Digandrungi Milenial dan Gen-Z, Layanan Pay Later Diramal Tumbuh 30% di 2025

Bisnis buy now paylater (BNPL) di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif dan diprediksi akan terus meningkat pada 2025.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jan 2025, 20:28 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 20:28 WIB
Tagihan Paylater
Seseorang menunjukkan sejumlah tagihannya di paylater salah satu di e-commerce. (Gempur M Surya/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bisnis buy now paylater (BNPL) di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif dan diprediksi akan terus meningkat pada 2025. Berdasarkan data yang dihimpun oleh PEFINDO Biro Kredit (IdScore) hingga November 2024, pertumbuhan fasilitas BNPL tercatat sebesar 24,53% secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan total nilai portofolio kredit mencapai Rp 35,14 triliun.

Direktur Utama IdScore, Tan Glant Saputrahadi menjelaskan, angka tersebut mengindikasikan bahwa perilaku konsumtif masyarakat masih tinggi. Pertumbuhan BNPL diproyeksikan akan mencapai 30% pada Desember 2025, sejalan dengan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan mencapai dua digit.

"Bank umum juga semakin agresif memasuki bisnis BNPL, dengan pertumbuhan year-on-year yang signifikan, mencapai 68,24%. Saat ini bisnis BNPL semakin diterima dan diintegrasikan ke dalam layanan perbankan konvensional” ujar Glant dalam acara Media Gathering, Kamis (16/1/2025).

Lebih jauh Glant mengungkapkan bahwa meskipun penetrasi BNPL masih terkonsentrasi di pulau Jawa, terutama wilayah Jabodetabek dengan share mencapai 31,71%, potensi pertumbuhan di wilayah lain masih sangat besar. Dari sisi pengguna, generasi muda (Gen Z dan Milenial) masih dominan sebagai debitur BNPL.

"Tujuan penggunaan fasilitas BNPL pun beragam, seperti belanja e-commerce sebanyak 33%, pembelian tiket (termasuk travel) 21,1% dan transaksi lainnya seperti pembayaran via QRIS yang tercatat sebanyak 41,9%," ungkap Glant.

Kabar baik lainnya adalah tren non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pada BNPL yang terus menunjukkan penurunan cukup signifikan. Dari titik tertinggi 6,66% di bulan September 2023, NPL BNPL pada November 2024 berada di angka 3,21%. Penurunan signifikan ini didorong oleh perbaikan kualitas portofolio kredit dan akuisisi kredit, terutama di sektor fintech dan dengan semakin banyaknya Bank Buku IV yang terjun ke industri ini.

 

Portofolio Kredit BNPL

Habis Pinjol, Muncul Paylater si Penjerat Utang Baru
Habis Pinjol, Muncul Paylater si Penjerat Utang Baru (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya

Beberapa faktor utama yang mempengaruhi portofolio kredit BNPL antara lain adalah BI Rate, inflasi, indeks konsumsi rumah tangga, dan NPL. “Dengan pengelolaan yang baik terhadap faktor-faktor tersebut, pertumbuhan industri BNPL diharapkan dapat terus berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional” pungkas Glant.

Informasi saja, PT PEFINDO Biro Kredit atau dikenal sebagai IdScore adalah Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan atau biro kredit yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). IdScore merupakan pelopor biro kredit di Indonesia yang penyelenggaraan kegiatan usahanya mengacu pada Peraturan OJK No. 5/POJK.03/2022 tentang LPIP dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 27/POJK.03/2022 tentang LPIP.

Produk IdScore digunakan oleh kalangan lembaga keuangan dan non-lembaga keuangan sebagai acuan dalam melakukan background checking dalam rangka analisa kelayakan pemberian kredit atau fasilitas lainnya, pemantauan profil risiko kredit debitur selama kredit berjalan, pencegahan fraud dan hal terkait lainnya termasuk perencanaan strategi bisnis ke depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya