang tergantung pada data ekonomi yang masuk untuk menentukan seberapa banyak.

Pada September 2024 pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps memiliki probabilitas sebesar 55 persen sedangkan pemangkasan 50 bps memiliki probabilitas sebesar 45 persen, dan diyakini pada bulan ini, pemangkasan hanya akan sebesar 25 bps.

Sektor Saham

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia kompak berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor keuangan sebesar 1,77 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing naik sebesar 1,66 persen dan 1,62 persen.

Sedangkan, satu sektor turun yaitu sektor energi yang turun sebesar 0,15 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu HOMI, SICO, ASRI, SSIA dan LUCK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BCAP, NETV, SMLE, BESS dan PTRO.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.259.968 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,33 miliar lembar saham senilai Rp9,92 triliun. Sebanyak 348 saham naik, 235 saham menurun, dan 211 tidak bergerak nilainya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya