Bursa Asia Dibuka Terbakar Usai AS Umumkan Data Tenaga Kerja

Investor pasar saham Asia akan terus mencermati imbal hasil obligasi China setelah bank sentral negara itu menangguhkan pembelian obligasi pemerintah Jumat lalu. Imbal hasil obligasi 10 tahun China anjlok ke rekor terendah bulan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jan 2025, 08:55 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 08:55 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan 0,84% lebih rendah. Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong terakhir diperdagangkan pada 18.971, lebih rendah dari penutupan HSI hari Jumat sebesar 19.064,29. Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik sebagian besar dibuka melemah pada perdagangan Senin pagi ini. Pelemahan bursa Asia ini terjadi setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) pada Jumat meredam harapan investor akan pemangkasan suku bunga awal oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed).

Mengutip CNBC, Senin 13/1/2025), indeks saham S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan 0,84% lebih rendah. Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong terakhir diperdagangkan pada 18.971, lebih rendah dari penutupan HSI hari Jumat sebesar 19.064,29.

Pasar saham Jepang tutup karena hari libur.

Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,4% pada jam pertama perdagangannya, sementara indeks Kosdaq turun 0,3%.

Otoritas China dijadwalkan akan merilis data perdagangan Desember pada pekan ini, sementara India dijadwalkan juga akan melaporkan angka inflasi.

Investor pasar saham Asia akan terus mencermati imbal hasil obligasi China setelah bank sentral negara itu menangguhkan pembelian obligasi pemerintah Jumat lalu. Imbal hasil obligasi 10 tahun China anjlok ke rekor terendah bulan ini.

Nilai tukar Yuan dalam negeri China mencapai level terendah dalam 16 bulan terhadap dolar AS minggu lalu, sementara yuan luar negeri China telah mengalami penurunan selama beberapa bulan sejak September lalu.

Indeks acuan Tiongkok, CSI 300, ditutup pada level terendah sejak September 2024 pada hari Jumat.

Data Ekomomi

Pada pekan ini, Bank of Korea diperkirakan akan bertemu pada hari Kamis ini, dan Australia dijadwalkan untuk mengumumkan tingkat penganggurannya untuk bulan Desember pada hari yang sama.

Tiongkok akan mengumumkan PDB untuk kuartal keempat 2024 pada hari Jumat, bersamaan dengan data penjualan ritel dan output industri.

 

Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Bursa saham AS turun pada hari Jumat lalu setelah laporan pekerjaan yang bagus.

Dow Jones Industrial Average turun 696,75 poin atau 1,63% danditutup pada 41.938,45.

Indeks S&P 500 turun 1,54% menjadi 5.827,04, sementara Nasdaq Composite turun 1,63% menjadi 19.161,63.

Kerugian Wall Street hari Jumat mendorong indeks acuan utama ke zona merah untuk tahun 2025.

Jumlah pekerja AS tumbuh sebesar 256.000 pada bulan Desember, sementara ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan akan melihat peningkatan sebesar 155.000.

Tingkat pengangguran, yang diproyeksikan tetap pada 4,2%, turun menjadi 4,1% selama bulan tersebut.

Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak akhir tahun 2023 setelah laporan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya