Bursa Asia Dibuka Bervariasi, Indeks Saham Australia Akhirnya Perkasa Usai Terpuruk 3 Sesi

Dow Jones yang terdiri dari 30 saham naik 358,67 poin, atau 0,86%, hingga ditutup pada 42.297,12 karena investor beralih ke saham-saham nonteknologi seperti Caterpillar, JPMorgan, dan UnitedHealth.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Jan 2025, 08:50 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 08:50 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik dibuka bervariasi pada awal perdagangan Selasa. Pergerakan bursa Asia yang bervariasi ini mengikuti Wall Street.

Mengutip CNBC, Selasa (14/1/2025), indeks saham S&P/ASX 200 Australia naik 0,55% pada pembukaan, setelah jatuh selama tiga sesi berturut-turut.

Indeks acuan Nikkei 225 Jepang turun 0,73% dan Topix turun 0,34%. Sedangkan Kospi Korea Selatan naik 0,4%, sementara Kosdaq turun 0,62%.

Harga indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada pada 18.903, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 18.874,14.

Investor akan terus memantau rupee India setelah melemah ke rekor terendah terhadap dolar AS. India pada hari Senin melaporkan data inflasi untuk Desember 2024 yang menurun selama dua bulan berturut-turut dari tahun ke tahun, berada tepat di bawah ekspektasi di angka 5,22% dan meningkatkan kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga.

Thailand akan merilis indeks keyakinan konsumen untuk bulan Desember.

Semalam di AS, Dow Jones Industrial Average naik, mengungguli pasar, sementara Nasdaq Composite merosot karena para pedagang terus menjual saham-saham teknologi utama yang telah mendorong pasar saham.

Dow Jones yang terdiri dari 30 saham naik 358,67 poin, atau 0,86%, hingga ditutup pada 42.297,12 karena investor beralih ke saham-saham nonteknologi seperti Caterpillar, JPMorgan, dan UnitedHealth.

Sementara itu, Nasdaq yang didominasi saham teknologi turun 0,38% menjadi 19.088,10.

S&P 500 naik tipis 0,16%, berakhir pada 5.836,22.

Ketiga tolok ukur tersebut mengalami penurunan selama dua minggu terakhir, dengan saham teknologi yang menyebabkan sebagian besar kerugian.

 

Saham Teknologi

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Saham teknologi terus mendominasi di kalangan investor pada tahun 2024 dengan banyak investor yang lebih menyukai beberapa dari apa yang disebut saham Magnificent Seven dari Alphabet, Amazon, Apple, Meta Platforms, Microsoft, Nvidia, dan Tesla serta perusahaan kecil dan menengah lain yang kurang dikenal.

Martin Frandsen dari Principal Asset Management terus melihat potensi di Magnificent Seven tahun ini, tetapi juga melihat nilai di saham lain dalam sektor tersebut.

Di tempat lain, Michele Schneider, kepala strategi pasar di Marketgauge.com melihat peluang di berbagai sektor dengan pertumbuhan tinggi yang "siap menawarkan pengembalian substansial untuk realokasi strategis aset yang dinilai rendah."

Dia juga mengungkapkan tiga saham teknologi yang menjadi taruhannya saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya