Bagi-bagi Ilmu Investasi dan Finansial, Kinderkloud Luncurkan Buku Edukasi Keuangan Keluarga

Literasi keuangan dan investasi merupakan life skills yang penting, dan mengelola keuangan tak hanya dapat dilihat dari sisi uangnya saja, tetapi juga mengarah pada tendensi, mengelola emosi diri, juga pengalaman masa lalu.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Sep 2024, 19:05 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2024, 19:05 WIB
PT Karunia Pelita Edukasih (Kinderkloud) pada Sabtu (21/9) menggelar peluncuran inisiatif Financial Literacy for Families. (Tasha/Liputan6.com)
PT Karunia Pelita Edukasih (Kinderkloud) pada Sabtu (21/9) menggelar peluncuran inisiatif Financial Literacy for Families. (Tasha/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Karunia Pelita Edukasih (Kinderkloud) pada Sabtu (21/9/2024) menggelar peluncuran inisiatif Financial Literacy for Families yang diselenggarakan oleh Kinderkloud bekerja sama dengan financial planner Aline Wiratmaja.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan peluncuran buku Evan's Dream Jar: Introducing Money Skills for Kids yang disusun oleh Aline Wiratmaja bersama putranya, Evan Shane Sidarta.

Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi terkait tips memberikan edukasi finansial dan keuangan pada anak sejak usia dunia, yang mencakup membuat tabungan di bank, hingga investasi saham.

Aline Wiratmaja, yang dikenal sebagai financial planner, bercerita bahwa ia mulai mengenalkan ilmu finansial dan investasi pada putranya yang kini berusia 7 tahun, Evan sejak usia dini.

Saat itu, Aline dan suaminya, yang tengah menggiati investasi saham, memberikan perkenalan kepada putranya tentang bagaimana investasi saham bekerja, hingga tentang bagaimana menggunakannya secara bijak.

"Rata-rata dari kita mungkin belum mendapatkan pembelajaran ilmu literasi keuangan dari orang tua kita. Meskipun demikian, kita masih bisa belajar secara alamiah, dan lebih ter-arah," ujar Aline dalam paparan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (21/9/2024).

Aline melihat, literasi keuangan dan investasi merupakan life skills yang penting, dan mengelola keuangan tak hanya dapat dilihat dari sisi uangnya saja, tetapi juga mengarah pada tendensi, mengelola emosi diri, juga pengalaman masa lalu yang mungkin tanpa sadar mempengaruhi cara seseorang memandang uang.

"Maka dari itu, apabila kita sebagai orang tua yang sudah memiliki kesadaran, bisa mengedukasi uang kepada anak agar hasilnya bisa lebih optimal," katanya.

 

Hubungan Tak Sehat dengan Uang

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kalau misalnya anak-anak, mereka bisa memahami keuangan dari usia dini, kemudian juga investasi, maka bisa membangun perilaku, kerangka pemikiran mereka, hingga memiliki hubungan yang sehat dengan uang," imbuh Aline.

Aline pun tidak mengesampingkan, orang dewasa juga tak lepas dari hubungan yang tak sehat dengan uang.

"Dalam kekurangan yang saya miliki, pasang surut, saya memiliki motivasi "saya ingin menjadi contoh yang baik untuk anak kita". Jadi itu menjadi semacam penyemangat untuk saya sendiri. Bahkan bukan sekedar memberi contoh tetapi juga kalau bisa suatu hari memberi hibah saham kepada anak saya," ucapnya.

"Meskipun kita saat ini bukan pemilik atau petinggi suatu perusahaan, kita bisa mencoba mengikuti jejak mereka dengan cara kita sendiri, kemampuan kita sendiri," tambah Aline.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya