Liputan6.com, Jakarta - Amazon.com tengah dalam pembicaraan untuk investasi miliaran dolar Amerika Serikat untuk kedua kalinya di perusahaan rintisan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Hal itu disampaikan seorang sumber dikutip dari Channel News Asia, Jumat (8/11/2024).
Advertisement
Raksasa layanan cloud itu investasi sebesar USD 4 miliar di pesaing OpenAI pada September tahun lalu. Perseroan menyatakan pelanggannya akan memperoleh akses awal ke teknologi Anthropic.
Advertisement
Amazon telah meminta Anthropic yang memakai layanan cloud Amazon untuk melatih model AI-nya untuk menggunakan sejumlah besar server yang didukung oleh chip yang dikembangkan oleh Perseroan.
Perusahaan rintisan AI itu lebih suka memakai server Amazon yang didukung oleh chip AI rancangan Nvidia. Amazon dan Anthropic menolak berkomentar. Adapun Anthropic yang didirikan bersama oleh mantan eksekutif OpenAI dan saudara kandung Dario dan Daniela Amodei tahun lalu mengatakan mendapatkan investasi sebesar USD 500 juta dari induk perusahaan Google Alphabet yang berjanji investasikan USD 1,5 miliar.
Pada Kamis, 7 November 2024 waktu AS, harga saham Amazon.com naik 1,48 persen ke posisi USD 210,16. Setelah penutupan perdagangan, harga saham Amazon.com menguat 0,05 persen. Harga saham Amazon berada di level tertinggi USD 212,25 dan level terendah USD 207,19. Kapitalisasi pasar saham Amazon.com tercatat USD 2,21 triliun.
Catat Pendapatan Rp 2,5 Triliun, Saham Amazon Naik 6%
Sebelumnya, raksasa e-commerce yang didirikan Jeff Bezos, Amazon mengalami kenaikan saham hingga 6% pada hari Jumat (1/11) waktu setempat, setelah perusahaan melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan.
Kinerja keuangan Amazon yang positif kali ini didorong oleh pertumbuhan bisnis komputasi awan dan periklanannya.
Melansir CNBC International, Sabtu (2/11/2024) saham Amazon telah naik sekitar 32% sepanjang 2024. Pada hari Jumat, saham tersebut ditutup di kisaran USDÂ 197.93.
Saham tersebut sempat menyentuh USD 200,50 pada hari Jumat, menempatkannya mendekati level tertinggi sepanjang masa. Penutupan tertinggi saham Amazon adalah USD 200.
Amazon telah mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 11% pada ketiga 2024 menjadi USD 158,9 miliar atau Rp.2,5 kuadriliun, melampaui estimasi analis yang disurvei oleh LSEG sebesar USD 157,2 miliar atau Rp.2,4 kuadriliun.
Penjualan dalam bisnis Amazon Web Services meningkat 19% menjadi USD 27,4 miliar (Rp.434,2 triliun), hanya sedikit di bawah estimasi analis, menurut StreetAccount.
Angka tersebut merupakan percepatan dari 12% yang tercatat tahun lalu, tetapi masih tertinggal dari laju pertumbuhan pesaingnya Microsoft dan Google, yang pendapatan cloud-nya meningkat masing-masing tumbuh 33% dan 35%.Â
Sementara itu, belanja modal Amazon juga melonjak 81% secara tahunan menjadi USD 22,62 miliar (Rp.358,5 triliun), karena perusahaan terus berinvestasi di pusat data dan peralatan seperti prosesor Nvidia untuk mendukung produk Kecerdasan Buatan-nya.
Beberapa waktu lalu, Amazon telah meluncurkan beberapa produk AI di bisnis cloud dan e-commerce-nya, dan juga diharapkan untuk mengumumkan versi baru asisten suara Alexa yang didukung oleh AI generatif.
"Amazon telah mengintegrasikan AI ke dalam jejak teknologi yang paling beragam dari semua kapitalisasi pasar besar, dengan aliran pendapatan multi-miliar dolar dalam e-commerce, iklan, langganan, video online, dan cloud," ungkap analis di Roth MKM, dalam sebuah catatan, menyusul rilis laporan laba Amazon.
Advertisement
Amazon Bakal Tambah Belanja Modal Untuk Topang Bisnis AI generatif
Kepala keuangan Amazon, Brian Olsavsky mengatakan dalam sebuah panggilan pendapatan bahwa mayoritas belanja belanja modal perusahaan tahun 2024 adalah untuk mendukung kebutuhan infrastruktur teknologi yang terus meningkat.
CEO Aamazon, Andy Jassy juga mengatakan perusahaan berencana untuk menghabiskan sekitar USD 75 miliar untuk belanja modal pada tahun 2024 dan ia menduga perusahaan akan menghabiskan lebih banyak lagi tahun depan.
"Peningkatan di sini benar-benar didorong oleh AI generatif," kata Jassy.
"Ini adalah peluang yang sangat besar, mungkin sekali seumur hidup. (Pemegang saham) akan merasa senang dengan jangka panjang ini karena kami mengejarnya secara agresif," ungkapnya.
Â