Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin 13 Januari 2025 diperkirakan akan bergerak sideways dengan kecenderungan menguat, dengan support di level 7029 dan resistance di 7197.
Sentimen dari kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga tinggi serta kurangnya katalis positif dari dalam negeri, seperti pembatalan PPN 12% yang belum cukup untuk mendorong pasar, akan membuat pergerakan IHSG cenderung terbatas.
Advertisement
Baca Juga
Namun, adanya potensi pemulihan ekonomi global dan stabilitas inflasi di dalam negeri dapat memberikan sedikit dorongan positif bagi pasar saham. Investor akan cenderung bersikap hati-hati sambil menunggu data dan kebijakan baru yang mungkin mempengaruhi pasar lebih lanjut.
Advertisement
"Sentimen global masih menjadi faktor dominan yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Sikap The Fed yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi menciptakan ketidakpastian di pasar," ulas Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana, dikutip Senin (13/1/2025).
Meski dari sisi domestik terdapat kabar positif seperti kenaikan PMI menjadi 51,2 pada Desember, hal ini belum cukup kuat untuk menyeimbangkan tekanan dari sentimen global. Hendra menjelaskan, perkembangan kebijakan ekonomi dari pemerintah AS di bawah kepemimpinan baru juga menjadi perhatian, meski arah kebijakan tersebut belum sepenuhnya jelas.
Dalam menghadapi kondisi pasar yang cenderung sideways dengan kecenderungan menguat, beberapa saham dapat menjadi pilihan menarik bagi investor. Hendra jahokan saham seperti INDF direkomendasikan untuk buy dengan target harga Rp 8.050, mengingat potensi pertumbuhan di sektor konsumsi.
Â
Saham Lainnya
ANTM juga menarik untuk dibeli dengan target harga Rp 1.540, sejalan dengan prospek positif di sektor pertambangan. Selain itu, ACES dengan target harga Rp 795 dan SCMA dengan target harga Rp173 juga direkomendasikan, mengingat potensi pemulihan di sektor ritel dan media.
"Pilihan saham ini dapat memberikan peluang keuntungan bagi investor yang mencari peluang di tengah pergerakan pasar yang terbatas namun dengan kecenderungan menguat," kata Hendra.
Dalam sepekan lalu, IHSG mencatatkan pelemahan sebesar 1,06%, turun dari level 7164 ke 7088, meskipun berhasil ditutup menguat sebesar 0,34% pada akhir pekan. Pelemahan ini terjadi di tengah minimnya sentimen positif yang mampu menopang pasar.
Â
Advertisement
Penuh tekanan
Kebijakan moneter The Fed menjadi faktor eksternal utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Beberapa pejabat The Fed, seperti Susan Collins dan Michelle Bowman, mengindikasikan bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama karena inflasi yang masih berada di atas target.
"Kebijakan yang hati-hati ini menimbulkan ketidakpastian bagi investor, sehingga IHSG cenderung tertekan sepanjang pekan," jelas Hendra.
Â