Bursa Saham Asia Melesat, Indeks Nikkei di Jepang Pimpin Penguatan

Jelang keputusan bank sentral, bursa saham Asia Pasifik cenderung menguat pada Senin, 7 Oktober 2024. Indeks Nikkei di Jepang pimpin penguatan.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Okt 2024, 08:17 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2024, 08:17 WIB
Bursa Saham Asia Melesat, Indeks Nikkei di Jepang Pimpin Penguatan
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin (7/10/2024). (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin (7/10/2024). Penguatan bursa saham Asia Pasifik dipimpin bursa saham Jepang seiring indeks Nikkei 225 naik 2 persen. Hal itu dipengaruhi investor mencermati keputusan bank sentral pada pekan ini.

Mengutip CNBC, sejumlah bank sentral akan merilis keputusan suku bunga pada pekan ini antara lain Bank of Korea, the Reserve Bank of New Zealand dan Reserve Bank of India. Berdasarkan polling yang dilakukan Reuters, Bank of Korea dan the Reserve Bank of New Zealand akan memangkas suku bunga. Sedangkan the Reserve Bank of India akan menahan suku bunga.

Pada Jumat lalu, Bank of Korea diharapkan dapat memangkas suku bunga menjadi 3,25 persen dari sebelumnya 3,5 persen. Sedangkan the Reserve Bank of New Zealand diharapkan memangkas suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75 persen. Pada Agustus lalu, the Reserve Bank of New Zealand mengejutkan ekonom dengan memangkas suku bunga menjadi 5,25 persen.

Pada awal pekan ini, indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,28 persen. Sedangkan indeks Kosdaq naik 0,37 persen. Indeks ASX 200 di Australia mendaki 0,11 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong berjangka berada di posisi 22.640, lebih rendah dari sebelumnya 22.736,87.

Pada pekan lalu, di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street cenderung menguat setelah data tenaga kerja lebih kuat dari yang diharapkan. Hal ini memberikan investor kepercayaan diri mengenai kesehatan ekonomi.

Data ekonomi menunjukkan nonfarm payrolls tumbuh 254.000 pada September dari perkiraan sebesar 150.000 berdasarkan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,1 persen dari sebelumnya dipertahankan 4,2 persen.

Indeks S&P 500 naik 0,9 persen. Sedangkan indeks Nasdaq melompat 1,22 persen. Indeks Dow Jones menguat 0,81 persen ke posisi 42.352,75.


Penutupan Wall Street pada 4 Oktober 2024

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan hari Jumat. Penguatan bursa saham di AS ini setelah laporan pekerjaan yang di atas ekspektasi memberi investor keyakinan terhadap kesehatan ekonomi.

Mengutip CNBC, Sabtu (5/10/2024), indeks saham S&P 500 naik 0,9% menjadi 5.751,07. Sementara Nasdaq Composite melonjak 1,22% menjadi 18.137,85. Untuk Dow Jones Industrial Average naik 341,16 poin atau 0,81% untuk mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa di 42.352,75.

Bursa saham AS menguat setelah data menunjukkan penggajian nonpertanian tumbuh sebesar 254.000 pekerjaan pada bulan September, jauh melampaui perkiraan para ekonomi yang disurvei Dow Jones yang berada di kisaran 150.000 pekerjaan.

Tingkat pengangguran juga turun menjadi 4,1% meskipun ekspektasi untuk tetap stabil di 4,2%.

"Setelah musim panas dengan data ketenagakerjaan yang lemah, ini adalah hasil yang meyakinkan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, didukung oleh pasar tenaga kerja yang sehat," kata kepala portofolio model ETF Global X Michelle Cluver.

"Kita tetap berada dalam lingkungan di mana berita ekonomi yang baik adalah berita baik bagi pasar ekuitas karena meningkatkan potensi soft landing," tambah dia.

 

 


Kinerja Saham

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Tesla, Amazon, dan Netflix termasuk di antara nama-nama saham teknologi megacap yang naik pada perdagangan hari Jumat, yang dapat membantu menjelaskan kinerja Nasdaq yang lebih baik.

Keuangan adalah sektor teratas di S&P 500 selama sesi tersebut, melonjak 1,6% dan ditutup mencetak rekor. JPMorgan Chase dan Wells Fargo masing-masing melonjak lebih dari 3%.

Di sisi lain, saham-saham berkapitalisasi kecil juga menguat, dengan Russell 2000 naik 1,5%. Pemulihan hari Jumat menghapus kerugian yang terlihat dalam beberapa hari terakhir.

Meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah menyebabkan saham-saham mengawali bulan Oktober dengan goyah, setelah pasar membukukan sembilan bulan pertama tahun ini yang luar biasa kuat.


Kinerja Mingguan

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

S&P 500 ditutup naik 0,22% pada minggu ini, sementara Dow naik tipis 0,09%. Nasdaq naik 0,1% pada minggu ini, perubahan besar mengingat indeks yang sarat teknologi ini memasuki sesi Jumat dengan penurunan lebih dari 1%.

Harga minyak mentah kembali naik pada hari Jumat, sehingga kenaikan mingguan mencapai sekitar 9%. Minyak terdorong naik sebagai akibat dari meningkatnya konflik di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan rudal ke Israel.

Saham energi melonjak minggu ini karena minyak menguat, dengan sektor S&P 500 naik 7%. Itu menandai minggu terbaik grup tersebut sejak Oktober 2022.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya