Dian Swastatika Sentosa Incar EBITDA USD 800 Juta hingga Akhir 2024

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menargetkan EBITDA hingga akhir 2024 mencapai USD 800 juta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Des 2024, 10:31 WIB
Diterbitkan 11 Des 2024, 10:31 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menargetkan EBITDA hingga akhir 2024 mencapai USD 800 juta. Sebagai perbandingan, Pada 2023, DSSA berhasil mencatatkan laba USD 865 juta. Sektor bisnis DSSA pada batu bara sepanjang 2023 mengalami peningkatan dari sisi produksi dan volume penjualan

"Target kami untuk penutupan EBITDA tahun 2024 adalah mencapai USD 700-800 jutaan," kata Direktur Dian Swastatika, Alex Sutanto dalam paparan publik perseroan, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa, Rabu (11/12/2024).

Untuk target gross profit tahun buku 2025 sampai saat ini perseroan masih dalam tahap penyusunan final anggaran. Perseroan memperkirakan bahwa EBITDA akhir 2024 bisa setidaknya dipertahankan pada tahun depan.

"Dengan kontribusi utama kami tetap akan berasal dari pertambangan batu bara dan capex kami ke depannya untuk pengembangan bisnis teknologi," imbuh Alex.

Efisiensi Biaya

Bersamaan dengan itu, perseroan berencana melakukan efisiensi biaya di bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara. Semnetara untu bisnis teknologi, perseroan akan mengembangkan infrastruktur jaringan FTTH MyRepublic, sama seperti tahun ini. Perseroan juga membuka peluang aksi korporasi, mempertimbangakn peluang yang ada ke depannya.

"Perseroan belum berencana untuk melaksanakan stock split saham kembali di tahun depan. Hal ini juga dikarenakan berdasarkan peraturan yang berlaku, dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal pelaksanaan stock split sebelumnya, terdapat larangan bagi perusahaan yang baru melaksanakan stock split untuk melaksanakan stock split kembali," jelas Alex.

 

Stock Split

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, DSSA melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Perseroan akan menggelar stock split dengan rasio 1:10. Artinya, setiap pemegang satu lembar saham yang ada saat ini akan dipecah menjadi 10 saham baru saat stock split.

Sebelum stock split, perseroan memiliki 770.552.3201 lembar saham yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan, dengan nilai nominal Rp 250 per saham.

Setelah stock split dengan rasio 1:10, maka saham-saham yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan akan berubah menjadi 7.705.523.2002 lembar dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya