Donald Trump Segera Jadi Presiden AS, Bagaimana Prospek Saham dan IPO di AS?

Para peneliti di Goldman Sachs juga memperkirakan pertumbuhan laba per saham perusahaan akan mencapai sebesar 11% pada 2025 dan 7% pada tahun berikutnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Des 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2024, 06:00 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)
Indeks &P 500 menguat ke rekor tertinggi sehari setelah pemilihan presiden AS karena ketidakpastian tentang hasilnya memudar. Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham tengah menanti pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 25 Januari 2025. Ramalan Goldman Sachs Research, indeks saham S&P 500 secara umum akan bergerak sama seperti sebelum Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS.

Namun, prospek versi bank investasi ternama di AS telah berubah secara substansial untuk beberapa sektor.

Melansir laman resmi Goldman Sachs, Senin (2/12/2024), Kepala Analis Saham Goldman Sachs Research David Kostin menuliskan dalam laporannya, indeks S&P 500 akan naik sekitar 9% menjadi 6.300 dalam 12 bulan ke depan.

Para peneliti di Goldman Sachs juga memperkirakan pertumbuhan laba per saham perusahaan akan mencapai sebesar 11% pada 2025 dan 7% pada tahun berikutnya. Tapi memang, David Kostin menggarisbawahi perkiraan ini dapat berubah karena lebih banyak hal tentang agenda kebijakan pemerintahan Trump.

"Pertumbuhan laba yang kuat akan mendorong apresiasi pasar ekuitas yang berkelanjutan hingga tahun depan,” tulisnya.

Indeks &P 500 menguat ke rekor tertinggi sehari setelah pemilihan presiden AS karena ketidakpastian tentang hasilnya memudar.

Indeks S&P 500 secara historis menghasilkan laba rata-rata sebesar 4% antara Hari Pemilihan di bulan November dan akhir tahun kalender.

Banyak investor berfokus pada kebijakan perdagangan, dan Trump mungkin menerapkan beberapa tarif tanpa undang-undang.

Ekonom Goldman Sachs memperkirakan presiden terpilih AS tersebut akan mengenakan tarif pada barang impor dari China dengan rata-rata tambahan 20 poin persentase, dan kini telah diumumkan.

Perusahaan-perusahaan Eropa mungkin juga menghadapi tarif, dan dampak ketidakpastian perdagangan dapat menyebabkan pukulan ekonomi yang lebih besar daripada tarif itu sendiri, menurut Goldman Sachs Research.

Bagaimana Dampak Tarif Impor Trump pada IPO?

Donald Trump tanggapi hasil Pilpres AS
Presiden Donald Trump berbicara tentang hasil pemilihan presiden AS 2020 di Gedung Putih, Kamis (5/11/2020). Hingga saat ini proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika masih berlangsung, namun perolehan suara Donald Trump maupun Joe Biden masih bersaing ketat. (AP Photo/Evan Vucci)

Menurut Goldman Sachs, alasan untuk berpikir bahwa merger dan akuisisi akan meningkat di bawah pemerintahan Trump.

Hal ini meskipun perlu waktu agar ketidakpastian kebijakan mereda, regulasi antimonopoli dapat lebih longgar di bawah presiden dari Partai Republik. Ekspansi ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kepercayaan di antara para CEO juga dapat mendukung peningkatan kombinasi perusahaan.

"Jumlah IPO dapat meningkat. Barometer Penerbitan IPO Goldman Sachs Research menilai seberapa kondusif lingkungan ekonomi makro untuk penerbitan ekuitas baru," ungkap bank tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya