Indeks Hang Seng Hong Kong Menguat, Nikkei Jepang Anjlok Terseret DeepSeek

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi setelah kehadiran AI China DeepSeek telah menekan wall street. Indeks Nasdaq di wall street merosot 3,07 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jan 2025, 18:26 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 18:26 WIB
Indeks Hang Seng Menguat, Nikkei Jepang Anjlok Terseret DeepSeek
Bursa saham Hong Kong naik pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025. Hal ini setelah wall street alami penurunan besar pada saham perusahaan teknologi. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Hong Kong naik pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025. Hal ini setelah wall street alami penurunan besar pada saham perusahaan teknologi. Di sisi lain, sejumlah bursa saham Asia Pasifik libur Tahun Baru Imlek.

Mengutip CNBC, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,14 persen menjadi 20.225,11. Pasar hanya diperdagangkan selama setengah hari seiring menyambut Tahun Baru Imlek.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 1,39 persen ke posisi 39.016,87. Indeks Topix mendatar di posisi 2.756,90. Ini adalah hari kedua indeks berada di wilayah negatif.

Saham terkait chip Jepang memperpanjang koreksi untuk hari kedua. Hal ini seiring tantangan perusahaan rintisan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) China DeepSeek terhadap kepemimpinan global Amerika Serikat (AS) dalam kecerdasan buatan mengancam perusahaan teknologi Asia yang merupakan bagian dari rantai AI Amerika Serikat (AS).

Saham Advantest anjlok 11,14 persen. Saham Tokyo Electron merosot 5,71 persen. Sedangkan saham Renesas Electronics terpangkas 3,56 persen. Di sisi lain, indeks acuan Nifty 50 India dan indeks BSE Sensex masing-masing naik 0,97 persen dan 1,07 persen dalam dua jam terakhir perdagangan.

Adapun Bank Sentral India pada Senin mengumumkan serangkaian rencana untuk menyuntikkan lebih dari USD 17 miliar ke dalam ekosistem keuangan melalui berbagai langkah termasuk pembelian obligasi dan pertukaran mata uang.

Adapun, indeks ASX 200 di Australia ditutup turun tipis 0,12 persen ke posisi 8.399,1 setelah kenaikan pada sesi sebelumnya. Pelemahan pada saham penambang emas, energi dan teknologi sebagian diimbangi oleh kenaikan pada saham penambang bijih besi dan keuangan.

Adapun bursa saham Taiwan, Korea Selatan dan China libur.

 

Indeks Nasdaq Anjlok

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas... Selengkapnya

Semalam di Amerika Serikat (AS), indeks S&P 500 dan Nasdaq anjlok karena kekhawatiran tentang pecahnya gelembung saham kecerdasan buatan. Hal ini karena munculnya perusahaan rintisan China DeepSeek yang mungkin telah membuat model AI yang kompetitif dengan biaya jauh lebih murah dari pada model Silicon Valley.

Indeks Nasdaq turun 3,07 persen ke level 19.341,83. Indeks S&P 500 merosot 1,46 persen ke posisi 6.012,28. Indeks Dow Jones naik 289,33 poin atau 0,65 persen dan ditutup ke level 44.713,58.

Di sisi lain, saham Apple, Johnson&Johnson dan Travelers membantu angkat indeks Dow Jones. Kapitalisasi pasar saham Nvidia hampir USD 600 miliar pada Senin, 27 Januari 2025, penurunan terbesar untuk perusahaan mana pun dalam satu hari dalam sejarah AS.

Gemparkan Sektor Teknologi AS

Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Chip Somodevilla/Pool Photo via AP)     ... Selengkapnya

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuturkan, kehadiran model mirip ChatGPT dari China merupakan “peringatan” bagi Silicon Valley. Hal ini setelah kekhawatiran pergolakan demam kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) asal China DeepSeek telah mengguncang wall street pada Senin, 27 Januari 2025.

Mengutip Channel News Asia, Selasa (28/1/2025), peluncuran model DeepSeek terbaru pekan lalu awalnya mendapat perhatian terbatas, dibayangi oleh pelantikan Donald Trump pada hari yang sama.

Namun, selama akhir pekan, chatbot dari perusahaan rintisan kecerdasan buatan China itu melonjak menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di aplikasi Apple Store milik Apple, menggantikan ChatGPT milik OpenAI.

Yang benar-benar mengguncang industri adalah klaim DeepSeek kalau mereka mengembangkan model terbarunya, R1 dengan biaya jauh lebih murah daripada biaya yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan besar untuk pengembangan AI, terutama pada chip dan perangkat lunak Nvidia yang mahal.

Pengembangan ini signifikan mengingat ledakan AI yang dipicu oleh peluncuran ChatGPT pada akhir 2022 telah mendorong Nvidia menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia.

Berita tersebut menggemparkan sektor teknologi AS, mengungkap kekhawatiran kritis: Haruskah raksasa teknologi terus menggelontorkan ratusan miliar dolar AS untuk investasi AI ketika perusahaan China tampaknya dapat menghasilkan model yang sebanding dengan harga yang sangat ekonomis?

 

Donald Trump: DeepSeek Jadi Peringatan bagi Silicon Valley

Donald Trump saat dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Pelantikan Trump berlangsung di Rotunda Gedung Capitol AS, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump saat dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Pelantikan Trump berlangsung di Rotunda Gedung Capitol AS, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Kevin Lamarque/Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Kemajuan DeepSeek yang tampak jelas merupakan olok-olok bagi Washington dan prioritasnya menggagalkan China dengan mempertahankan dominasi teknologi AS.

Pada Senin, 27 Januari 2025, Donald Trump bereaksi cepat. Ia menuturkan, peluncuran DeepSeek harus menjadi peringatan bagi industri AS dan perlu fokus pada persaingan untuk menang.

Ia menilai, hal itu bisa menjadi positif bagi raksasa teknologi AS. “Dari pada menghabiskan miliaran dan miliaran dolar AS, Anda akan menghabiskan lebih sedikit dan Anda akan menemukan solusi yang sama,” ia menambahkan.

Sementara itu, dalam sebuah unggahan di platform X dulu bernama Twitter, CEO OpenAI, Sam Altman menuturkan, sangat menyegarkan untuk memiliki pesaing baru.

Ia menuturkan, R1 DeepSeek sebagai model yang mengesankan terutama dalam hal apa yang dapat mereka berikan untuk harganya. Ia juga berjanji untuk mempercepat beberapa peluncuran OpenAI.

Pengembangan ini juga terjadi di tengah dorongan pemerintah AS untuk melarang TikTok milik China di AS atau memaksa penjualannya.

Infografis Prediksi Gebrakan Awal Presiden AS Donald Trump
Infografis Prediksi Gebrakan Awal Presiden AS Donald Trump. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya