Bursa Saham Asia Lesu Jelang Akhir Pekan, Ada Apa?

Berlawanan dengan wall street, bursa saham Asia Pasifik loyo pada perdagangan Jumat, 13 September 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Sep 2024, 08:34 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 08:34 WIB
Bursa Saham Asia Lesu Jelang Akhir Pekan, Ada Apa?
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada Jumat, 13 September 2024. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada Jumat, 13 September 2024. Koreksi bursa saham Asia Pasifik ini hentikan kenaikan pada Kamis, 12 September 2024 bahkan saat reli teknologi di wall street berlanjut.

Mengutip CNBC, Jumat (13/9/2024), di Asia, investor mencermati inflasi Agustus di India yang menunjukkan indeks harga konsumen naik 3,65 persen year on year (YoY), naik dari level terendah dalam lima tahun. Indeks harga konsumen ini lebih tinggi dari revisi Juli sebesar 3,6 persen dan juga melampaui harapan 3,5 persen dari ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Di Korea Selatan, indeks Kospi mendatar. Indeks Kosdaq merosot. Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,43 persen dan indeks Topix terpangkas 0,58 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 bertambah 0,75 persen, dan sentuh level tertinggi 8.148,7. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.294, lebih tinggi dari penutupan terakhir di posisi 17.240. Indeks CSI 300 berjangka di China berada di posisi 3.176, lebih tinggi dari penutupan indeks sebelumnya di 3.172,47.

Di wall street, indeks S&P 500 menguat 0,75 persen. Indeks Dow Jones melesat 0,58 persen dan indeks Nasdaq melejit 1 persen.

Pada Kamis menjadi hari terakhir rilis data utama ekonomi Amerika Serikat (AS) sebelum pertemuan the Federal Reserve pekan depan. Sebelumnya, indeks harga produsen naik 0,2 persen month on month (MoM), sesuai harapan Dow Jones. Secara tahunan, PPI utama menguat 1,7 persen.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 12 September 2024

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada Kamis, 12 September 2024. Kenaikan bursa saham Asia Pasifik ini mengikuti wall street yang yang reli didorong saham teknologi.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 3,41 persen ke posisi 36.833,27. Indeks Taiwan melambung 2,96 persen ke posisi 21.653,25. Selama sesi perdagangan, produsen chip dan perusahaan terkait menguat seiring sentimen optimisme investor yang menyebar ke Asia.

Saham Tokyo Electron naik 4,8 persen, saham Advantest menguat 9 persen, saham Renesas Electronics bertambah 3,47 persen. Saham SoftBank Group yang memiliki saham di Arm naik 8,4 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,67 persen dan indeks Kosdaq bertambah 3 persen.Saham SK Hynix dan Samsung Electronics masing-masing naik lebih dari 8 persen dan 1,85 persen. Saham TSCM menguat 4,79 persen dan saham Foxconn bertambah 4,72 persen.

Saham Seven & I melonjak 7,3 persen setelah Bloomberg melaporkan Alimentation Couche Tard sedang pertimbangkan meningkatkan tawaran terhadap grup ritel Jepang itu. Namun, laporan itu mencatat Couche-Tard perlu mengajukan proposal yang jauh lebih menarik dari pada pendekatan pembelian awal senilai USD 39 miliar.

Indeks ASX 200 di Australia menguat 1,1 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 1 persen. Indeks CSI 300 melemah 0,43 persen ke posisi 3.172,9.

Penutupan IHSG pada 12 September 2024

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal bertahan di posisi 7.800 pada perdagangan Kamis (12/9/2024). Penguatan IHSG didorong mayoritas sektor saham dan bursa saham Asia Pasifik yang menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,48 persen ke posisi 7.798,15. Indeks LQ45 bertambah 0,72 persen ke posisi 958,47. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG sentuh level tertinggi baru secara intraday di 7.833,27 dan level terendah 7.782,49. Sebanyak 309 saham menghijau sehingga angkat IHSG. 249 saham melemah dan 238 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.296.079 kali dengan volume perdagangan 44,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,6 triliun. Investor asing membeli saham Rp 1,51 triliun. Sepanjang 2024, investor asing memborong saham Rp 33,45 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.425.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham keuangan merosot 0,55 persen, sektor saham properti terpangkas 0,07 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,44 persen.

Sementara itu, sektor saham teknologi melesat 7,61 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 1,57 persen, sektor saham basic melesat 0,34 persen, sektor saham industri bertambah 0,37 persen, dan sektor saham nonsiklikal menanjak 1,17 persen.

Di sisi lain, sektor saham siklikal menguat 0,26 persen, sektor saham kesehatan mendaki 0,44 persen, dan sektor saham transportasi bertambah 0,45 persen.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, harga saham WIKA merosot 2 persen ke posisi Rp 392 per saham. Sementara itu, harga saham ADHI stagnan di posisi Rp 282 per saham.

 

Apa Saja Sentimen IHSG?

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia dominan lesu. Sedangkan bursa saham Eropa semuanya melemah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, harga saham BRPT merosot 3,36 persen ke posisi Rp 1.150 per saham. Harga saham BRPT dibuka naik 15 poin ke posisi Rp 1.205 per saham. Harga saham BRPT berada di level tertinggi Rp 1.240 dan terendah Rp 1.145 per saham. Total frekuensi perdagangan 37.830 kali dengan volume perdagangan 4.283.470 saham. Nilai transaksi Rp 512,8 miliar.

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG dan bursa regional Asia menguat seiring sikap pelaku pasar bertaruh sehubungan dengan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS). Hal ini setelah rilis data inflasi AS yang beragam.

Tercatat, laju inflasi secara tahunan di AS melambat selama lima bulan berturut-turut menjadi 2,5 persen year on year (yoy) pada Agustus 2024, atau terendah sejak Februari 2021, dari 2,9 persen pada Juli, dan di bawah perkiraan sebesar 2,6 persen, sedangkan secara bulanan tidak berubah di 0,2 persen month to month (mtm).

"Di sisi lain, inflasi inti naik dari sebelumnya 0,2 persen (mtm) menjadi 0,3 (mtm), sehingga memberikan implikasi terhadap kebijakan The Fed yang akan datang dan pasar berspekulasi The Fed akan memilih pemotongan suku bunga yang lebih kecil sebesar 0,25 persen pada pertemuan pekan depan,” demikian seperti dikutip.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya