Indeks Nikkei dan ASX 200 Menguat, Sejumlah Bursa Saham Asia Libur Imlek 2025

Sejumlah bursa saham libur Imleh 2025 di Asia Pasifik. Akan tetapi, indeks Nikkei dan ASX 200 menguat pada Rabu, 29 Januari 2025.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jan 2025, 09:57 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2025, 09:57 WIB
Indeks Nikkei dan ASX 200 Menguat, Sejumlah Bursa Saham Asia Libur Imlek 2025
Bursa saham Jepang dan Australia menguat pada perdagangan Rabu, (29/1/2025) didukung kebangkitan wall street. Sementara itu, beberapa bursa di Asia Pasifik libur Imlek 2025. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Jepang dan Australia menguat pada perdagangan Rabu, (29/1/2025) didukung kebangkitan wall street. Sementara itu, beberapa bursa di Asia Pasifik libur Imlek 2025.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 naik 0,41 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,42 persen setelah indeks ditutup lebih rendah pada sesi sebelumnya.

Risalah rapat Bank Sentral Jepang pada Desember yang dirilis Rabu menunjukkan anggota membahas suku bunga netral dan pelaksanaan kebijakan moneter.

Bank of Japan (BoJ) telah memperdebatkan seberapa jauh biaya pinjaman harus dinaikkan karena inflasi tetap di atas target 2 persen. Sementara itu, kenaikan upah meluas seiring kekurangan tenaga kerja.

Bank sentral Jepang telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 0,5 persen dalam rapatnya pekan lalu. Langkah tersebut membawa tingkat kebijakannya ke tingkat tertinggi sejak 2008.

Di sisi lain, indeks ASX 200 di Australia menguat 0,87 persen, juga berbalik arah setelah alami koreksi pada sesi sebelumnya.

Inflasi Australia naik 0,2 persen pada kuartal Desember dan 2,4 persen secara tahunan, di bawah 2,5 persen yang diperkirakan oleh ekonom yang disurvei oleh Reuters, data dari Biro Statistik Australia menunjukkan.

Sementara itu, di wall street, indeks utama pulih dari aksi jual yang dipicu oleh tantangan yang ditimbulkan oleh perusahaan rintisan kecerdasan buatan China DeepSeek terhadap ekosistem artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Amerika Serikat.

Indeks S&P 500 naik 0,92 persen menjadi 6.067,70, dipimpin oleh kenaikan saham teknologi. Indeks Nasdaq melambung 2,03 persen menjadi 19.773,59 menyusul penurunan 3,1 persen kemarin. Indeks Dow Jones meroket 136,77 poin atau 0,31 persen menjadi 44.850,35.

Selain itu, semua mata tertuju kepada Nvidia yang memperoleh momentum dengan naik 9 persen. Saham produsen chip tersebut merosot 17 persen atau hampir USD 600 miliar untuk kapitalisasi pasar pada sesi sebelumnya untuk mencatat penurunan nilai satu hari terbesar yang pernah ada bagi perusahaan AS.

Raksasa teknologi lainnya yakni Broadcom dan Oracle masing-masing naik 2,6 persen dan 3,6 persen menyusul koreksi tajam pada Senin pekan ini.

Indeks Hang Seng Hong Kong Menguat, Nikkei Jepang Anjlok Terseret DeepSeek

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, bursa saham Hong Kong naik pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025. Hal ini setelah wall street alami penurunan besar pada saham perusahaan teknologi. Di sisi lain, sejumlah bursa saham Asia Pasifik libur Tahun Baru Imlek.

Mengutip CNBC, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,14 persen menjadi 20.225,11. Pasar hanya diperdagangkan selama setengah hari seiring menyambut Tahun Baru Imlek.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 1,39 persen ke posisi 39.016,87. Indeks Topix mendatar di posisi 2.756,90. Ini adalah hari kedua indeks berada di wilayah negatif.

Saham terkait chip Jepang memperpanjang koreksi untuk hari kedua. Hal ini seiring tantangan perusahaan rintisan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) China DeepSeek terhadap kepemimpinan global Amerika Serikat (AS) dalam kecerdasan buatan mengancam perusahaan teknologi Asia yang merupakan bagian dari rantai AI Amerika Serikat (AS).

Saham Advantest anjlok 11,14 persen. Saham Tokyo Electron merosot 5,71 persen. Sedangkan saham Renesas Electronics terpangkas 3,56 persen. Di sisi lain, indeks acuan Nifty 50 India dan indeks BSE Sensex masing-masing naik 0,97 persen dan 1,07 persen dalam dua jam terakhir perdagangan.

Adapun Bank Sentral India pada Senin mengumumkan serangkaian rencana untuk menyuntikkan lebih dari USD 17 miliar ke dalam ekosistem keuangan melalui berbagai langkah termasuk pembelian obligasi dan pertukaran mata uang.

Adapun, indeks ASX 200 di Australia ditutup turun tipis 0,12 persen ke posisi 8.399,1 setelah kenaikan pada sesi sebelumnya. Pelemahan pada saham penambang emas, energi dan teknologi sebagian diimbangi oleh kenaikan pada saham penambang bijih besi dan keuangan.

Adapun bursa saham Taiwan, Korea Selatan dan China libur.

AI China DeepSeek Pukul Saham Teknologi, Indeks Nasdaq Turun 3 Persen

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)... Selengkapnya

Sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq turun tajam pada perdagangan Senin, 27 Januari 2025. Hal ini seiring kekhawatiran tentang gelembung saham kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang meletus. 

Kekhawatiran itu muncul seiring perusahaan rintisan China DeepSeek yang membuat model AI yang kompetitif dengan harga jauh lebih murah dari miliaran dolar AS yang dibelanjakan Silicon Valley.

Mengutip CNBC, Selasa (28/1/2025), indeks Nasdaq anjlok 3,07 persen ke posisi 19.341,83. Indeks S&P 500 merosot 1,46 persen menjadi 6.012,28. Indeks Dow Jones naik 289,33 poin atau 0,65 persen ke posisi 44.713,58. Saham Johnson&Johnson, Apple dan Travelers bantu angkat indeks Dow Jones.

Pada pekan lalu, DeepSeel merilis R1, model sumber terbuka yang dilaporkan mengungguli OpenAI dalam beberapa pengujian, dan telah naik ke peringkat teratas di toko aplikasi. DeepSeek mengatakan, versi awal model bahasa besarnya yang diluncurkan pada akhir Desember, habiskan biaya kurang dari USD 6 juta atau sekitar Rp 97,14 miliar untuk desain.

Sementara Wall Street mempertanyakan angka itu, klaim perusahaan rintisan itu tetap menimbulkan kekhawatiran kalau model AI besar dapat dibangun dengan investasi jauh lebih sedikit.

 

Saham Nvidia Tertekan

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)... Selengkapnya

Saham Nvidia merosot hampir 17 persen, asham Broadcom terpangkas 17,4 persen, dan saham AMD turun 6,4 persen. Saham Microsoft susut 2,1 persen, dan saham Palantir terpangkas 4,4 persen.

Saham derivatif dari pengembangan AI seperti penyedia daya juga merosot. Saham Constellation Energy turun hampir 21 persen, sedangkan saham Vista terpangkas 28 persen.

"Investor merasa valuasi agak berlebihan untuk teknologi secara umum dan semikonduktor secara khusus,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall.

Ia menambahkan, pasar akan hadapi volatilitas terutama saat berhadapan dengan pasar yang dinilai tinggi. Di sisi lain, rotasi ke area pasar yang lebih defensif membantu meredakan kerugian.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya