Liputan6.com, Jakarta Raksasa semikonduktor dan perangkat lunak yang berbasis di AS, Qualcomm melaporkan kinerja yang postif pada kuartal yang berakhir pada 29 Desember 2024.
Pendapatan Qualcomm pada kuartal tersebut tumbuh 18% dari USD 9,92 miliar (Rp 162,1 triliun) tahun lalu.
Baca Juga
Melansir CNBC International, Minggu (9/2/2025) Qualcomm mencatat pendapatan sebesar USD 11,67 miliar atau Rp 190,7 triliun. Capaian ini lebih tinggi dari perkiraan LSEG sebesar USD 10,93 miliar atau Rp 178,6 triliun.
Advertisement
Sementara itu, pendapatan per saham perusahaan mencapai USD 3,41.
Untuk kuartal Maret 2025, Qualcomm mengatakan pihaknya mengharapkan pendapatan antara USD 10,2 miliar (Rp 166,7 triliun) dan USD 11 miliar (Rp 179,8 triliun), yang pada titik tengahnya melampaui ekspektasi LSEG sebesar USD 10,34 miliar.
Adapun laba bersih Qualcomm yang juga meningkat 15% menjadi USD 3,18 miliar (Rp 51,9 triliun) atau USD 2,83 per saham, dari sebelumnya USD 2,77 miliar (Rp 45,2 triliun) atau USD 2,46 per saham.
Angka laba yang disesuaikan perusahaan tidak termasuk item-item seperti pendapatan yang diharapkan sebagai hasil dari penyelesaian sengketa, item-item terkait akuisisi, serta pengeluaran penelitian dan pengembangan.
Ketiga pasar akhir utama Qualcomm untuk chipnya tumbuh selama kuartal tersebut. Divisi QCT-nya, yang mencakup penjualan dari chip fisik, tumbuh 20% menjadi USD 10,1 miliar (Rp 165 triliun).
Pasar terpenting bagi Qualcomm adalah telepon genggam, yang tumbuh 13% secara tahunan menjadi USD 7,57 miliar (Rp 125,7 triliun) dalam penjualan.
Ada juga bisnis otomotif yang menjadi pasar Qualcomm yang tumbuh paling cepat, naik 61% menjadi USD 961 juta dalam penjualan, didukung oleh kontrak jangka panjang untuk suku cadang dan perangkat lunak perusahaan berubah menjadi pendapatan yang tercatat.
Qualcomm melihat permintaan besar dari pelanggan di China untuk smartphone "kelas premium", ungkap CEO Cristiano Amon.
Perusahaan tersebut juga diuntungkan oleh perangkat Galaxy terbaru Samsung yang menggunakan prosesor Qualcomm secara eksklusif. Qualcomm mengatakan bahwa mereka menargetkan pendapatan dari unit smartphonenya akan tumbuh 10% pada tahun 2025.
Pendapatan Amazon Bakal Lampaui Walmart untuk Pertama Kali
Amazon telah lama melampaui Walmart terkait kapitalisasi pasar. Namun, raksasa e-commerce ini akhirnya siap melampaui pesainya melalui metrik utama lainnya yakni pendapatan.
Mengutip CNBC, selama belasan tahun terakhir Walmart memegang keistimewaan sebagai penghasil pendapatan teratas setiap kuartal. Pada 2021, Walmart menyalip raksasa minyak Exxon Mobil, menurut analis riset senior LSEG Tajinder Dhillion.
Walmart tetap memimpin setelah harga minyak jatuh pada tahun-tahun berikutnya dari level tertinggi sebelumnya lebih dari USD 100 per barel.
Dalam rilis kinerja keuangannya setelah penutupan perdagangan Kamis, Amazon diharapkan melaporkan pendapatan sebesar USD 187 miliar, menurut analis yang disurvei oleh LSEG. Walmart melaporkan pada 20 Februari, dan diprediksi raup penjualan USD 180 miliar.
Advertisement
Ritel Terbesar Dunia
Walmart yang sering dijuluki ritel terbesar di dunia, mengacu pada pendapatannya, masih memimpin dalam hal penjualan tahunan. Walmart telah membukukan penjualan lebih dari USD 600 miliar dalam dua tahun terakhir. Angka itu akan mencapai USD 681 miliar untuk tahun fiskal terakhir.
Amazon sedang atasi ketertinggalannya. Berdasarkan estimasi kuartal keempat, pendapatan Amazon sepanjang 2024 akan mencapai USD 638 miliar, menandai pertama kali perusahaan itu melampaui tonggak sejarah USD 600 miliar.
Salah satu alasan utama Amazon melesat naik peringkat adalah bisnis cloud-nya, Amazon Web Services. Pendapatan di AWS telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2020 dan sekarang mencapai sekitar 17 persen dari total penjualan.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)